แชร์

Bab 204

ผู้เขียน: Elenor
Clara mengangguk, "Iya."

Doni tak bisa berkata-kata melihat mereka.

Dylan memang sengaja buat Doni menderita.

Sebenarnya, tak seorang pun di antara mereka yang peduli dengan sedikit uang itu.

Selama makan, mereka mulai bicara serius tentang kerja sama mereka.

Sementara Clara duduk di samping dan makan, dia hanya berbicara beberapa patah kata bila diperlukan.

Selain itu, dia tidak banyak bicara.

Doni cukup terkejut menyadari kata-kata Clara semuanya cukup konstruktif.

Dia tampaknya punya sedikit kemampuan.

Selama ini, dia juga mengira Clara sangat bergantung pada Dylan, dan dia bakal jadi pihak yang lebih rendah dan aktif.

Tetapi, cara mereka berinteraksi selama makan bersama ini malah terbalik.

Dia juga merasa itu mungkin merupakan rahasia gimana Clara buat Dylan begitu tergila-gila.

Lagipula, jika Clara tidak punya kemampuan apapun, gimana mungkin Dylan bisa begitu terobsesi?

Ketika mereka hampir selesai makan, Clara pergi ke toilet.

Saat keluar dari toilet, dia kebetulan bertemu Edwa
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 205

    Doni kembali beberapa saat setelah Clara kembali.Mereka selesai makan, lalu meninggalkan restoran.Doni kembali ke kantornya untuk menyiapkan materi, sementara Clara dan Dylan kembali ke Morti Group.Sekitar jam tiga sore, Dani tiba di Morti Group hampir bersamaan dengan Doni.Mereka pernah makan bersama sebelumnya saat uji coba mobil tanpa pengemudi di X-Tech.Saat mereka saling bertemu, Doni menyapanya dan berkata, "Pak Dani, apa Anda juga bekerja sama dengan Morti Group?""Iya. Berarti Pak Doni juga sedang bersiap tanda tangan kontrak?""Benar."Dani sebenarnya agak terkejut.Di pesta terakhir kali, Dylan menolak Doni tanpa ragu.Tidak disangka, pada akhirnya mereka tetap bekerja sama.Entah apa yang sudah terjadi…Pada saat itu, Clara dan Dylan masuk ke ruang tamu.Meskipun Dylan tidak suka Dani dan Doni.Tetapi jelas sikap Dani pada Clara jauh lebih baik daripada Doni.Jadi, ketika mendiskusikan berbagai hal, Dylan minta Clara untuk bicara dengan Dani.Masalah yang berhubungan de

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 206

    Tidak lama kemudian, Edward menerima panggilan dari rumah lelang.Setelah menerima berita itu, ekspresinya tetap tidak berubah dan dia berkata, "Oke, saya mengerti."Pihak rumah lelang bertanya, "Apa Anda mau kedua barang ini disimpan?"Edward berkata, "Nggak perlu."Orang itu pun tidak lagi mengganggunya dan segera menutup telepon.Vanessa yang sedang makan di sebelahnya, bertanya, "Apa ada masalah di perusahaan?"Edward memasukkan kembali ponselnya ke saku dan berkata, "Bukan, itu panggilan dari rumah lelang."Vanessa tersenyum dan hendak berbicara ketika Elsa menyela, "Apa itu rumah lelang?"Edward memegang pisau dan garpu, memotong sepotong daging, dan berkata, "Tempat di mana barang berharga dijual.""Jual barang berharga? Barang berharga apa? Apa itu menyenangkan?"Vanessa tersenyum. "Cukup menyenangkan. Apa Elsa belum pernah ke sana?"Elsa menggelengkan kepalanya. "Belum pernah."Dia bertanya lagi, "Apa ada banyak barang berharga di sana?"Edward menjawab, "Iya.""Kalau gitu, ak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 207

    Dia seharusnya tidak meragukan perasaan Edward terhadap Vanessa.Jadi, adegan itu kemungkinan besar hanya kesalahpahaman.…Pada hari Jumat pagi, Clara baru saja bangun ketika Nenek Hermosa menelepon dan memintanya untuk menemani melihat pameran lukisan Leo Listanto pada hari Minggu pagi.Nenek Hermosa adalah penggemar setia maestro pelukis Marola, Leo Listanto.Terakhir kali, Leo mengadakan pameran seni sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu.Ini adalah kesempatan langka, jadi Clara berkata, "Oke, Minggu ini aku temani nenek ke sana."Tepat setelah menutup telepon, Elsa meneleponnya.Ini adalah pertama kalinya Elsa meneleponnya setelah Senin lalu dia pergi menghadiri kegiatan orang tua-anak di sekolahnya.Clara tidak menjawab panggilan itu.Pada Sabtu sore, dia kembali ke Kediaman Keluarga Hermosa untuk makan malam.Pada Minggu paginya, dia pergi bersama Nenek Hermosa ke pameran seni.Ketika tiba di tempat tujuan dan baru saja turun dari mobil, dia melihat mobil Dylan masuk.Clara t

