Tidak lama kemudian, Edward menerima panggilan dari rumah lelang.Setelah menerima berita itu, ekspresinya tetap tidak berubah dan dia berkata, "Oke, saya mengerti."Pihak rumah lelang bertanya, "Apa Anda mau kedua barang ini disimpan?"Edward berkata, "Nggak perlu."Orang itu pun tidak lagi mengganggunya dan segera menutup telepon.Vanessa yang sedang makan di sebelahnya, bertanya, "Apa ada masalah di perusahaan?"Edward memasukkan kembali ponselnya ke saku dan berkata, "Bukan, itu panggilan dari rumah lelang."Vanessa tersenyum dan hendak berbicara ketika Elsa menyela, "Apa itu rumah lelang?"Edward memegang pisau dan garpu, memotong sepotong daging, dan berkata, "Tempat di mana barang berharga dijual.""Jual barang berharga? Barang berharga apa? Apa itu menyenangkan?"Vanessa tersenyum. "Cukup menyenangkan. Apa Elsa belum pernah ke sana?"Elsa menggelengkan kepalanya. "Belum pernah."Dia bertanya lagi, "Apa ada banyak barang berharga di sana?"Edward menjawab, "Iya.""Kalau gitu, ak
Dia seharusnya tidak meragukan perasaan Edward terhadap Vanessa.Jadi, adegan itu kemungkinan besar hanya kesalahpahaman.…Pada hari Jumat pagi, Clara baru saja bangun ketika Nenek Hermosa menelepon dan memintanya untuk menemani melihat pameran lukisan Leo Listanto pada hari Minggu pagi.Nenek Hermosa adalah penggemar setia maestro pelukis Marola, Leo Listanto.Terakhir kali, Leo mengadakan pameran seni sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu.Ini adalah kesempatan langka, jadi Clara berkata, "Oke, Minggu ini aku temani nenek ke sana."Tepat setelah menutup telepon, Elsa meneleponnya.Ini adalah pertama kalinya Elsa meneleponnya setelah Senin lalu dia pergi menghadiri kegiatan orang tua-anak di sekolahnya.Clara tidak menjawab panggilan itu.Pada Sabtu sore, dia kembali ke Kediaman Keluarga Hermosa untuk makan malam.Pada Minggu paginya, dia pergi bersama Nenek Hermosa ke pameran seni.Ketika tiba di tempat tujuan dan baru saja turun dari mobil, dia melihat mobil Dylan masuk.Clara t
Clara memegang erat tangan Nenek Hermosa.Nenek menepuk punggung tangannya dengan tenang dan berkata, "Nggak apa-apa."Mereka saja bisa menebak dia akan datang, gimana mungkin Nenek tidak bisa menebak mereka juga akan datang?Dylan berkata, "Nek, aku mau masuk cari Kakek Leo. Nenek dan Clara ikut denganku ya."Maksudnya adalah dia ingin memperkenalkannya pada Leo.Memberi nenek kesempatan untuk berbicara dengan idolanya.Nenek Hermosa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nenek sudah merasa terhormat bisa lihat berbagai lukisannya. Nenek nggak mau merepotkanmu."Nenek Hermosa sudah berkata demikian, jadi Dylan tidak memaksanya.Namun, dengan adanya Keluarga Gori dan Sanjaya di sana, dia sedikit khawatir terhadap mereka.Clara berkata, "Kamu pergi saja, jangan khawatir."Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya sangat menjaga harga dirinya, tidak mungkin mereka akan lakukan apa-apa pada mereka dalam kondisi seperti ini.Dylan pun pergi.Clara bertanya, “Lukisan mana yang mau Nenek lihat dulua
Doni teringat apa yang baru saja dikatakan Ervan dan yang lainnya tentang Vanessa dan Edward yang juga akan datang ke sana.Dia berdiri dan berkata, "Oke, kalau kakekmu sudah selesai, kabari aku ya.""Oke."Doni dan Agra pun keluar.Begitu mereka keluar, Dani dan Gading tiba.Keluarga Gori dan Sanjaya segera mendekat untuk menyambut mereka.Dani pun berjabat tangan dengan Ervan.Sementara Gading melihat sekeliling, "Di mana Edward dan Vanessa? Mereka belum..."Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia melihat Clara."Astaga!"Dia benar-benar datang.Dani tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jadi dia mengikuti tatapan Gading dan melihat Clara di sana.Sorot matanya berubah.Saat itu, Dylan terlihat berjalan menuju Clara dan Nenek Hermosa.Dani berbalik dan berkata pada Gading dan Ervan, "Aku mau pergi ke sana dan menyapa mereka."Setelah mengatakan itu, dia pergi."Pak Dylan, Bu Clara."Dylan dan Clara mendengar suaranya dan berbalik.Dylan berkata, "Oh, Pak Dani."Mendengar nama orang
