Setelah menyantap makan malam, Celine hendak tidur. Meskipun hari ini dia tampak sangat tenang, sebenarnya dia agak gugup. Toko bukan hanya miliknya, tetapi juga milik Shanny. Dia tidak boleh membiarkan toko mereka bangkrut karena dendamnya dengan Merlin.Carlos tiba-tiba bertanya, "Bagian mana yang sakit?"Celine yang sedang mengangkat selimut pun tertegun dan menoleh. "Apa?""Tadi siang di kantor, kamu terus mengeluh kesakitan"Carlos menatapnya dengan serius, wajah Celine agak memerah. Dia tidak tampak seperti wanita rapuh yang merintih kesakitan tadi siang, matanya yang jernih dipenuhi dengan cahaya yang tidak dapat dipahami.Kalau bukan karena dia masih bergumam kesakitan ketika bangun, Carlos hampir percaya bahwa dia sedang bermimpi.Melihat wajah tidak bersalahnya, Carlos pun merasa konyol.Setelah ditipu berkali-kali, bisa-bisanya dia masih memercayai Celine.Celine tertegun.Dia tidak mengingat kejadian itu. Namun, mendengar Carlos mengungkit momen itu, dia teringat akan mimpi
Carlos mengangkat kelopak matanya untuk melirik Celine. "Aku yang menggajimu atau dia yang menggajimu? Kalau kamu begitu mengkhawatirkannya, lebih baik kamu mengundurkan diri dan pergi menjadi sekretarisnya."Revin terdiam.Kenapa Carlos begitu emosional? Jangan-jangan Celine lebih memilih untuk naik taksi daripada naik mobilnya?Dia mengedipkan mata sambil bertanya dengan penasaran, "Pak Carlos, kamu benar-benar nggak menyukai Nyonya Celine? Dengan kecantikan Nyonya Celine, kalau dia menekuni dunia hiburan, dia pasti akan menjadi artis tercantik."Dia seolah-olah sedang meragukan selera Carlos. Kalau dia memiliki istri secantik Celine, dia pasti akan melakukan apa pun untuk istrinya. Sekalipun dia harus hidup hemat untuk memenuhi keperluan istrinya, dia rela. Namun, sepengetahuannya, kondisi keuangan Celine agak sulit.Kalau ada yang mengatakan Celine tidak sanggup membayar biaya sewa setengah bulan yang lalu, dia tidak akan percaya.Carlos berkata, "Bunga Oleander di pinggir jalan ba
Melihat Carlos menanyakan Celine, Ratna sangat gembira, tetapi dia tampak agak khawatir. "Begitu pulang, Nyonya langsung naik ke atas, nggak makan malam. Kulihat ekspresinya kurang baik, sepertinya nggak enak badan."Tadi, Celine terus menundukkan kepalanya sehingga poninya menutupi wajahnya dan Ratna tidak melihat luka di keningnya.Carlos mengerutkan kening tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ratna menatapnya sambil bertanya dengan hati-hati, "Bagaimana kalau Bapak sekalian mengantarkan makanan untuk Nyonya saat kembali ke kamar nanti?""Makan saja perlu dibujuk, nggak usah makan.""Nyonya sakit mag. Kalau nggak makan tepat waktu, mungkin akan kambuh. Dia pernah kesakitan hingga menangis ....."Carlos yang sedang makan pun tertegun, dia menyela Ratna dengan ekspresi datar. "Nggak makan satu kali nggak akan mati."Ratna terdiam.Ratna menghela napas, lalu pergi ke dapur. Meskipun Celine tidak ingin makan, dia tetapi menyiapkan beberapa hidangan favorit Celine dan berencana untuk menga
Mendengar nada waspada di balik suara Celine, Carlos pun menghentikan aksinya dan tersenyum pelan. "Kamu kira aku mau ngapain? Memerkosamu?"Celine tertegun.Carlos tersenyum nakal sambil berkata dengan nada sinis, "Kalau perutmu nggak kosong, kamu nggak akan semabuk ini."Tidak terdengar emosi apa pun di balik ucapannya, tetapi suaranya diselimuti dengan nada menghina yang sulit diabaikan.Celine tidak menyukai sikap Carlos yang arogan dan sarkastik seperti ini. Sejak tinggal di Keluarga Tomson sebagai putri angkat, dia paling sering menghadapi tatapan seperti ini. Ekspresinya berubah muram dan nada bicaranya pun menjadi sangat dingin. "Keluar."Carlos tidak bergerak. "Apa kamu tahu kenapa tempat ini disebut Kediaman Carl? Karena ini milik Carlos, bukan Celine."Celine membantah. "Nama yang tercantum di sertifikat rumah adalah namaku."Awalnya nama tempat ini bukan Kediaman Carl, tetapi karena Carlos tinggal di sini, namanya diganti menjadi Kediaman Carl.Meskipun Celine bukan menantu
