Share

Bab 241

Author: Elenor
Clara sedang menyetir. Baru saja meninggalkan rumah sakit, Nenek Hermosa tiba-tiba teringat akan sesuatu dan berkata, “Kalau Edward sudah tiba di rumah sakit, gimana dengan Elsa? Elsa kemana?”

Wajah Nenek Hermosa tampak dingin sebelum Clara sempat menjawab.

Melihat ini, Clara tahu kalau Nenek Hermosa kesal padanya karena Edward telah menelantarkan Elsa dan dirinya pergi ke rumah sakit untuk menemani Nenek Anggasta bersama Vanessa.

“Dia bakal atur baik-baik,” jawab Clara.

Nenek Hermosa tidak percaya dan berkata, “Kalau terus begini, kau tuntut dia saja. Gimanapun juga kau harus dapatkan hak asuh Elsa.”

Clara diam sejenak lalu berkata dengan pelan, “Oke, Nek.”

Nenek Hermosa masih tampak kesal.

Begitu tiba di rumah, Nenek Hermosa keluar dari mobil terlebih dahulu.

Ponsel Clara berdering tepat pada saat ini. Orang yang menelepon adalah Elsa dan Clara tidak mengangkatnya.

Belakangan ini Clara jarang bertemu dengan Elsa dan juga tidak mengangkat teleponnya.

Oleh karena itu, Clara merasa bahw
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sutirta Sari
ga cerai cerain ini bab mau abis jg ... bner2 author nya.. jdii capek baca nya
goodnovel comment avatar
Tiwi Syalala
untung baca lompat2 cerita yg bertele2 muter2 aja jalan ditempat nyesel baca cerita nya alurnya lurus ngk ada geregetnya
goodnovel comment avatar
Mango Strawberries
oh Tuhan, muak kali bacanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 242

    Clara berkata, "Iya."Setelah Elsa selesai berbicara, dia sepertinya ingat Clara mungkin tidak mengenal Tania, jadi dia melanjutkan, "Tania itu temanku, Ma, dia keponakannya Om Dani.""Iya." Clara menanggapi, dan melihat bahwa dia begitu bersemangat untuk bercerita, dia bertanya, "Apa yang kalian lakukan?""Kami jelajah labirin, Ma.""Oke."Clara mendengarkan dari samping tanpa mengatakan apa pun, tetapi wajah Nenek Hermosa berubah menjadi suram.Sebelumnya, Edward meminta Elsa untuk kembali, dan dia mengira Edward yang ingin mengurus anak sendiri.Sekarang dia tahu bahwa Edward bukan saja tidak mengurus anak itu dan sibuk berkencan dengan Vanessa, tetapi dia juga lebih suka meminta orang lain untuk mengurus Elsa daripada meminta Clara yang mengurusnya.Dia tampak sangat tidak bahagia.Elsa tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Nenek Hermosa.Pada saat itu, dia berkata, "Om Dani mengajakku untuk makan malam bersama, tapi aku mau kembali untuk makan malam, jadi aku menelepon Mama."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 243

    Meskipun Morti Group telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Doni, Dani dan beberapa mitra lainnya, masih ada beberapa bagian bisnis yang belum menemukan mitra yang cocok.Untuk menemukan mitra yang cocok secepat mungkin, meningkatkan peluang eksposur perusahaan dan mendorong perkembangannya, pihak internal Morti Group beberapa waktu ini sedang mempersiapkan konfrensi pers promosi investasi yang akan diselenggarakan pada Senin pagi.Pagi harinya, setelah mengantar Elsa ke sekolah, Clara berkendara ke hotel tempat perusahaan mengadakan konferensi pers.Saat dia tiba, Dylan dan yang lainnya telah tiba.Clara juga perlu tampil untuk memberikan penjelasan sebagai personel teknis inti perusahaan dan menjawab pertanyaan dari media.Clara dan Dylan sedang mendiskusikan prosesnya di belakang layar.Pada saat itu, Dani tiba.Dia baru saja duduk sebentar ketika Doni datang.Lebih dari dua puluh menit kemudian, Dylan dan Clara tampil untuk memberikan presentasi mereka.Ketika Dylan berbicara,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 244

    Namun, semua orang malah mengira dia sedang bersikap rendah hati.Setelah sempat heboh, tim proyek pun kembali bekerja dengan serius.Vanessa tahu bahwa konferensi pers Morti Group diadakan pagi itu.Namun, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak punya waktu untuk menontonnya.Vanessa mengambil ponselnya dan mencari konferensi pers Morti Group pagi itu. Dia bertanya pada Doni, "Apa Pak Doni menghadiri konferensi pers Morti Group pagi ini?"Doni berkata, "Iya."Dia terlihat menonton video konferensi pers Morti Group dengan penuh perhatian, dan kebetulan video tersebut merupakan bagian di mana Clara memperkenalkan produk dan teknologi perusahaan.Dia melirik wajah Vanessa dan melihat bahwa dia tampak tenang, tidak menunjukkan tanda-tanda tidak suka atau kesal terhadap Clara.Teringat tatapan penuh kebencian Clara terhadap Vanessa pada Hari Natal lalu, dan melihat Vanessa sekarang, dia merasa bahwa karakter Clara tidak dapat dibandingkan dengan Vanessa sama sekali.Memikirkan hal