Melihat Dani malah pergi bicara dengan Clara, matanya terbelalak, dan dia pun bertanya pada Gading dengan penasaran, "Kenapa Kak Dani bicara dengannya?"Tanpa menunggu Gading bicara, dia segera berjalan ke arah sana.Rita menahannya dan berkata dengan tenang, "Mereka sedang diskusi bisnis.""Bicara bisnis?""Iya."Diana mengerutkan bibirnya dan mendengus, lalu menahan rasa cemburunya, tetapi matanya selalu tertuju pada Clara dan Dani.Clara mengenakan gaun panjang musim dingin hari itu. Meski dia tidak berdandan secara khusus, dia tetap sangat menarik perhatian. Dia dan Dani yang berdiri bersama ternyata terlihat sangat serasi.Ketika Diana melihat mereka, meskipun dia tahu tidak mungkin terjadi apa-apa di antara mereka, dia tetap merasa sedikit tidak nyaman.Dia lalu menarik lengan baju Gading, "Kak Gading, apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka bicaranya lama banget?"Diana hampir tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Dani.Gading dan Dani telah saling mengenal selama bertahun
"Kak Dani."Melihat Dani kembali, Diana memanggilnya dengan suara lembut.Tapi Dani hanya mengangguk dengan dingin.Melihat Edward seperti cari seseorang, Rita berkata, "Vanessa baru saja dapat telepon, jadi dia pergi angkat."Edward berkata, "Oke, Tante."Begitu dia selesai berbicara, terjadi keramaian tak jauh dari sana.Ternyata yang muncul adalah Leo Listanto.Henry, Richard dan anggota Keluarga Listanto lainnya semuanya ada di sana.Ada begitu banyak tamu yang hadir, ketika suasana mulai tenang baru Leo mulai bicara, dia mengucapkan terima kasih pada semua orang atas kedatangannya.Clara dan Dylan berdiri relatif lebih jauh di belakang, tapi Henry masih bisa memperhatikan mereka.Dylan pun datang menyampaikan hadiah atas nama Keluarga Bramantyo. Richard sudah memberitahunya dan kakeknya.Tetapi dia tidak tahu kalau Clara juga datang.Melihat Clara, Henry mengangguk dan tersenyum padanya.Selama ini, Clara benar-benar tidak tahu hubungan antara Henry dan Leo Listanto.Melihat dia m
Vanessa berkata dengan sopan, "Terima kasih atas pujiannya."Kakek Leo memandang ke arah Dani, Doni, Richard dan yang lainnya lalu berkata sambil tersenyum, "Kalian juga harus cepetan."Pada saat itu, Henry kebetulan membawa Clara, Dylan dan yang lainnya kemari.Dia berkata pada Kakek Leo, "Ayah, ini putra bungsu Keluarga Bramantyo. Perusahaannya Morti Group telah berkembang sangat baik akhir-akhir ini dan jadi salah satu yang dapat dukungan utama dari pemerintah dalam beberapa tahun ke depan."Dia kemudian memperkenalkan Clara, "Ini Clara, ini programer inti Morti Group. Dia adalah wanita berbakat yang langka di bidang sains dan teknologi. Keberhasilan Morti Group saat ini juga berhubungan erat dengannya."Generasi tua memang lebih peduli pada masa depan negara.Mendengar perkataan Henry, Kakek Leo tersenyum dan berkata dengan ramah, "Bagus, negara kita punya begitu banyak bakat luar biasa, kita pasti bakal jadi lebih baik di masa depan."Henry juga memperkenalkan Nenek Hermosa pada K
