Share

Bab 208

Author: Elenor
Clara memegang erat tangan Nenek Hermosa.

Nenek menepuk punggung tangannya dengan tenang dan berkata, "Nggak apa-apa."

Mereka saja bisa menebak dia akan datang, gimana mungkin Nenek tidak bisa menebak mereka juga akan datang?

Dylan berkata, "Nek, aku mau masuk cari Kakek Leo. Nenek dan Clara ikut denganku ya."

Maksudnya adalah dia ingin memperkenalkannya pada Leo.

Memberi nenek kesempatan untuk berbicara dengan idolanya.

Nenek Hermosa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nenek sudah merasa terhormat bisa lihat berbagai lukisannya. Nenek nggak mau merepotkanmu."

Nenek Hermosa sudah berkata demikian, jadi Dylan tidak memaksanya.

Namun, dengan adanya Keluarga Gori dan Sanjaya di sana, dia sedikit khawatir terhadap mereka.

Clara berkata, "Kamu pergi saja, jangan khawatir."

Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya sangat menjaga harga dirinya, tidak mungkin mereka akan lakukan apa-apa pada mereka dalam kondisi seperti ini.

Dylan pun pergi.

Clara bertanya, “Lukisan mana yang mau Nenek lihat dulua
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 209

    Doni teringat apa yang baru saja dikatakan Ervan dan yang lainnya tentang Vanessa dan Edward yang juga akan datang ke sana.Dia berdiri dan berkata, "Oke, kalau kakekmu sudah selesai, kabari aku ya.""Oke."Doni dan Agra pun keluar.Begitu mereka keluar, Dani dan Gading tiba.Keluarga Gori dan Sanjaya segera mendekat untuk menyambut mereka.Dani pun berjabat tangan dengan Ervan.Sementara Gading melihat sekeliling, "Di mana Edward dan Vanessa? Mereka belum..."Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia melihat Clara."Astaga!"Dia benar-benar datang.Dani tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jadi dia mengikuti tatapan Gading dan melihat Clara di sana.Sorot matanya berubah.Saat itu, Dylan terlihat berjalan menuju Clara dan Nenek Hermosa.Dani berbalik dan berkata pada Gading dan Ervan, "Aku mau pergi ke sana dan menyapa mereka."Setelah mengatakan itu, dia pergi."Pak Dylan, Bu Clara."Dylan dan Clara mendengar suaranya dan berbalik.Dylan berkata, "Oh, Pak Dani."Mendengar nama orang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 210

    Melihat Dani malah pergi bicara dengan Clara, matanya terbelalak, dan dia pun bertanya pada Gading dengan penasaran, "Kenapa Kak Dani bicara dengannya?"Tanpa menunggu Gading bicara, dia segera berjalan ke arah sana.Rita menahannya dan berkata dengan tenang, "Mereka sedang diskusi bisnis.""Bicara bisnis?""Iya."Diana mengerutkan bibirnya dan mendengus, lalu menahan rasa cemburunya, tetapi matanya selalu tertuju pada Clara dan Dani.Clara mengenakan gaun panjang musim dingin hari itu. Meski dia tidak berdandan secara khusus, dia tetap sangat menarik perhatian. Dia dan Dani yang berdiri bersama ternyata terlihat sangat serasi.Ketika Diana melihat mereka, meskipun dia tahu tidak mungkin terjadi apa-apa di antara mereka, dia tetap merasa sedikit tidak nyaman.Dia lalu menarik lengan baju Gading, "Kak Gading, apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka bicaranya lama banget?"Diana hampir tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Dani.Gading dan Dani telah saling mengenal selama bertahun

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 211

    "Kak Dani."Melihat Dani kembali, Diana memanggilnya dengan suara lembut.Tapi Dani hanya mengangguk dengan dingin.Melihat Edward seperti cari seseorang, Rita berkata, "Vanessa baru saja dapat telepon, jadi dia pergi angkat."Edward berkata, "Oke, Tante."Begitu dia selesai berbicara, terjadi keramaian tak jauh dari sana.Ternyata yang muncul adalah Leo Listanto.Henry, Richard dan anggota Keluarga Listanto lainnya semuanya ada di sana.Ada begitu banyak tamu yang hadir, ketika suasana mulai tenang baru Leo mulai bicara, dia mengucapkan terima kasih pada semua orang atas kedatangannya.Clara dan Dylan berdiri relatif lebih jauh di belakang, tapi Henry masih bisa memperhatikan mereka.Dylan pun datang menyampaikan hadiah atas nama Keluarga Bramantyo. Richard sudah memberitahunya dan kakeknya.Tetapi dia tidak tahu kalau Clara juga datang.Melihat Clara, Henry mengangguk dan tersenyum padanya.Selama ini, Clara benar-benar tidak tahu hubungan antara Henry dan Leo Listanto.Melihat dia m