Keesokan harinya.Hasan memanggil Celine pulang ke Keluarga Tomson.Semalam Celine mengaktifkan model senyap di ponselnya agar bisa tidur dengan nyenyak. Ketika bangun di pagi hari, ponselnya dipenuhi dengan notifikasi panggilan tidak terjawab dan pesan WhatsApp. Kebanyakan berasal dari Merlin dan Lilya. Dia menggulir layar sejenak dan menemukan nama Hasan.Hasan adalah tipe pria yang mementingkan pekerjaan, dia hampir tidak pernah memperhatikan keadaan rumah. Kalau sampai dia mengetahui anak-anaknya berselisih, dia akan menghukum anak dengan kekerasan. Oleh karena itu, hubungannya dengan anak-anak kurang dekat. Selain obrolan singkat saat bertemu, dia hampir tidak pernah menghubungi anaknya.Celine pergi ke Keluarga Tomson setelah pulang kerja. Sesampai di pintu, dia sudah mendengar Merlin sedang menangis. "Ayah, maaf. Aku sudah tahu salah, jangan marah."Suara Hasan sangat keras, dia tampak seperti seekor singa yang emosi. "Kamu dan Celine adalah kakak beradik, satu keluarga. Apa kam
Merlin mengulurkan tangan untuk menggandeng lengan Carlos, tetapi Carlos malah menghindar dan lanjut berjalan sambil bertanya, "Bagaimana keadaan Paman sekarang?""Masih diselamatkan. Tapi Ayah menderita tekanan darah tinggi, dokter sudah memperingatkan kami untuk nggak membuatnya marah ....."Carlos menghampiri Lilya untuk menenangkannya, lalu menanyakan keadaan Hasan pada dokter. Carlos seolah-olah adalah obat penenang yang mampu menenangkan keadaan. Begitu dia datang, suasana tidak sekacau sebelumnya lagi.Setelah itu, Lilya pun menatap Celine. Sejak datang ke rumah sakit, dia hanya berdiri di kejauhan tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan sama sekali tidak tampak khawatir. Lilya yang dilukai oleh sikap dinginnya pun tidak merasa bersalah lagi dan hanya berkata dengan tenang, "Kamu pergi saja dulu."Lilya tidak menyebut nama. Celine yang agak linglung pun tidak sadar bahwa Lilya sedang berbicara padanya.Melihatnya tidak menjawab, Lilya otomatis meninggikan suaranya. Dia berkata de
Jarang-jarang bisa datang ke sini, Celine masih ingin bermain sebentar, tetapi Carlos yang berdiri di hadapannya dengan wajah dingin tampak seperti guru yang datang untuk menangkap siswa nakal. Kemunculan Carlos merusak suasana hatinya, dia melompat turun dari bangku tinggi sambil berkata dengan kesal, "Kamu sudah mengusirnya, mau kusentuh pun nggak bisa."Meskipun model muda itu tidak populer, dia sangat cerdas. Begitu melihat Carlos, dia langsung tahu bahwa dirinya tidak sanggup menanggung akibat dari menyinggung Carlos. Jadi, di tengah-tengah mereka sedang mengobrol dan tidak memperhatikannya, dia sudah melarikan diri.Begitu membuka pintu, angin dingin langsung menerpa wajahnya dan memasuki celah celananya. Celine menggigil kedinginan dan mengangkat tangannya untuk menghangatkan badannya.Carlos bertanya, "Dingin?""Ya." Seketika, Celine mengira Carlos akan melepaskan pakaian untuknya, tetapi detik berikutnya dia menyadari bahwa dirinya salah sangka.Carlos mengangkat kelopak matan
"Hmph." Carlos mendengus dingin. "Anak kecil pun mengetahui prinsip keamanan seperti ini. Tengah malam begini, seorang wanita yang sudah mabuk berani menaiki mobil orang lain?"Celine memiringkan kepalanya, lalu menyipitkan matanya dengan penuh maksud. Dia menatap Carlos sambil tersenyum sinis. "Wanita yang nggak menarik sepertiku nggak memedulikan hal seperti ini."Carlos berkata, "Kalau pria sedang bergairah, jangankan jelek, kawin dengan binatang pun jadi. Penampilan yang menarik hanya akan membangkitkan hasrat pria, bukan berarti pria hanya akan menyentuh wanita cantik. Ada banyak pria yang nggak pemilih di luar sana, jangan menantang pria dengan kebodohanmu."Kesunyian melanda seisi mobil, hanya terdengar suara halus AC.Celine memandang ke luar jendela dengan tenang. Di tengah kegelapan, dia tampak sangat murung dan kesepian. Dia menggenggam ponselnya dan tanpa sadar menekan tombol hidup. Seiring dengan suara "klik", layar ponsel berkedip beberapa kali dan menarik perhatian Carlo