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 208

    Clara memegang erat tangan Nenek Hermosa.Nenek menepuk punggung tangannya dengan tenang dan berkata, "Nggak apa-apa."Mereka saja bisa menebak dia akan datang, gimana mungkin Nenek tidak bisa menebak mereka juga akan datang?Dylan berkata, "Nek, aku mau masuk cari Kakek Leo. Nenek dan Clara ikut denganku ya."Maksudnya adalah dia ingin memperkenalkannya pada Leo.Memberi nenek kesempatan untuk berbicara dengan idolanya.Nenek Hermosa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nenek sudah merasa terhormat bisa lihat berbagai lukisannya. Nenek nggak mau merepotkanmu."Nenek Hermosa sudah berkata demikian, jadi Dylan tidak memaksanya.Namun, dengan adanya Keluarga Gori dan Sanjaya di sana, dia sedikit khawatir terhadap mereka.Clara berkata, "Kamu pergi saja, jangan khawatir."Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya sangat menjaga harga dirinya, tidak mungkin mereka akan lakukan apa-apa pada mereka dalam kondisi seperti ini.Dylan pun pergi.Clara bertanya, “Lukisan mana yang mau Nenek lihat dulua

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 209

    Doni teringat apa yang baru saja dikatakan Ervan dan yang lainnya tentang Vanessa dan Edward yang juga akan datang ke sana.Dia berdiri dan berkata, "Oke, kalau kakekmu sudah selesai, kabari aku ya.""Oke."Doni dan Agra pun keluar.Begitu mereka keluar, Dani dan Gading tiba.Keluarga Gori dan Sanjaya segera mendekat untuk menyambut mereka.Dani pun berjabat tangan dengan Ervan.Sementara Gading melihat sekeliling, "Di mana Edward dan Vanessa? Mereka belum..."Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia melihat Clara."Astaga!"Dia benar-benar datang.Dani tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jadi dia mengikuti tatapan Gading dan melihat Clara di sana.Sorot matanya berubah.Saat itu, Dylan terlihat berjalan menuju Clara dan Nenek Hermosa.Dani berbalik dan berkata pada Gading dan Ervan, "Aku mau pergi ke sana dan menyapa mereka."Setelah mengatakan itu, dia pergi."Pak Dylan, Bu Clara."Dylan dan Clara mendengar suaranya dan berbalik.Dylan berkata, "Oh, Pak Dani."Mendengar nama orang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 210

    Melihat Dani malah pergi bicara dengan Clara, matanya terbelalak, dan dia pun bertanya pada Gading dengan penasaran, "Kenapa Kak Dani bicara dengannya?"Tanpa menunggu Gading bicara, dia segera berjalan ke arah sana.Rita menahannya dan berkata dengan tenang, "Mereka sedang diskusi bisnis.""Bicara bisnis?""Iya."Diana mengerutkan bibirnya dan mendengus, lalu menahan rasa cemburunya, tetapi matanya selalu tertuju pada Clara dan Dani.Clara mengenakan gaun panjang musim dingin hari itu. Meski dia tidak berdandan secara khusus, dia tetap sangat menarik perhatian. Dia dan Dani yang berdiri bersama ternyata terlihat sangat serasi.Ketika Diana melihat mereka, meskipun dia tahu tidak mungkin terjadi apa-apa di antara mereka, dia tetap merasa sedikit tidak nyaman.Dia lalu menarik lengan baju Gading, "Kak Gading, apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka bicaranya lama banget?"Diana hampir tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Dani.Gading dan Dani telah saling mengenal selama bertahun

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 211

    "Kak Dani."Melihat Dani kembali, Diana memanggilnya dengan suara lembut.Tapi Dani hanya mengangguk dengan dingin.Melihat Edward seperti cari seseorang, Rita berkata, "Vanessa baru saja dapat telepon, jadi dia pergi angkat."Edward berkata, "Oke, Tante."Begitu dia selesai berbicara, terjadi keramaian tak jauh dari sana.Ternyata yang muncul adalah Leo Listanto.Henry, Richard dan anggota Keluarga Listanto lainnya semuanya ada di sana.Ada begitu banyak tamu yang hadir, ketika suasana mulai tenang baru Leo mulai bicara, dia mengucapkan terima kasih pada semua orang atas kedatangannya.Clara dan Dylan berdiri relatif lebih jauh di belakang, tapi Henry masih bisa memperhatikan mereka.Dylan pun datang menyampaikan hadiah atas nama Keluarga Bramantyo. Richard sudah memberitahunya dan kakeknya.Tetapi dia tidak tahu kalau Clara juga datang.Melihat Clara, Henry mengangguk dan tersenyum padanya.Selama ini, Clara benar-benar tidak tahu hubungan antara Henry dan Leo Listanto.Melihat dia m

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 212

    Vanessa berkata dengan sopan, "Terima kasih atas pujiannya."Kakek Leo memandang ke arah Dani, Doni, Richard dan yang lainnya lalu berkata sambil tersenyum, "Kalian juga harus cepetan."Pada saat itu, Henry kebetulan membawa Clara, Dylan dan yang lainnya kemari.Dia berkata pada Kakek Leo, "Ayah, ini putra bungsu Keluarga Bramantyo. Perusahaannya Morti Group telah berkembang sangat baik akhir-akhir ini dan jadi salah satu yang dapat dukungan utama dari pemerintah dalam beberapa tahun ke depan."Dia kemudian memperkenalkan Clara, "Ini Clara, ini programer inti Morti Group. Dia adalah wanita berbakat yang langka di bidang sains dan teknologi. Keberhasilan Morti Group saat ini juga berhubungan erat dengannya."Generasi tua memang lebih peduli pada masa depan negara.Mendengar perkataan Henry, Kakek Leo tersenyum dan berkata dengan ramah, "Bagus, negara kita punya begitu banyak bakat luar biasa, kita pasti bakal jadi lebih baik di masa depan."Henry juga memperkenalkan Nenek Hermosa pada K

บทล่าสุด

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 278

    Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 277

    Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 276

    Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 275

    Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 274

    Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 273

    Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status