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 212

    Vanessa berkata dengan sopan, "Terima kasih atas pujiannya."Kakek Leo memandang ke arah Dani, Doni, Richard dan yang lainnya lalu berkata sambil tersenyum, "Kalian juga harus cepetan."Pada saat itu, Henry kebetulan membawa Clara, Dylan dan yang lainnya kemari.Dia berkata pada Kakek Leo, "Ayah, ini putra bungsu Keluarga Bramantyo. Perusahaannya Morti Group telah berkembang sangat baik akhir-akhir ini dan jadi salah satu yang dapat dukungan utama dari pemerintah dalam beberapa tahun ke depan."Dia kemudian memperkenalkan Clara, "Ini Clara, ini programer inti Morti Group. Dia adalah wanita berbakat yang langka di bidang sains dan teknologi. Keberhasilan Morti Group saat ini juga berhubungan erat dengannya."Generasi tua memang lebih peduli pada masa depan negara.Mendengar perkataan Henry, Kakek Leo tersenyum dan berkata dengan ramah, "Bagus, negara kita punya begitu banyak bakat luar biasa, kita pasti bakal jadi lebih baik di masa depan."Henry juga memperkenalkan Nenek Hermosa pada K

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 213

    Setelah beberapa saat, Kakek Leo menyapa semua orang dan kemudian memasuki ruangan pribadi.Sementara Clara, Dylan, Edward, Dani, Keluarga Gori, Keluarga Sanjaya dan yang lainnya semuanya masuk bersama.Ada cukup banyak orang yang masuk, dan Keluarga Gori dan Sanjaya juga tidak tampak canggung di dalam.Semua orang duduk di halaman dan aula panjang, sementara para pelayan membawakan teh dan makanan ringan.Saat ini, Kakek Leo dan Nenek Hermosa sedang mengobrol dengan sangat menyenangkan.Selain Nenek Hermosa, Kakek Leo punya dua orang teman baik lainnya yang juga telah meraih prestasi tertentu dalam seni lukis Marola.Saat mereka sedang mengobrol, Kakek Leo dan kedua temannya memutuskan untuk melukis spontan di tempat dan undang Nenek Hermosa untuk bergabung dengan mereka.Kemudian Kakek Leo berkata pada Richard, "Richard, tolong ambilkan Kakek kuas, tinta, kertas, dan batu tulis dari ruang belajar."Richard berkata, "Baik, Kek."Setelah menyelesaikan lukisannya, Kakek Leo juga memuji

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 214

    Edward meletakkan cangkir di tangannya dan berkata dengan sopan, "Suatu kehormatan bagi saya bisa main catur dengan Kakek Sony."Edward berjalan mendekat, duduk berhadapan dengan Kakek Sony, dan berkata, "Kalau gitu, mohon bimbingannya."Vanessa, Dani dan lainnya pun datang untuk menonton pertandingan.Sementara Clara dan Dylan juga mendekat.Akan tetapi, mereka berdiri di belakang Kakek Sony.Vanessa, Dani dan yang lainnya semuanya tahu cara main catur.Melihat Clara datang dan melihat dengan serius, tampaknya dia mampu main catur. Jadi Dani berjalan ke arah mereka.Dia bertanya pada Clara, "Kamu bisa main catur?"Clara berkata, "Aku mengerti sedikit."Dylan tergelitik dengan jawaban Clara.Dia bukan hanya mengerti sedikit, tetapi mengerti ‘amat sangat banyak’.Namun, dia tidak mengatakan apa-apa.Mungkin karena mereka tidak berhubungan baik.Pada awalnya, langkah catur Kakek Sony dan Edward tidak tampak jelas.Namun lambat laun, setelah tahu karakter masing-masing, Kakek Sony cenderu

