Share

Bab 26

Author: Elenor
“Kamu…”

Clara mengulurkan tangannya seraya berkata, “Terima kasih atas bantuannya selama ini.”

Farel masih belum tersadar, tapi tetap menjabat tangan Clara, lalu berkata, “Sama-sama.”

Selesai membereskan barangnya di kantor, Clara pun pergi.

Farel tidak percaya Clara akan benar-benar pergi.

“Ngapain bengong?” seru Rio sambil menepuk Pundak Farel.

“Clara resmi keluar dari perusahaan.”

“Benaran?” ucap Rio tak percaya.

Clara benar-benar rela meninggalkan perusahaan? Kenapa ini terasa tidak nyata?

Rio lantas mencibir, berkata, “Sekarang dia memang pergi, tapi bukan berarti dia nggak bisa kembali lagi. Kita lihat aja, nggak butuh waktu lama, kok. Nenek Keluarga Anggasta pasti akan membantunya kembali.”

Farel terdiam tak membalas ucapan Rio.

Meski agak tidak percaya, sikap Clara belakangan ini membuat Farel merasa kalau wanita itu benar-benar serius.

Setelah meninggalkan Group Anggasta, Clara langsung pulang ke rumahnya.

Selama dua hari berikutnya, dia tidak mendapatkan telepon dari Elsa. Ya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (38)
goodnovel comment avatar
leni martini
author ya LG mabuk laut jd ya muter".........
goodnovel comment avatar
Rini Utami New
sebenarnya dani knp ya kok sampai berdarah2?
goodnovel comment avatar
Septia Julian
entahlahh.. awalnya tertarik bgt, tpi makin sini kok boring ya? inti permasalahan pun blum selesai2. surat cerai nya pun udh smpe bab ini blum jg di baca
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 491

    Keesokan paginya, Clara dan Nenek Hermosa bersama yang lainnya pergi ke pemakaman.Di batu nisan itu terdapat foto Kakek Hermosa dengan rambutnya yang sudah memutih.Keluarga Hermosa semuanya memang tampak awet muda.Ketika Indri bercerai, Kakek Hermosa baru berusia lima puluhan, rambutnya saat itu hanya memiliki sedikit uban.Clara ingat dengan jelas setelah insiden yang menimpa Indri belum genap setahun, rambut Kakek Hermosa langsung memutih seluruhnya.Kakek Hermosa meninggal karena sakit.Baru tahun lalu, dia mengetahui bahwa penyakit Kakek Hermosa berkaitan dengan tekanan dan kesedihan batin selama bertahun-tahun.Seandainya Kakek Hermosa tidak jatuh sakit, dia mungkin masih hidup dan sehat sampai sekarang. Mengingat sebelum kematiannya, dia selalu memikirkan nasib putri tercintanya, dan mengingat bahwa setelah bertahun-tahun berlalu, Indri bahkan masih belum pulih dan memulai hidup baru seperti yang dia harapkan, membuat mata Nenek Hermosa langsung berkaca-kaca. Dengan bantuan B

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 490

    Clara meninggalkan Kantor Catatan Sipil dan kembali ke kantor tepat waktu untuk rapat pagi.Setelah duduk, Dylan berbisik, "Sudah selesai mengurus prosedurnya? Secepat itu?"Clara mengangguk.Tidak ada konflik antara dirinya dan Edward, dan mereka berdua sangat positif tentang perceraian ini, jadi prosesnya pun cepat.Dylan melanjutkan, "Kalau kalian nggak ada masa jeda perceraian, kalian bisa resmi bercerai hari ini, tapi kalian harus menunggu tiga puluh hari lagi. Nanti kalau masa jedanya berakhir, sebaiknya langsung urus surat cerainya. Jangan ditunda-tunda. Kalau nggak, kalian harus ulang lagi prosedurnya dari awal seperti sekarang. Bikin repot.""Iya, aku tahu."Setelah masa jeda perceraian berakhir, sebenarnya dia dan Edward sudah sepakat untuk mengurus surat cerai keesokan harinya, tetapi mereka masing-masing memiliki urusan sendiri, dan pada akhirnya, melewatkan masa tenggang keputusan.Hari Rabu adalah hari peringatan kematian kakeknya Clara.Kakek Hermosa meninggal di ibu kot

