Share

Bab 4

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-15 17:47:10

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 9 jam, kini Laura dan David sudah tiba di Bandara Internasional yang ada di Victoire.

Keduanya hanya membawa dua koper berukuran kecil–sesuai dengan perintah David.

Dalam diam, Laura sedang mengucap syukur.

Mengunjungi kota ini adalah impian terbesar Laura sejak dulu.

Dia ingin sekali mengunjungi Victoire.

Dulu, ketika dia masih berada di kampung, impian ini seakan tidak akan pernah terwujud.

"Kita langsung ke hotel dulu, ya. Sebaiknya, istirahat dulu sekarang. Jalan-jalannya, nanti saja," ajak David–menyadarkan Laura dari lamunannya.

Gadis itu pun mengangguk.

Tak lama, keduanya tiba di hotel.

David segera melakukan check in–lalu menuju ke dalam kamar.

Klik!

Pintu kamar presidential suite terpampang jelas di hadapan Laura.

Gadis itu seketika membeku ketika tersadar sesuatu.

"Ayo masuk, kenapa kamu diam di depan pintu?" tanya David.

"Apa kita akan tidur satu kamar Om?" tanya Laura menatap curiga.

Biar bagaimanapun, dirinya sudah masuk usia dewasa.

Laura takut terjadi hal yang tak diinginkan.

Hanya saja, David justru tersenyum menanggapi kekhawatiran Laura.

Pria itu menarik tangan Laura untuk diajak masuk lebih jauh ke dalam kamar mewah tersebut.

Setelah meyakinkan diri bahwa David hanya menganggap gadis itu keponakannya–bukan lawan jenis–, ia memutuskan untuk mengambil satu kamar dengan Laura.

Selain mengetes diri, David juga ingin semakin dekat dengan anak dari kakak angkatnya ini. Toh, ia sudah berjanji untuk menjaga Laura seumur hidupnya.

"Kamu jangan khawatir. Kebetulan, di hotel ini hanya tersisa satu kamar saja. Nanti, biar aku tidur di sofa," ucapnya membujuk Laura.

Laura pun mengangguk.

Akhirnya, ia memilih menuju ke ruang ganti untuk menata barang-barang mereka.

"Beres," ucapnya. "Om, Laura mandi dulu ya," pamitnya.

David mengangguk membiarkan Laura mandi lebih dulu.

Ia juga memilih merapikan bawaannya.

Setelahnya, David duduk di sofa sambil menonton layar besar di depannya, sembari menunggu giliran mandi.

Tanpa disadari, hari pertama di Victoire mereka lalui layaknya pasangan kekasih.

David dan Laura memiliki perasaan yang tak pernah bisa keduanya ungkap melalui kata-kata.

Laura sendiri tak pernah bisa menolak perlakuan mesra David kepada dirinya. Entah mengapa, gadis itu justru merasa “utuh”.

Di sisi lain, iblis dalam diri David bergejolak.

Semakin dirinya mengelak, ia justru semakin tertarik kepada Laura.

Ia yakin perasaan ini bukan perasaan sayang antara paman dan keponakannya.

Ini adalah perasaan suka terhadap lawan jenis!

Menyadari itu, David mencoba melupakannya dengan meminum beberapa botol wine yang tersedia.

Hanya saja, keinginan untuk menyentuh Laura justru semakin berkobar. Bahkan, David ingin menjadikannya sebagai pendamping hidup!

Meski pria itu tahu dia akan terhalang restu Monica, tapi pria itu akan mengabaikannya.

Tepat pukul 23.00 waktu Victoire, CEO tampan itu menatap Laura yang sedang tidur di atas ranjang.

"Kamu begitu cantik, Laura. Aku akan bertanggung jawab atas hidupmu, agar kedua orang tuamu tenang di sana," lirih David yang sudah terpengaruh alkohol.

Ia berjalan seringan bulu lalu naik ke atas tempat tidur dan duduk di samping Laura yang telah terlelap dalam mimpi indahnya.

David mulai menyibak selimut yang menutupi tubuh Laura. Hasrat pria itu sudah tak bisa ia tahan lagi.

"Laura! Aku menginginkanmu," bisik David tepat di samping telinga Laura, hingga membuat gadis itu menggeliat sekaligus kaget melihat David begitu dekat dengannya.

"Om? Apa yang Om lakukan? Jangan seperti ini," ucap Laura menjauhkan tangan David dari tubuhnya.

Wanita itu turun dari ranjang.

Namun, David berhasil menarik dengan Laura hingga sang wanita kembali terjatuh di atas tempat tidur empuk itu.

"Jangan seperti ini Om," ucap Laura lirih.