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 245

    Setelah menyelesaikan panggilan telepon, Ervan meletakkan ponselnya.Menonton video konferensi pers promosi investasi Morti Group di rumah, dia menggosok alisnya sambil merasa sakit kepala.Diana memakan buahnya dengan santai, memperhatikan Clara berpidato pada acara yang begitu formal dan penting, dia bahkan berbicara dengan sangat fasih. Diana merasa tidak nyaman dan mematikan TV, lalu berkata dengan tidak senang, "Kenapa dia bisa berbicara di atas panggung? Dia sudah mencuri semua perhatian."Rita berkata, "Bukan itu intinya."Menurutnya, kenapa memang kalau Clara mencuri perhatian milik Dylan untuk memberikan presentasi di konferensi pers itu? Itu semua hanya hal-hal remeh yang tidak berguna.Yang benar-benar penting adalah teknologi Morti Group.Itulah yang benar-benar berharga.Ervan juga mengerti apa yang dimaksud Rita.Memang, Clara tampil sangat baik dalam presentasinya hari ini, tetapi mengenai bagian yang berkaitan dengan teknologi Morti Group, baik Vanessa, dirinya, dan Rit

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 246

    "Iya, Ma," jawab Elsa.Setelah Clara selesai berbicara, dia menambahkan, "Mama harus segera pergi kerja, jadi sudah dulu ya.""Iya. Sampai jumpa, Ma."Clara menutup telepon.Setelah sarapan, dia pergi ke kantor.Clara sudah sibuk sepanjang hari kemarin dan masih sangat sibuk ketika kembali ke kantor hari ini.Namun, sorenya, dia pulang kerja lebih awal dan kembali ke rumah Keluarga Hermosa untuk makan bersama Nenek Hermosa.Begitu sampai sana, dia malah mendapati kalau suasana hati neneknya sedang buruk.Clara menyadari kalau Elsa tidak ada di ruang tamu.Elsa mungkin sedang pergi makan malam dengan Edward dan yang lainnya.Clara tidak peduli.Tetapi Nenek Hermosa merasa bahwa Elsa memang sangat dekat dengan Edward.Dia berkata dengan sungguh-sungguh, "Clara, kalau kamu sudah menyelesaikan pekerjaanmu saat ini, kamu harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Elsa, kalau nggak..."Clara mengangguk acuh tak acuh dan berkata, "Aku tahu, Nek. Ayo kita makan dulu."Nenek Hermosa tidak men

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 247

    Kue itu disimpan dalam kulkas.Elsa baru saja selesai mandi di kamar atas ketika ponselnya berdering.Itu adalah panggilan dari Edward.Elsa mengangkat telepon, "Ayah?"Edward berkata, "Ayah baru saja menerima kabar kalau kakekmu akan kembali besok sore. Ayah akan mengirim orang untuk menjemputmu sepulang sekolah besok untuk makan bersama. Beri tahu mamamu."Ayahnya Edward, Ronald Anggasta, bekerja di pemerintahan.Ronald sangat sibuk bekerja dan dalam setahun jarang sekali pulang.Pada hari ketika Nenek Anggasta terjatuh, Ronald bergegas kembali setelah tengah malam dan pergi lagi sebelum fajar.Sekarang Nenek Anggasta masih di rumah sakit, Ronald mengambil cuti dua hari dan bergegas kembali untuk menghabiskan Tahun Baru bersama Nenek Anggasta.Setelah mendengarkan ucapan ayahnya, Elsa berkata, "Iya, Yah."Setelah selesai, dia teringat bahwa Edward hanya berkata "jemput kamu" di telepon, bukan "jemput kalian."Dengan kata lain, itu tidak termasuk mamanya.Dia bertanya pada Clara, "Ma

