Share

Palung Cinta Mafia
Palung Cinta Mafia
Author: Zahira

Badboy mesum

Sepasang remaja tengah bergumul  mesra di dalam kamar. Mereka melakukan hal yang tidak senonoh, dan belum layak bagi umur mereka. Keduanya masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan mereka adalah Kalvi dan Lony.

“Cepat Kalvi!” seru  Lony dengan posisi kaki terbuka lebar.

Mereka berdua sama-sama dalam keadaan polos tanpa sehelai kainpun yang melekat pada tubuh. Keringat terus membanjiri keduanya, tanpa ada rasa takut, mereka melakukan aksi bejat itu di rumah Kalvi. Tepatnya di dalam kamar sang cowok.

Lony menjerit nikmat, tapi mulutnya segera dibungkat kuat oleh Kalvi. Merasa kesal dengan suara sang cewek, Kalvi membentaknya dengan nada marah.

“Gila! Kamu mau buat orang satu rumah ini tahu dan mergokin kita di sini?”

Lany menggeleng. Setelah Kalvi melepaskan bungkaman tangannya, ia segera berbisik.

“Bukannya orang tua kamu nggak ada di rumah?” tanya Lony pelan.

Kalvi menjawab sambil tetap melakukan aksinya liarnya, “A…ayah kerja. Ah...Ka.. kalau ibu lagi ke pasar,” katanya denga suara serak.

Setelah itu, Kalvi membalikkan tubuh kekasihnya. Dengan tergesa-gesa ia melakukannya dengan kasar. Mereka berpacu untuk menuntaskan gairah terlarang itu, tanpa memikirkan jika ada orang yang akan memergoki aksi mereka.

Tok…

Tok…

Terdengar ketokan pintu dari luar. Mereka yang sedang melakukan kegiatan panas itu terkejut, sambil berpandangan ragu Kalvi menarik dirinya dan segera memakai bajunya cepat.

“Cepat sembunyi!” perintahnya menunjuk lemari pakaian.

Lony yang juga sama terkejutnya dengan ketukan pintu itu, buru-buru bangun dan berlari masuk ke dalam lemari.

Kalvi segera merapikan rambut dan pakaiannya, setelah itu ia berjalan membuka pintu.

“Kalvi, ngapain kamu di dalam?” tanya ibunya dengan menatap curiga ke dalam kamar Kalvi.

Jantung Kalvi nyaris melompat mendapati kehadiran ibunya yang hampir memergoki aksi terlarangnya. Buru-buru ia menenangkan detak jantungnya yang sedang marathon.

“Eh, ibu. Nggak, aku tadi habis tidur siang. Kenapa bu?” kata Kalvi berusaha tersenyum.

“Ibu tadi membelikanmu makanan. Kamu mau makan sekarang?” ibu Kalvi melengos masuk ke dalam kamar Kalvi, tapi dengan sigap Kalvi mencegat tangan ibunya.

“Nanti saja bu. Aku belum lapar.. ya belum lapar.”

“Kamu kenapa sih? Kok seperti sedang menyembunyikan sesuatu,” ujar ibu Kalvi sambil menatap heran.

“Bukan itu bu. Aku belum rapiin kamar. lihat, kamar aku masih berantakan,” tunjuk Kalvi pada baju-bajunya yang bertebaran di lantai.

Tepat saat ia menunjuk pada tumpukan bajunya yang berserakan, sebuah benda keramat milik Lony tergeletak di atas bajunyanya. Mata Kalvi langsung terbelalak lebar. Dengan cepat ia menarik tangan ibunya keluar kamar.

“Ibu, ayo kita ke bawah. Aku mau makan sekarang, hehe… tiba-tiba saja aku merasa lapar.”

“Ya sudah, kamu kok aneh begini sih, Kalv. Jangan-jangan kamu macam-macam di kamar ya?” tebak ibu dengan tatapan curiga.

“Apaan sih, ibu. Aku hanya tidur setelah pulang sekolah kok, sumpah nggak ngapa-ngapain. Ibu ada-ada saja,” elak Kalvi tenang.

Untung saja ibunya percaya. Kalau saja Kalvi tidak kalah cepat mencegat ibunya masuk ke dalam kamar, entahlah mungkin ia akan ketahuan dan mungkin juga ibunya akan pingsan melihat kebejatannya.

Memang selama ini Kalvi sering melakukan hubungan terlarang itu bersama dengan kekasih-kekasihnya yang lain. Tentu itu adalah hobinya yang suka berganti pasangan. Dan Kalvi adalah tipe cowok bejat dan badboy di sekolahnya.

Setelah makan siang di ruang makan, Kalvi segera melihat tanda-tanda keberadaan ibunya. Dan keberuntungan berpihak kepadanya, ibunya sedang tidur di kamar. buru-buru Kalvi berlari ke lantai atas untuk menyuruh pacarnya segera pulang.

“Lony, sekarang kamu cepat pulang. Ibu aku sedang di kamar,” kata Kalvi membuka lemari pakaiannya.

Lony segera keluar dan buru-buru memasang seragam sekolahnya. Ia nyaris saja kehilangan nyawanya karena terlalu lama dalam lemari pengap itu.

“Ya sudah. Aku pulang dulu, besok kita lanjut lagi yah?” pinta Lony manja.