"Apa selama 3 bulan ini, kau tidak merasakan apa pun, Laura?"

Pertanyaan David membuat Laura membeku. Terlebih, kala mendengar ucapan pria itu selanjutnya.

“Aku mencintaimu.”

Deg!

Jantung gadis itu berdebar begitu kencang.

Ia tak tahu rasa apa yang ia rasakan terhadap David, tapi Laura harus menghentikan pria ini agar tidak berbuat di luar batas.

"Om, Laura mohon jangan seperti ini. Ibu Om akan semakin membenci Laura kalau Om dekat dengan Laura," jawabnya.

"Apa kau mencintaiku juga Laura?"

Bukannya menjawab pertanyaan Laura, David malah menjawab dengan pertanyaan.

"Aku akan menjagamu Laura. Akan aku buktikan kalau aku sungguh-sungguh akan bertanggung jawab atas hidupmu. Aku sangat mencintaimu Laura," ucap pria itu lagi.

"Tapi Om-" ucapan Laura terjeda. Pria itu menaruh jari telunjuknya di atas bibir Laura.

"Aku jatuh cinta sejak pertama kali kita bertemu. Awalnya aku mengira ini perasaan iba semata, tapi setelah tiga bulan kita bersama, aku berani yakin kalau cintaku padamu sangat besar Laura," ucap David sungguh-sungguh.

Laura menunduk, dia bingung harus menjawab apa, bahkan dirinya belum.pernah pacaran sama sekali.

"Aku janji, akan segera menikahimu untuk meresmikan hubungan kita," bujuknya lagi.

Sentuhan dan bujukan kalau dirinya bersungguh-sungguh akan menjadikan Laura sebagai nyonya muda Aditama, membuat Laura mulai kehilangan akal sehatnya.

Kini Laura pun sudah kehilangan kesuciannya.

Air mata tak henti-henti mengalir dari kedua sudut matanya.

Bisa-bisanya, dia menyerahkan harta paling berharga dalam hidupnya kepada pria yang bukan suaminya.

Lalu, apa yang akan terjadi kalau mereka berdua tidak berjodoh?

Ini adalah MALAM KESALAHAN TERBESAR dalam hidup Laura.

Demi apapun, Laura menyesali semuanya.

David yang menyadari Laura sedang menangis pun, membawa Laura dalam dekapannya.

"Besok kita cari cincin untuk meresmikan hubungan kita, aku janji akan segera mengurus pernikahan kita," janjinya.

Laura yang pasrah hanya bisa mengangguk.

Hal ini jelas berbeda dengan David.

Dia justru tersenyum sangat bahagia karena ternyata Laura benar-benar masih perawan.

"Di zaman yang serba modern seperti ini, aku hampir tak percaya masih ada wanita secantik Laura yang berhasil mempertahankan kesuciannya. Aku akan segera menikahinya," David membatin bahagia dalam hati.

*****

"Ssssssst," Laura meringis. Tubuhnya tadi malam seperti terbelah, sakit luar biasa Laura rasakan hingga kini.

David yang merasakan ada pergerakan pun segera membuka matanya. "Kenapa? Sakit?" tanya David.

Laura pun mengangguk lalu beranjak bangkit dari kasur.

"Mau ke mana?" tanya David lagi.

"Ke kamar mandi," jawab Laura.

Tanpa pikir panjang, pria itu merengkuh tubuh Laura ala bridal. Laura sangat malu, tubuh keduanya dalam keadaan polos.

Laura masih mengingat bagaimana perkasanya David.

Pria itu bahkan melakukannya sebanyak tiga kali.

Kalau saja Laura tak hampir pingsan, mungkin David masih mau melakukannya.

Setelah tiba di kamar mandi, David mengisi bathtub dengan air hangat.

Ia lalu meminta Laura untuk berendam air hangat.

Laura pun melakukan saran David, "Om mau ngapain?" tanya Laura heran saat David hendak masuk ke bathtub yang sama dengannya.

"Mandi barenglah," jawabnya.

“Hah?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Chy Doang
Wah gercep kli
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Paman Angkatku itu Ayah Anakku   Happy Ending

    “Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale

  • Paman Angkatku itu Ayah Anakku   Salam Hormat Kakak!

    “Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de

  • Paman Angkatku itu Ayah Anakku   Jadilah Teman yang Berguna!

    Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it

  • Paman Angkatku itu Ayah Anakku    Fakta Baru tentang Riana

    “Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang

  • Paman Angkatku itu Ayah Anakku   Terluka Begitu Dalam

    “Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak

  • Paman Angkatku itu Ayah Anakku   Kejujuran Harus Terungkap

    “Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status