共有

Bab 21

作者: Elenor
Jarum jam hampir menyentuh angka satu dini hari saat Edward tiba di rumah selepas merayakan kemenangan Vanessa bersama yang lainnya.

“Selarut ini baru pulang, Pak Edward?” ucap pelayan saat melihat kedatangan Edward yang tengah menggendong Elsa.

Edward hanya menjawabnya dengan bergumam.

Kemudian dia melangkah ke kamar putrinya dan membaringkannya di atas tempat tidur.

Selesai mengurus putrinya, dia beranjak ke kamarnya. Sesampainya di kamar, dia nyalakan lampu dan menyadari tak ada Clara di sana. “Malam ini dia nggak pulang?” tanyanya pada pelayan.

“Bu Clara? Tidak, Pak.”

Edward terdiam, tampak keterkejutan melintas di wajahnya.

Belakangan ini, Clara jarang sekali pulang ke rumah

Begitu sering menginap di luar, ini jarang terjadi sebelumnya.

Apa sesuatu terjadi pada Keluarga Hermosa?

Keesokan paginya.

Bermain bersama Vanessa beberapa hari ini membuat Elsa gembira.

Saat terbangun di pagi hari, kepuasan yang membalut senyum manis terpancar di wajahnya. Dalam suasana hati yang seperti itu
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (6)
goodnovel comment avatar
Norma Bunoch
sangat menarik
goodnovel comment avatar
maudella mauriza
damn ceritanya bertele-tele kali, coba fokus ke karakter utamanya aja thor jgn melenceng kemana-mana, kalau saya baca disetiap bab hal yg ga perlu pun kamu tulis author. kalau sampai akhir begini trus pembaca pun jadi bosan. padahal pas baca sinopsisnya udah oke menurutku, tapi malah bertele-tele.
goodnovel comment avatar
Hartati Wiji Wahyuni
sangat menarik
すべてのコメントを表示

関連チャプター

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 22

    Pagi itu, rapat penting telah dijadwalkan.Edward juga akan hadir dalam rapat itu.Sesampainya di ruang rapat, Clara dan yang lainnya pun duduk menunggu kedatangan Edward. Sepuluh menit kemudian, barulah Edward muncul menampakkan batang hidungnya.Hilda menarik napas panjang saat kemunculan Edward di ruangan. Kedua matanya berbinar, tak mampu mengalihkan pandangan dari sosok pria itu.Tak lama kemudian, rapat pun dimulai, barulah Hilda tersadar dari lamunannya. Dia menarik lengan baju Clara, lalu berkata, “Pak Edward ganteng banget!”Clara hanya melirik sekilas saat Edward masuk ke dalam ruangan.Mendengar ucapan Hilda, Clara hanya bergumam tanpa menengadahkan kepalanya.Hilda tentu sangat terkejut ketika melihat Clara tidak tertarik pada Edward. Namun, dia langsung teringat kalau Clara sudah menikah dan punya anak. Dia pun merasa wajar.Selama rapat berlangsung, jantungnya berdebar kencang. Pandangannya terus melayang ke arah Edward. Dia sama sekali tidak memperhatikan isi rapat.Seme

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 23

    Tepat pada saat ini, Farel kebetulan berada di ruang pantry kantor. Mendengar percakapan yang terjadi, dia tertegun sejenak.Selama ini, baik dia maupun Rio merasa kalau Clara tidak akan pernah rela meninggalkan perusahaan.Mereka juga yakin Clara akan mencari kesempatan untuk tetap bertahan, apa pun yang terjadi.Kemarin, saat Hilda yang akan menggantikan Clara tiba di perusahaan, mereka mengira Clara akan mengambil langkah antisipasi.Bagaimanapun, Hilda memiliki paras yang cantik. Clara mana mungkin akan membiarkan wanita seperti itu berada di sisi Edward.Namun, dalam dua hari terakhir, Clara bukan hanya menerima kehadiran Hilda, tapi juga mulai akrab dengannya. Bahkan sekarang, dia berniat mengajari Hilda bagaimana cara membuat kopi yang sesuai dengan selera Edward?Ini …Sebenarnya apa yang terjadi?Clara tentu tidak menyadari kebingungan yang ada dalam benak Farel.Baginya, cukup menyelesaikan pekerjaan yang menjadi rutinitasnya selama ini. Dia juga menolak ajakan Hilda untuk m