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 489

    Minggu sore, Elsa menelepon dan mengatakan dia akan datang menemuinya. Mengingat janjinya kepada Elsa sebelumnya, Clara pun setuju.Sopir mengantarnya ke sana.Setelah keluar dari mobil, Elsa dengan bahagia menghambur ke pelukan Clara.Setelah bermanja dengan Clara dan Nenek Hermosa sebentar, Elsa dengan gembira memberi tahu mereka bahwa dia telah memenangkan juara pertama dalam kompetisi anggar.Dia bahkan membawa trofinya di dalam tas ransel kecilnya dan menyerahkannya ke tangan Clara dengan bangga.Nenek Hermosa memperhatikan dengan wajah berseri-seri, dan berulang kali memuji kehebatan Elsa.Dalam olahraga anggar, Clara mengakui bahwa dia belum melakukan apa pun untuk Elsa.Di masa depan, dia khawatir tidak akan bisa berbuat banyak untuknya. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Mama akan mengajakmu membeli bingkai untuk menaruh trofinya ya."Elsa berkata, "Nggak perlu. Ayah sudah buatkan bingkai khusus untukku sebelum kompetisi. Cantik sekali."Elsa bahkan telah mengambil fotony

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 488

    Sabtu malam, Clara menemani Nenek Hermosa menonton opera.Saat mereka sampai di gerbang loket, ada seseorang yang berdiri di dekatnya, yang sudah menarik perhatian banyak orang, tersenyum dan bergegas menghampiri mereka."Clara."Mendengar seseorang memanggilnya, Clara menoleh ke samping dan melihat Gery berjalan ke arahnya di antara kerumunan.Clara mendongak dan tersenyum. "Kebetulan sekali! Kamu juga datang untuk menonton pertunjukan malam ini?"Sebenarnya, itu bukan kebetulan.Gery memang sengaja melakukannya.Di kantor, Gery memang memanggilnya Bu Clara.Ini pertama kalinya dia memanggil Clara dengan namanya, kecuali pada saat wawancara dulu.Melihat Clara tidak keberatan, dia tersenyum tipis. Saat memperkenalkan diri kepada Nenek Hermosa, dia menyapanya, "Selamat malam, Nek."Nenek Hermosa tersenyum dan mengangguk. "Selamat malam."Jarang sekali menemukan anak muda zaman sekarang yang gemar menonton opera. Apalagi, sorot mata Gery saat berbicara dengan Clara...Sebagai penonton,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 487

    Pada hari Kamis, Clara tidak menemani Elsa mengikuti kompetisi di provinsi lain. Elsa tidak marah, tetapi hanya memohon padanya untuk menemaninya jalan-jalan setelah dia selesai berkompetisi.Tak dapat menolak permohonannya, Clara pun akhirnya setuju.Dia sibuk bekerja selama dua atau tiga hari terakhir dan belum sempat menjenguk Nenek Anggasta di rumah sakit.Pada Jumat pagi, Clara pergi ke rumah sakit.Di lantai bawah, dia melihat Vanessa, kepalanya diperban, dan sedang turun untuk berjalan-jalan.Dia sedang berbicara di telepon, "Tante sudah jauh lebih baik. Elsa, fokus saja pada kompetisinya. Jangan khawatirkan Tante."Setelah selesai berbicara, dia mendongak dan melihat Clara, lalu mengalihkan pandangannya dengan dingin.Clara tidak tahu apa yang dikatakan di ujung telepon, tetapi dia melanjutkan, "Setelah hasilnya keluar, langsung kabari Tante ya. Haha, tentu saja. Tante akan dekat-dekat dengan ponsel, jadi kalau Elsa menelepon, pasti langsung tahu. Sudah hampir waktunya berkumpu

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 486

    Mendengar perkataan Diana, Clara akhirnya mengerti bahwa kepergian Edward yang terburu-buru kemarin adalah karena Vanessa.Dia sudah tahu sejak lama, dan sudah terbiasa bahwa Edward sangat peduli terhadap Vanessa.Dia juga tahu Diana sengaja mengatakan hal itu kepadanya.Dia pun berjalan melewati Diana dan yang lainnya dengan wajah tanpa ekspresi dan memasuki lift terlebih dahulu.Saat melihat lantai yang ditekan Clara, Diana dan Nenek Sanjaya menyadari bahwa Clara pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Nenek Anggasta.Mereka semua tahu Nenek Anggasta sedang sakit.Meskipun mereka tidak berkesempatan untuk menjenguk Nenek Anggasta secara langsung, mereka tahu dia juga dirawat di rumah sakit yang sama.Namun, mereka tidak tahu persis di mana kamar pasien tempat Nenek Anggasta dirawat. Sehingga, mereka secara diam-diam meminta seseorang untuk mencari tahu tadi malam.Jadi, setelah melihat lantai yang dituju Clara, Diana dan yang lainnya langsung mengerti bahwa Clara akan pergi ke rumah sak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status