Setelah beberapa saat, Kakek Leo menyapa semua orang dan kemudian memasuki ruangan pribadi.Sementara Clara, Dylan, Edward, Dani, Keluarga Gori, Keluarga Sanjaya dan yang lainnya semuanya masuk bersama.Ada cukup banyak orang yang masuk, dan Keluarga Gori dan Sanjaya juga tidak tampak canggung di dalam.Semua orang duduk di halaman dan aula panjang, sementara para pelayan membawakan teh dan makanan ringan.Saat ini, Kakek Leo dan Nenek Hermosa sedang mengobrol dengan sangat menyenangkan.Selain Nenek Hermosa, Kakek Leo punya dua orang teman baik lainnya yang juga telah meraih prestasi tertentu dalam seni lukis Marola.Saat mereka sedang mengobrol, Kakek Leo dan kedua temannya memutuskan untuk melukis spontan di tempat dan undang Nenek Hermosa untuk bergabung dengan mereka.Kemudian Kakek Leo berkata pada Richard, "Richard, tolong ambilkan Kakek kuas, tinta, kertas, dan batu tulis dari ruang belajar."Richard berkata, "Baik, Kek."Setelah menyelesaikan lukisannya, Kakek Leo juga memuji
Doni memberi tahu Richard apa yang terjadi hari itu.Richard menjawab, [Ayah dan kakekku punya kesan yang baik pada Clara dan neneknya. Mungkin ada hubungannya dengan itu.]Doni merasa kepedulian Henry terhadap Clara cukup istimewa.Sekalipun Henry punya kesan yang sangat baik terhadap Clara, tetapi bukankah itu agak berlebihan, apalagi mereka baru bertemu sekali?Tetapi karena Richard sudah berkata seperti itu, Doni tidak melanjutkannya lebih jauh.Ramalan cuaca menyebutkan sore itu kemungkinan akan hujan atau bahkan turun salju.Sebelum menghabiskan makanannya, Clara menyadari di luar sedang hujan.Setelah makan, Henry dan para pejabat lainnya mengadakan diskusi lebih mendalam dengan Clara dan perwakilan perusahaan lainnya tentang situasi produksi dan operasional masing-masing perusahaan tahun lalu dan rencana pengembangan untuk tahun ini.Setelah Henry dan para pejabat lainnya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada berbagai perusahaan atas kontribusi mereka terhadap pembangunan
Pejabat pemerintah mengatur makan siang bersama untuk Clara dan perwakilan perusahaan lainnya.Setelah pertemuan, Clara mengemasi barang-barangnya dan pergi.Edward melihat punggungnya dan mengikutinya.Keluarga Wijaya dan Keluarga Listanto memiliki hubungan dekat, Doni dan Henry juga cukup akrab satu sama lain. Setelah meninggalkan ruang rapat, Doni berinisiatif untuk menyapa Henry.Clara mengabaikan Doni yang berada di samping Henry dan menghampiri Henry, "Pak Henry."Henry tersenyum dan berkata dengan suara lembut, "Kamu nggak perlu bersikap kaku, panggil saja Om Henry."Clara mengikutinya, "Om Henry."Doni terdiam saat mendengarnya.Jika dia tidak salah ingat, pameran lukisan Kakek Leo seharusnya adalah kali pertama Clara dan Henry bertemu.Meskipun Henry cukup sopan pada Clara karena Dylan, mereka belum bisa dianggap akrab satu sama lain.Namun kini, Henry bukan hanya sekedar mengenal Clara, namun sudah memperlakukannya dengan sangat lembut, seakan-akan Clara juga sama seperti dir
Setelah bekerja, ketika Clara dan Dylan tiba di rumah Prof Nian, dia sedang berbicara di telepon sambil mengernyitkan kening.Melihat kedatangan mereka, dia menutup telepon, duduk dan berkata, "Setelah baca isi penelitianmu kali ini, mereka ingin bertemu denganmu. Aku akan perkenalkan kalian nanti kalau ada kesempatan."Clara mengangguk patuh, "Iya, Prof."Penelitiannya kali ini dipastikan menjadi proyek nasional. Prof Nian berbicara kepadanya tentang hal-hal terkait.Setelah itu, Clara dan Dylan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Prof Nian dan mereka pergi saat larut malam.Keesokan paginya, ketika dia sampai di kantor, Clara sedang melihat-lihat resume yang telah disaring oleh HRD perusahaan dan dikirim ke departemen teknis.Setelah memeriksanya sejenak, dia tiba-tiba terdiam.Dylan yang berada tepat di sampingnya dan melihat Clara tampak aneh, dia lalu bertanya, "Ada apa?""Resumenya Vanessa."Dylan mengangkat alisnya dan tersenyum, "Dia benaran kirimkan resumenya? Dia sungguh gi