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 24

    Saat mendengarnya, reaksi orang-orang pun beragam.Selama beberapa tahun terakhir, memang ada rumor tentang Edward sudah menikah sejak beberapa tahun lalu. Namun, tak ada seorang pun yang tahu siapa istri Edward.Sementara itu, ada juga yang bilang kalau Edward belum menikah.Mereka tidak tahu kebenarannya dan tidak berani bertanya lebih lanjut.Jadi saat mendengar Edward membahas putrinya, mereka tampak terkejut.Namun, tidak ada yang berani bertanya lebih lanjut.…Selesai makan malam, Elsa masih terduduk menunggu kepulangan Clara.Waktu terus berjalan hingga lewat pukul sembilan. Elsa pun sudah selesai mandi, tapi Clara masih tak kunjung pulang.Dia tak hentinya memperhatikan pergerakan di luar.Waktu sudah lewat pukul sepuluh malam. Saat terdengar suara deru mesin mobil di luar, mata Elsa berbinar. Dia segera berlari menuruni tangga dan berteriak, “Mama!”Suaranya yang ceria terhenti begitu melihat sosok Edward masuk ke dalam rumah.“Ayah?” ucapnya lirih.Edward menyerahkan manteln

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 25

    Persis di detik ini, tiba-tiba ponsel Edward berdering.Clara lantas menoleh, pandangannya jatuh pada ponsel yang tergeletak di meja. Di layar, terpampang jelas sebuah nama “Sayang”.Clara mengira dirinya tidak akan peduli lagi.Namun, setelah mencintainya bertahun-tahun, dia tidak mudah melepaskannya.Nama “Sayang” sukses membuat hatinya sakit. Dia pun mengalihkan pandangannya.Sementara itu, Edward menangkap kesedihan yang tersembunyi di mata Clara. Namun, tanpa ragu sedikit pun, dia mengangkat telepon itu di depannya. “Ada apa?” ucap Edward lembut.Elsa tentu juga memperhatikan gelagat ayahnya. Dalam ingatannya, Edward hanya akan bersikap lembut jika berhadapan dengan Vanessa.Seakan lupa Clara sedang bersamanya, dia bertanya dengan gembira, “Ayah, itu Tante Vanessa?”“Ya,” jawab Edward datar.Elsa hendak berkata jika dirinya juga ingin berbicara dengan Tante Vanessa, tapi dia tersadar Clara sedang duduk bersamanya. Dia tahu ibunya tidak menyukai Vanessa. Jadi kata-kata yang ingin

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 26

    “Kamu…”Clara mengulurkan tangannya seraya berkata, “Terima kasih atas bantuannya selama ini.”Farel masih belum tersadar, tapi tetap menjabat tangan Clara, lalu berkata, “Sama-sama.”Selesai membereskan barangnya di kantor, Clara pun pergi.Farel tidak percaya Clara akan benar-benar pergi.“Ngapain bengong?” seru Rio sambil menepuk Pundak Farel.“Clara resmi keluar dari perusahaan.”“Benaran?” ucap Rio tak percaya.Clara benar-benar rela meninggalkan perusahaan? Kenapa ini terasa tidak nyata?Rio lantas mencibir, berkata, “Sekarang dia memang pergi, tapi bukan berarti dia nggak bisa kembali lagi. Kita lihat aja, nggak butuh waktu lama, kok. Nenek Keluarga Anggasta pasti akan membantunya kembali.”Farel terdiam tak membalas ucapan Rio.Meski agak tidak percaya, sikap Clara belakangan ini membuat Farel merasa kalau wanita itu benar-benar serius.Setelah meninggalkan Group Anggasta, Clara langsung pulang ke rumahnya.Selama dua hari berikutnya, dia tidak mendapatkan telepon dari Elsa. Ya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 27