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 215

    Clara sedang meninjau permainan catur mereka, dan ketika dia mendengar ajakan itu, hatinya tergerak.Pada saat itu, dia mendengar Vanessa berkata, "Kakek Sony, setelah lihat permainan Anda, saya pengen coba, tapi kemampuan saya terbatas. Takutnya saya nggak bisa kalahkan Edward...""Nggak apa-apa. Aku cuma bercanda tadi," kata Kakek Sony sambil tersenyum, "Karena kamu tertarik, ayo maju."Tepat saat Vanessa hendak menjawab, seseorang tertawa dan berkata, "Kalau Vanessa yang main, bakal sulit tentukan dia bakal menang atau kalah, haha.""Benar, walau Pak Edward pandai main catur, kalau dia benar-benar kalahkan Vanessa dalam permainan, takutnya dia harus berlutut saat pulang nanti, benar kan?"Begitu suara orang itu terdengar, banyak orang di sekitar tertawa terbahak-bahak.Kakek Sony tidak tahu bahwa Vanessa dan Edward pacaran.Setelah mendengar hal itu, melihat Vanessa dengan penampilan yang luar biasa, murah hati dan percaya diri, tampaknya dia memang cocok untuk Edward.Dia tersenyum

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 269

    Ketika Sinta dan yang lainnya sampai di rumah, mereka tidak melihat Clara dan mengira dia pergi ke bandara bersama Edward untuk menjemput Elsa.Sekarang Edward dan Elsa sudah sampai di rumah, tetapi mereka tidak melihat Clara, mereka berdua merasa sangat aneh.Namun, mereka tidak peduli dengannya dan terlalu malas untuk bertanya.Edward berkata, "Dia ada urusan yang harus dilakukan."Dustin tidak curiga dan terus menggoda Elsa.Nenek Anggasta tahu apa yang sedang terjadi, namun dia tidak mengatakan apa pun.Setelah makan malam, Elsa bermain sendiri sebentar, tetapi merasa bosan, jadi dia menelepon Clara.Bahkan saat berlibur, Clara tidak berniat membiarkan dirinya bermalas-malasan.Ketika Elsa menelepon, Clara sedang mempelajari informasi yang diberikan oleh Prof Nian.Melihat panggilannya, dan berpikir bahwa mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu, Clara mengangkat telepon dengan santai, "Halo."Clara tidak menjawab teleponnya untuk waktu yang lama.Elsa awalnya tidak punya harapan.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 268

    "Ayah, Tante Vanessa."Setelah keluar dari bandara, Elsa melihat Edward dan Vanessa. Dia melepaskan tangan Bibi Sari, berlari ke arah mereka dengan antusias, dan melemparkan dirinya ke pelukan mereka.Setelah masuk ke dalam mobil, Elsa mengobrak-abrik tas sekolah kecilnya dan menyerahkan gawai kecil menarik yang dibelinya saat jalan-jalan kepada Vanessa dan Edward."Ayah, Tante, aku membelikan kalian hadiah."Vanessa mengambilnya, mengusap rambutnya dengan lembut, dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Elsa."Nenek telah keluar dari rumah sakit hari itu, jadi Edward serta Elsa akan kembali ke rumah Keluarga Anggasta untuk makan malam.Setelah meninggalkan bandara dan mengantar Vanessa pulang, Edward meminta sopir untuk berbalik dan kembali ke rumah Keluarga Anggasta.Dalam perjalanan ke sana, Edward sempat menangani urusan kantor.Elsa tidak mengganggunya dan hanya bermain sendiri.Setelah sampai dan keluar dari mobil, Elsa berlari masuk ke rumah itu dengan tas sekolah kecil di p

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 267

    Dylan telah sampai ke rumah Keluarga Hermosa, dia sendiri yang mengantarkan kembang api itu ke sana.Adapun Dani, untuk menghindari masalah yang tidak perlu, Clara memberinya alamat di dekat rumah Keluarga Hermosa.Sekitar jam dua siang, Clara berangkat menuju tempat janji temu mereka.Dani mengatakan di telepon bahwa dia akan menyuruh seseorang mengirimkan kembang api itu kepadanya.Faktanya, setelah memarkir mobil, Clara melihat Dani sendiri yang datang.Dani berkata, "Kamu sudah sampai?""Iya.""Coba buka bagasinya."Setelah Clara membuka bagasi, Dani memindahkan kembang api dan beberapa hadiah Tahun Baru ke dalam bagasinya.Clara melihat hadiah Tahun Baru itu dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Nggak perlu hadiah Tahun Baru...""Tania memintaku membawakannya padamu."Clara hanya bisa terdiam.Clara lalu meletakkan makrame yang dia buat sendiri dan beberapa hadiah Tahun Baru yang dibelinya setelah makan siang ke dalam mobil Dani, "Aku membeli ini untuk Tania."Dani tersenyum

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status