Kalvi hanya mengangguk. Bodoh amat, dalam hatinya ia sama sekali tidak peduli pada cewek itu. Yang ia pedulikan hanyalah mendapatkan perhatian cewek incarannya yang sangat sulit ditaklukan. Dan dia adalah Migy, sang primadona sekolah yang juga mencakup ketua osis di sekolahnya.

Migy adalah anak tercantik di sekolah dan juga merupakan siswi teladan dengan peringkat kelas yang membanggakan. Tak jarang Migy menjadi pusat perhatian dari setiap siswa sekolah, tapi cewek itu tidak pernah menujukkan ketertarikannya pada siswa yang mengejarnya.

Termasuk Kalvi, cowok badboy yang hanya mengandalkan tampang keren dan juga kekayaannya. Walau  telah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hati sang primadona, Kalvi tidak pernah berhasil. Yang ada, Migy malah menganggapnya preman mesum.

Keesokan harinya, Kalvi tengah berjalan menuju kelasnya. Tak sengaja tatapannya beralih pada sosok cantik Migy yang sedang berjalan menuju ke kelasnya yang berada tepat di sebelah kelas Kalvi.

“Migy, hai,” Kalvi menampilkan senyum cerianya  untuk menyapa Migy.

Migy menoleh, “Hai cowok mesum.”

Kalvi tercengang. Apakah gelar cowok mesum telah melekat padanya? Padahal, ia sama sekali tidak pernah menggoda Migy dengan kemesumannya selama ini.

“What!! Kok mesum?” kata Kalvi bertanya-tanya sendiri setelah Migy melenggang masuk ke kelasnya.

Sejenak, Kalvi mempunyai ide nakal untuk mengerjai sang primadona. Tepatnya setelah bel istirahat, Kalvi tidak menemui cewek-ceweknya yang lain, melainkan ia menemui Migy yang biasanya bersemedi dengan buku tebalnya di perpustakaan.

Dan benar saja, Migy sedang membaca buku di bagian pojok perpustakaan. Dari jarak lima meter Kalvi memperhatikan gerak-gerik Migy dengan serius. Melihat wajah Migy yang cantik, bibirnya berwarna pink lembut, pipinya yang lembut dan mulus. Ingin sekali Kalvi berjalan ke tempat Migy dan mengecup pipi lembut itu.

“Kalvi?” suara seseorang nyaris membuat Kalvi jantungan.

Saat Kalvi menoleh, ia melihat ke samping telah berdiri Cyntia menatapnya dengan raut bingung.

“Apaan?” kata Kalvi kesal.

“Kamu ngapain sih di sini? Tumben mau membaca buku di perpus. Dan… ini kok bukunya terbalik?” tunjuk Cyntia pada buku di tangan Kalvi.

Kalvi berusaha memelankan suaranya agar Migy tidak mengetahui keberadaannya. Dengan cepat ia bangkit dari kursinya dan menarik tangan Cyntia keluar.

“Kamu ngapain? Aku lagi nggak mau diganggu, paham! Sudah, sana pergi,” usir Kalvi.

“Kok kamu usir aku? Kan sekarang jatah aku buat berduaan sama kamu,” kata Cyntia memelas.

“Nanti saja. Aku lagi malas jalan. Dah, sana, jangan ganggu aku!” Kalvi mendorong Cyntia pergi.

Setelah aman, Kalvi kembali masuk ke perpustakaan, tapi ketika ia melihat tempat duduk Migy, tempat itu kosong. Kemana perginya Migy?

Kalvi berjalan mengelilingi rak buku-buku untuk menemukan keberadaan Migy. Ia yakin kalau Migy masih di dalam perpustakaan karena cewek itu sangat hobi membaca di saat jam istirahat.

Greb!

Tangan Kalvi ditarik oleh seseorang. Dan orang itu adalah Migy yang menatapnya penuh selidik.

“Kamu di sini mata-matai aku, ya? Hayo ngaku!” kata Migy.

“Eh… Migy. Bukan... aku kesini sedang mencari buku… ya mencari buku,” jawab Kalvi gugup.

“Buku? Buku apa?”

“Yah, ini… aku butuh buku ini,” Kalvi mengambil asal sebuah buku dan membuka cepat halaman buku tersebut.

Setelah membuka lembar halaman buku tersebut, tiba-tiba matanya terbelalak lebar. Itu adalah buku biologi yang menunjukkan organ reproduksi wanita. Lebih tepatnya gambar vagina. Mampus! Hilang sudah harapannya untuk mencari alasan dari Migy.

“Buku reproduksi wanita? Nggak salah tuh. Bukannya kamu jurusan IPS?” kata Migy menyeringai geli.

Wajah Kalvi mendadak pias. Senyuman lebarnya nyaris hilang berganti dengan seringaian kaku. Apa jadinya ia yang telah bersusah payah menutupi diri agar tidak ketahuan, sekarang memegang buku yang salah.

“Dasar cowok mesum. Kamu tergila-gila banget sama vagina cewek ya, Kalvi? Sudah sana, bawa buku itu pulang dan dipelajari di rumah.”

“Oh, ya. Jangan lupa baca ketika mau tidur dan mimpiin sekalian, biar kamu puas!” Migy segera pergi.

Mendadak Kalvi sadar. Kenapa ia yang selama ini adalah penggila wanita harus kalah dengan ledekan Migy? Ini tidak bisa dibiarkan, dengan kesal Kalvi melemparkan buku biologi itu ke lantai dan bergegas mengikuti Migy.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status