Di tengah-tengah makan, Gading tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata kepada Vanessa, "Ngomong-ngomong, Morti Group sedang membuka perekrutan sekarang. Apa kamu berencana mencoba lagi?"Vanessa berada di luar negeri beberapa hari yang lalu.Tetapi, dia sudah tahu tentang pembukaan perekrutan Morti Group.Sejujurnya, dia cukup tertarik.Bagaimanapun juga, kemampuan Morti Group sungguh menakjubkan.Bergabung dengan Morti Group akan lebih bermanfaat bagi perkembangannya.Namun…Mengetahui dia khawatir Clara akan menjegalnya, Gading tersenyum dan berkata, "Aku bertemu seorang teman kemarin. Dia bilang selain rekrut tenaga teknis, Dylan juga berusaha menghubungi beberapa talenta dalam manajemen. Dilihat dari situasi perekrutan saat ini, tampaknya Dylan belum memberikan posisi manajemen apa pun untuknya."Tentu saja, "nya" di sini mengacu pada Clara.Ekspansi dan reorganisasi internal Morti Group sebenarnya merupakan saat yang tepat untuk mengatur ulang posisi Clara.Dylan tidak memberikan p
Tidak lama setelah Elsa menelepon Clara, mobil yang dikirim Edward untuk menjemput Elsa tiba.Pada akhirnya, Elsa masuk ke mobil dan pergi tanpa menunggu Clara kembali.Sesampainya di ruangan makan, Elsa langsung memeluk Edward dan Vanessa, "Ayah, Tante!"Edward tersenyum lebar dan mengusap kepalanya, sementara Vanessa membantunya melepaskan tas sekolahnya.Di dalam ruangan itu, ada Dani, Gading dan Diana.Melihat betapa Elsa merindukan Edward dan Vanessa, Gading tersenyum dan berkata, "Edward, sudah kubilang, kamu harusnya bawa Elsa saat pergi ke luar negeri. Lihat, baru beberapa hari, dia sudah sangat merindukanmu. Kalau kamu pulang beberapa hari lagi, Elsa mungkin akan nangis."Gading berkata demikian seolah-olah Elsa tinggal bersama Clara adalah sebuah kesalahan.Dani berpikir sejenak, dan sebelum Edward dan yang lainnya bisa mengatakan apa pun, dia mengganti topik pembicaraan dan bertanya, "Elsa main ke mana saja akhir-akhir ini?"Elsa duduk dan berkata, "Iya, Mama mengajakku meno
Setelah sibuk selama lebih dari sehari semalam, Clara mencatatkan hasil idenya dan mengirimkannya kepada Dylan sebelum turun untuk sarapan.Setelah membaca informasi yang dikirimnya, tangan Dylan gemetar karena kegembiraan, "Ini bagus sekali. Hebat, hebat sekali!"Clara mengusap alisnya yang sakit dan berkata, "Aku mau tidur dulu, nanti kita bicara lagi.""Oke."Clara tidur sampai sekitar jam lima sore.Ketika bangun, dia melihat Elsa sedang bermain sudoku di karpet kamar.Melihatnya bangun, Elsa berdiri dan bertanya, "Mama sudah bangun?"Clara berkata, "Iya.""Apa Mama haus? Mau minum air?"Clara berpikir sejenak, "Terima kasih."Setelah Elsa menuangkan segelas air untuknya, dia kembali memainkan permainannya sendiri.Clara memandangi tubuh mungilnya dan tahu selama dua hari terakhir dia sangat sibuk dengan pekerjaan dan agak mengabaikannya.Tetapi hari itu adalah hari terakhir liburan.Dia akan kembali ke Morti Group untuk bekerja besok, jadi waktu untuk menemaninya semakin sedikit.
Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak
Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo
Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya