Share

Aku Lebih Pintar dari yang Kamu Bayangkan!

Sebelum keluar dari rumah makan, seorang pria dengan jas hitam menghadangku.

Aku mengernyit. Menatap Adnan yang tersenyum tipis. Ada apa dengannya?

Kenapa pria ini kembali lagi?

"Saya mau pulang. Kamu ngapain lagi?" tanyaku sambil membenarkan posisi tas di tangan.

"Ikut duduk dulu, Mbak. Ada yang perlu saya bicarakan."

Tanpa bicara apa pun lagi, Adnan kembali duduk di kursi kami tadi. Sebenarnya, ada urusan apa lagi? Sampai Adnan harus kembali kesini?

Baiklah. Daripada urusan yang dimaksud Adnan tidak selesai-selesai, aku mengangguk, mengikutinya duduk.

"Kenapa?" tanyaku sambil menatap pria itu.

Adnan diam sejenak. "Sekalian saja saya mengurus berkas pembalikan nama aset, Mbak. Saya bakalan berusaha untuk anak Mbak."

Eh? Aku menelan ludah. Sejak kapan Adnan jadi peduli dengan Andre?

"Maaf, Mbak. Saya sempat lihat video di flash disk tadi. Saya rasa, anak Mbak yang berhak mendapatkan harta itu."

Aku menggigit bibir. Jadi, Adnan sush melihat video itu?

"Mbak tenang saja. Video-video
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status