    Keesokan harinya.Setelah demam Raisa benar-benar reda, barulah Clara pulang.Gaun untuk menghadiri jamuan makan besok malam masih belum dia siapkan.Sore harinya, dia menyempatkan keluar rumah.Sesampainya di butik mewah, terlihat beberapa pegawai butik, termasuk manajer butik sedang sibuk mengurus sebuah gaun.Sampai-sampai saat Clara melangkah masuk untuk mendekat, barulah mereka menyadari kedatangan Clara.“Permisi, Kak. Ada yang bisa kami bantu?” tanya pegawai butik.“Aku mau lihat-lihat dulu.”“Baik, silakan, Kak.”Meski menjadi menantu Keluarga Anggasta, Clara selama ini sangat jarang menghadiri jamuan mewah.Bagaimanapun, setiap kali menghadiri acara formal seperti itu, Edward dan Sinta tidak pernah mengajaknya.Sementara nenek Keluarga Anggasta, setelah bertahun-tahun pensiun, nenek tak lagi peduli pada lingkaran sosial semacam itu.Clara tidak terlalu paham soal gaun mewah. Hanya saja, sahabat dekatnya, Raisa, adalah seorang desainer busana kelas atas. Karena sering bersama,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 28

    Clara tampak tertegun saat mendengar nama Vanessa.“Vanessa? Kamu bilang namanya Vanessa? Maksudnya Vanessa Gori? Vanessa yang baru kembali dari Negara Latvin?” cecar Clara.Dylan mengangguk, ekspresinya pun sedikit terkejut, berkata, “Ya, kamu kenal?”“Dia adik tiriku,” jawab Clara.Dylan langsung terdiam.Dia tahu sedikit tentang kondisi Keluarga Hermosa.Dia juga tak menyangka akan ada kebetulan seperti ini.Tatapan Clara berubah dingin, lantas lanjut berkata, “Dia juga selingkuhan Edward.”Dylan tiba-tiba menginjak rem.“Kamu… ” Dylan terbelalak menatap Clara.Clara lantas menggelengkan kepalanya, sambil berkata, “Aku baik-baik aja.” Wajah Clara tampak tenang, dia pun lanjut berkata, “Hanya saja, nggak masalah kalau kamu anggap aku menyalahgunakan wewenang, tapi aku nggak setuju dia masuk perusahaan kita.”Raut wajah Dylan berubah serius. Tanpa ragu, dia langsung menyetujuinya, berkata, “Nggak kok. Aku dukung keputusanmu.”“Makasih,” ucapnya. Perasaannya mulai menghangat. Dia tampa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 29

    Saat mereka tiba, aula tempat jamuan diadakan sudah hampir penuh dengan tamu undangan.Malam ini, Clara terlihat cantik dan luar biasa. Tidak heran, begitu masuk langsung menarik perhatian banyak orang.Tuan rumah dan Dylan memiliki hubungan yang cukup dekat. Saat melihat mereka, tuan rumah menyambut dengan senyuman.Tepat di saat hendak menyapa mereka, tiba-tiba pintu masuk kembali terbuka, tamu lain pun juga tiba.Saat melihat siapa tamu yang datang, tuan rumah sontak terkejut, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.Sama halnya dengan tamu lain, pun terkejut saat melihat siapa yang datang.Clara dan Dylan berdiri membelakangi pintu masuk. Mereka berdua tak tahu apa yang terjadi. Saat melihat ekspresi para tamu yang tiba-tiba terkejut dan tampak antusias, mereka berdua penasaran.Saat hendak menoleh ke belakang, tuan rumah memberikan ucapan maaf lalu melewati mereka, berjalan ke arah pintu menyambut tamu yang baru datang.“Pak Edward, Pak Dani, Pak Gading.”Jantung Clara berdeg