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 248

    Clara belum resmi bercerai.Namun, dengan hubungan mereka saat ini.Jika Dani berkata demikian, maka berakhirlah sudah.Setelah Clara mengantar Dani ke bawah, dia bergegas ke atas.Dani menatap punggungnya cukup lama sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dan berkata kepada Aldi Milan, staf teknis inti perusahaannya, "Aku mau meminta bantuanmu."Aldi berkata, "Bantuan apa?""Aku punya teman yang mau belajar lebih banyak tentang teknis bahasa pemrograman, dan sekarang dia membutuhkan guru yang handal..."Setelah Aldi mendengar apa yang dikatakannya, mengingat persahabatan mereka, dia langsung setuju.Tetapi…Dia berhenti sejenak dan berkata, "Meskipun aku ahli dalam hal ini, sejujurnya, aku rasa tetap nggak bisa dibandingkan dengan Pak Dylan dari Morti Group dan Bu Clara yang sudah beberapa kali membahas kerja sama dengan kita. Karena Pak Dani mau membantu seorang teman, mungkin lebih baik meminta bantuan Bu Clara atau Pak Dylan."Dani sedikit terkejut mendengar Aldi mengatakan hal i

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 249

    Vanessa tertegun sejenak, lalu bereaksi dan berkata dengan penuh pertimbangan, "Nggak apa-apa, karena kamu punya urusan lain, jadi kamu fokus pada urusanmu saja."Dani mengangguk.Setelah Vanessa masuk ke mobil dan pergi, dia juga masuk ke dalam mobil.Namun dia tidak langsung pergi. Sebaliknya, dia mengeluarkan ponselnya, mencari nomor Clara, ragu-ragu selama dua detik, lalu menghubunginya.Clara masih di kantor.Melihat panggilan masuk, dia pun mengangkatnya dengan santai, "Pak Dani?"Dani hendak berbicara, tetapi setelah mendengar suaranya, dia menelan kembali kata-katanya dan bertanya, "Apa kamu masih di kantor selarut ini?""Iya." Clara berpikir panggilan Dani padanya saat itu pasti masalah pribadi, jadi dia berkata, "Aku bebas besok. Apa yang Tania mau lakukan besok?"Dani terdiam.Tidak mendengar jawabannya, Clara bertanya, "Pak Dani?"Dia tahu betapa sibuknya Clara bekerja minggu ini.Sekarang sudah lewat jam sembilan, dan dia masih bekerja lembur.Tanpa perlu dijelaskan, dia p

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 257

    Tepat saat dia memikirkan hal itu, Dani melihat mobilnya dan berjalan ke arahnya.Clara perlahan menurunkan jendela mobilnya, "Pak Dani."Dani berkata, "Selamat pagi."Clara mengangguk, "Selamat pagi." Kemudian dia bertanya, "Pak Dani, ada apa pagi-pagi ke sini?"Sebenarnya tidak ada yang akan dilakukan Dani di sini.Dia hanya mengingat tebakannya kemarin malam...Dia berkata, "Sabtu malam lalu, aku melihatmu, Pak Dylan, dan Prof Nian di pintu masuk restoran."Clara mendengarkan, dan sebelum dia bisa bereaksi mengapa Dani tiba-tiba berkata seperti itu, dia mendengar Dani bertanya, "Kamu juga murid Prof Nian, ‘kan?"Clara tertegun, mengerutkan kening dan menatapnya, "Kamu..."Dani melihat jawabannya dari reaksi Clara.“Jadi, kedua proyek Morti Group ini juga dikembangkan olehmu, ‘kan?”Clara mengerutkan bibirnya, "Kamu kenapa...""Satu pertanyaan terakhir." Dani berkata, "Bahasa pemrograman CUAP Morti Group juga diciptakan olehmu, ‘kan?"Meskipun dia tidak menguasai bahasa pemrograman a

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 256

    Dylan mengusap pelipisnya yang sakit, matanya hampir tidak bisa terbuka, "Aku tahu kamu pasti belum tidur!""Aku mau turun untuk sarapan sekarang. Kita ngobrol lagi nanti?"Mata Dylan perih, dia duduk di kursi dengan wajah nggak semangat, tetapi nadanya sangat bersemangat, "Tentu saja, kita harus bicara!"Inspirasi sangatlah cepat berlalu.Tentu saja harus segera dibicarakan saat inspirasi itu masih hangat."Oke."Setelah sarapan, Clara hendak melakukan obrolan video dengan Dylan ketika Willy menelepon."Saya baru saja menerima telepon dari pengacara Pak Edward. Sertifikat properti untuk tiga rumah yang diberikan Pak Edward pada Ibu beberapa waktu lalu telah diproses. Saya akan pergi dan mengambil sertifikat properti itu nanti. Kapan Bu Clara punya waktu untuk datang dan mengambilnya? Kalau Anda nggak punya waktu, kita bisa membuat janji nanti dan saya akan mengirimkan sertifikatnya kepada Ibu."Clara hampir lupa tentang itu.Pikirannya tidak tertuju pada masalah itu sekarang.Setelah

