Share

Bab 6

Sambil menahan rasa sakit jantungnya, Wina berjalan kembali ke tempat kerjanya.

Wina ingin segera mengundurkan diri. Dia tidak ingin di sisa waktunya, setiap hari melihat dua orang itu bermesraan.

Selain itu, dia juga takut tidak kuat menahan diri untuk bertanya pada Jihan mengapa dirinya dijadikan sebagai pengganti.

Setelah menulis surat permohonan pengunduran diri, Wina menemui Hani yang merupakan kepala asisten untuk meminta persetujuan.

Hani tidak memiliki kesan yang baik terhadap Wina. Oleh karena itu, setelah mengetahui Wina ingin mengundurkan diri, dia hanya berbasa-basi sebentar, lalu menyetujui hal tersebut.

Proses pengunduran diri memakan waktu satu bulan, jadi Wina tidak bisa langsung pergi begitu saja. Wina pun mengambil cuti tahunan setengah bulan terlebih dahulu.

Wina sudah bekerja di Perusahaan Krisan selama lima tahun dan memiliki cuti tahunan 15 hari. Mengambil semua masa cutinya sebelum mengundurkan diri merupakan hal yang normal.

Melihat Wina begitu ingin mengambil cuti itu, Hani melirik sinis sejenak dan berkata, "Aku bisa mengizinkan cutimu, tapi setelah kembali kamu harus selesaikan semua penyerahan pekerjaanmu."

"Baik," jawab Wina lalu mengambil tas dan meninggalkan Perusahaan Krisan.

Ketika bergegas keluar dari perusahaan, Wina bertemu dengan Emil Rinos, CEO dari Grup Rinos.

Emil adalah pria mesum yang terkenal di Kota Aster. Dia mempermainkan wanita dengan sangat kejam.

Ketika melihat Emil berjalan ke arahnya sambil tersenyum, Wina sangat ketakutan sampai berbalik dan berlari masuk kembali.

Namun, Emil berlari dengan cepat, lalu meraih tangan Wina dan menariknya ke dalam pelukannya. "Mau ke mana?" tanya Emil.

Setelah mengatakan itu, Emil dengan sengaja menundukkan kepala untuk mendekatkan wajahnya, lalu meniup telinga Wina.

Embusan napas yang terasa hangat itu membuat sekujur tubuh Wina merinding.

Wina mati-matian mendorong Emil menjauh, tetapi pinggangnya dipeluk dengan kuat oleh Emil sampai tidak bisa bergerak.

"Kamu wangi sekali ...."

Setelah mengisap rambut Wina, Emil hendak menyentuh payudara Wina.

Wina langsung menghentikan tangan Emil dan berkata dengan dingin, "Pak Emil, tolong jaga sikapmu."

Emil menggigit daun telinga Wina dan berkata, "Sikap apa?"

Suara Emil tidak jelek, tetapi apa yang dia katakan sangat menjijikan sehingga Wina sangat tidak suka padanya.

Wina memiringkan kepalanya, matanya menunjukkan rasa jijik yang ekstrem, tetapi Emil tidak keberatan sama sekali.

Karena semakin seorang wanita menolaknya, semakin besar pula keinginan dia untuk menaklukkan wanita tersebut. Hal ini akan memberinya kesenangan terbesar.

Emil mengangkat dagu Wina dengan satu tangan dan membelai pipinya berkali-kali dengan jari-jari tangan lain.

Wina menghempaskan tangan itu dan berkata dengan marah, "Pak Emil, aku dan kamu nggak akrab, jadi tolong jaga sikapmu."

Wina menjadi sasaran Emil sebulan lalu ketika Wina pergi mengirim dokumen ke Grup Rinos.

Sejak itu, Emil sering datang ke perusahaan untuk melecehkannya dengan alasan membicarakan bisnis.

Setiap kali bertemu dengan Wina, Emil akan melecehkannya dengan menyentuh atau menggodanya dengan kata-kata.

Sebelumnya, Wina masih membutuhkan pekerjaan, jadi tidak berani menyinggung perasaan dan selalu menoleransi Emil.

Namun, sekarang, Wina sudah mengundurkan diri dari Perusahaan Krisan, jadi dia tidak takut lagi pada Emil.

Wina tidak menyangka setelah memperlakukan Emil dengan dingin, Emil tidak kesal malah mencubit wajahnya dengan penuh kasih.

"Tidurlah denganku, setelah itu kita langsung akrab."

Wina merasa Emil sangat muka tebal. Sambil menahan rasa jijik, Wina mendorong tubuh Emil yang menempel padanya.

Melihat Wina semakin menolak, Emil semakin bersemangat. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium wajah Wina.

Sentuhan dingin itu hampir membuat Wina merasa mual dan ingin muntah.

Ketika dia hendak mendorong Emil menjauh, terdengar suara pria tua dari belakang.

"Jihan?"

Mendengar nama itu, Wina seketika membeku di tempat.

Wina yang masih dipeluk oleh Emil perlahan menoleh ke arah suara itu, lalu menatap Jihan yang berdiri di pintu masuk lift.

Karena sedikit jauh, Wina tidak bisa melihat ekspresi Jihan dengan jelas. Akan tetapi, ada sejenak dia merasa mata pria itu menatap ke arahnya. Aura dingin yang terpancar dari mata itu seakan-akan bisa menelannya.

Begitu masuk ke perusahaan, Haris Nizari, yang merupakan direktur utama Perusahaan Krisan, segera menghampiri para pemegang saham dan bertanya, "Jihan, hari ini tumben ada waktu datang kemari?"

Pada saat itulah, Jihan menarik pandangannya dan menoleh ke Haris sambil menjawab, "Aku mengantar Winata kemari."

Haris langsung mengerti bahwa Jihan datang untuk mendukung putrinya. Sambil mengangguk puas, dia berkata, "Terima kasih sudah repot-repot. Winata baru pulang dari luar negeri, dia langsung merepotkanmu."

Jihan tidak menunjukkan emosi, sudut bibirnya hanya terangkat sedikit dan berkata dengan sopan, "Aku kembali ke Grup Lionel dulu."

Haris buru-buru berkata, "Iya, pekerjaanmu jangan sampai tertunda. Dalam beberapa hari, aku dan Winata akan mengunjungi rumah Keluarga Lionel secara resmi."

Jihan hanya mengangguk, lalu berjalan pergi.

Sekelompok pengawal mengikuti Jihan. Dengan cepat kelompok pengawal itu terbagi menjadi dua tim untuk melindunginya.

Ketika melewati Wina, Jihan sama sekali tidak melihat ke arahnya.

'Benar, tadi pasti salah lihat. Jihan sama sekali nggak peduli padaku, jadi mana mungkin dia menatapku,' pikir Wina.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status