最新チャプター

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 269

    Ketika Sinta dan yang lainnya sampai di rumah, mereka tidak melihat Clara dan mengira dia pergi ke bandara bersama Edward untuk menjemput Elsa.Sekarang Edward dan Elsa sudah sampai di rumah, tetapi mereka tidak melihat Clara, mereka berdua merasa sangat aneh.Namun, mereka tidak peduli dengannya dan terlalu malas untuk bertanya.Edward berkata, "Dia ada urusan yang harus dilakukan."Dustin tidak curiga dan terus menggoda Elsa.Nenek Anggasta tahu apa yang sedang terjadi, namun dia tidak mengatakan apa pun.Setelah makan malam, Elsa bermain sendiri sebentar, tetapi merasa bosan, jadi dia menelepon Clara.Bahkan saat berlibur, Clara tidak berniat membiarkan dirinya bermalas-malasan.Ketika Elsa menelepon, Clara sedang mempelajari informasi yang diberikan oleh Prof Nian.Melihat panggilannya, dan berpikir bahwa mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu, Clara mengangkat telepon dengan santai, "Halo."Clara tidak menjawab teleponnya untuk waktu yang lama.Elsa awalnya tidak punya harapan.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 268

    "Ayah, Tante Vanessa."Setelah keluar dari bandara, Elsa melihat Edward dan Vanessa. Dia melepaskan tangan Bibi Sari, berlari ke arah mereka dengan antusias, dan melemparkan dirinya ke pelukan mereka.Setelah masuk ke dalam mobil, Elsa mengobrak-abrik tas sekolah kecilnya dan menyerahkan gawai kecil menarik yang dibelinya saat jalan-jalan kepada Vanessa dan Edward."Ayah, Tante, aku membelikan kalian hadiah."Vanessa mengambilnya, mengusap rambutnya dengan lembut, dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Elsa."Nenek telah keluar dari rumah sakit hari itu, jadi Edward serta Elsa akan kembali ke rumah Keluarga Anggasta untuk makan malam.Setelah meninggalkan bandara dan mengantar Vanessa pulang, Edward meminta sopir untuk berbalik dan kembali ke rumah Keluarga Anggasta.Dalam perjalanan ke sana, Edward sempat menangani urusan kantor.Elsa tidak mengganggunya dan hanya bermain sendiri.Setelah sampai dan keluar dari mobil, Elsa berlari masuk ke rumah itu dengan tas sekolah kecil di p

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 267

    Dylan telah sampai ke rumah Keluarga Hermosa, dia sendiri yang mengantarkan kembang api itu ke sana.Adapun Dani, untuk menghindari masalah yang tidak perlu, Clara memberinya alamat di dekat rumah Keluarga Hermosa.Sekitar jam dua siang, Clara berangkat menuju tempat janji temu mereka.Dani mengatakan di telepon bahwa dia akan menyuruh seseorang mengirimkan kembang api itu kepadanya.Faktanya, setelah memarkir mobil, Clara melihat Dani sendiri yang datang.Dani berkata, "Kamu sudah sampai?""Iya.""Coba buka bagasinya."Setelah Clara membuka bagasi, Dani memindahkan kembang api dan beberapa hadiah Tahun Baru ke dalam bagasinya.Clara melihat hadiah Tahun Baru itu dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Nggak perlu hadiah Tahun Baru...""Tania memintaku membawakannya padamu."Clara hanya bisa terdiam.Clara lalu meletakkan makrame yang dia buat sendiri dan beberapa hadiah Tahun Baru yang dibelinya setelah makan siang ke dalam mobil Dani, "Aku membeli ini untuk Tania."Dani tersenyum

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status