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 255

    "Dani?"Edward, Gading dan yang lainnya terkejut ketika mereka melihatnya berdiri tiba-tiba.Melihat dia yang tampak agak aneh, lalu bertanya, "Ada apa?"Dani tiba-tiba tersadar, tatapannya jatuh pada Edward dan Vanessa, lalu dia perlahan menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa."Setelah itu, dia duduk kembali.Diana berkata, "Kak Dani, aku..."Dani tampaknya tidak mendengar, dia menoleh untuk berbicara kepada Tania dengan suara lembut, "Tania, apa kamu haus? Mau minum?"Tania menjawab, "Iya."Tania berlari mendekat, minum dua teguk air dari tangan Dani, lalu berlari kembali untuk mengobrol dengan Elsa.Baru saja mereka membicarakan tentang mainan kecil yang dibawakan Elsa untuknya.Setelah minum dan kembali ke Elsa, Tania menyerahkan sebuah figur karakter kepada Elsa, "Aku membeli ini waktu aku pergi ke bioskop saat Tahun Baru. Ini untukmu."Elsa sangat menyukainya dan menerimanya dengan terkejut, "Kamu juga pergi ke bioskop pas Tahun Baru?""Iya, om dan tanteku mengajakku ke sana." T

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 254

    Setelah menyerahkan makalahnya secara resmi, mereka mengundang Prof Nian makan malam bersama.Saat itu, Prof Nian tidak menolak.Ketika mereka tiba di restoran, Clara dan Prof Nian keluar dari mobil dan naik ke lantai atas. Mereka tidak menyadari mobil Dani diparkir tidak jauh dari mobil mereka.Namun, Dani menghentikan langkahnya untuk keluar dari mobil setelah melihat Clara dan yang lainnya.Setelah menunggu sekitar dua tiga menit, dia akhirnya keluar dari mobil sambil menggendong Tania yang masih mengantuk.Gading adalah orang pertama yang tiba.Melihatnya, dia berkata, "Kamu sudah sampai?"Dani mengangguk, "Iya."Beberapa menit kemudian, Tania baru saja bangun, Edward, Vanessa, Elsa dan Diana juga tiba.Melihat Diana, Dani menurunkan pandangannya.Diana sangat bersemangat. Dia berjalan cepat ke arahnya dan menyapanya dengan suara manis, "Kak Dani."Dani menatapnya acuh tak acuh tanpa menjawab.Diana tiba-tiba merasa sedikit malu. Pada saat itu, Elsa datang dan melihat Tania terliha

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 253

    Mereka sudah tahu tentang hal itu.Sekarang mendengar Diana membicarakannya, Fani tersenyum sangat bahagia.Namun, Vanessa masih berkonsentrasi membaca, tanpa ada reaksi di wajahnya.Hal yang sama berlaku pada Rita.Tampaknya Clara tidak layak mendapatkan perhatian mereka.Melihat Diana masih ingin melanjutkan, Rita berkata dengan tenang, "Diana, sepupumu masih belajar, jangan ribut dan mengganggunya.""Oh, oke."Melihat ekspresi serius Vanessa, Diana berkata, "Bukannya gurumu sudah datang tadi pagi? Sekarang sudah lewat jam lima sore, tapi kamu masih belajar. Aku bahkan merasa capek hanya dengan melihatmu. Apa kamu nggak capek?"Fani berkata, "Pasti capek, tapi sepupumu adalah orang yang akan melakukan hal-hal hebat. Coba lihat dirimu, aku selalu menyuruhmu untuk belajar dari sepupumu, tapi kamu nggak mau dengar."Setelah itu, dia tersenyum dan berkata dengan perhatian, "Vanessa, nggak peduli seberapa keras kamu belajar, kamu tetap harus istirahat yang cukup. Bagaimana kalau kamu maka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 252

    Marcel tidak senang dituduh berbohong.Setelah Sinta menenangkannya, dia langsung merasa jauh lebih baik.Elsa, yang berdiri di samping, juga berhenti menangis setelah mendengar semua penjelasan itu.Pasti seperti itu, kemungkinan besar Marcel memang salah lihat orang.Orang itu pasti bukan mamanya.Memikirkan hal itu, dia merasa jauh lebih baik.Tetapi dia kemudian teringat Clara pernah memuji kalau Bella itu sangat imut.Apalagi, mereka tampak sangat akrab satu sama lain.Ketika Elsa memikirkan hal itu, dia bahkan tidak punya waktu untuk menyeka air matanya, dan merogoh saku Edward, "Ayah, ponsel!"Setelah mendengar apa yang dikatakan Sinta, Edward secara garis besar mengetahui apa yang telah terjadi.Dia menyeka air mata Elsa dengan ibu jarinya, setelah itu, menyerahkan ponsel padanya.Elsa dengan cepat memasukkan nomor Clara dan menghubungi nomor itu.Clara telah selesai menonton filmnya.Saat itu, mereka sedang bermain gim di arena permainan yang ada di sebelah bioskop.Ketika mel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status