Home / Historical / Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif / Jejak Aroma dan Rasa di Dalam Cangkir

Share

Jejak Aroma dan Rasa di Dalam Cangkir

Author: Aspasya
last update Huling Na-update: 2025-07-04 07:00:38

Setelah keluar dari Manor Gao, Zhiyu menatap kelopak melati pucat di tangannya dengan ekspresi seseorang yang baru menyadari bahwa puzzle seribu keping ternyata kehilangan potongan tengahnya.

"Kita belum selesai," katanya sambil memutar bunga itu di antara jarinya. "Ada terlalu banyak yang tidak pada tempatnya di manor tadi."

Zeyan mengangguk sambil mengayunkan kotak teh langka seperti mainan. "Demi menjaga efisiensi kekaisaran," ucapnya dengan nada yang terlalu sopan untuk dipercaya, "bagaimana kalau kita mampir ke Yamen? Menteri Xu pasti senang sekali kami datang berkunjung."

Menteri Xu yang masih dalam tahap pemulihan trauma manor menoleh dengan tatapan seorang kelinci yang melihat harimau lapar. Kedua malaikat penghancur birokrasi ini sekarang ingin berkunjung ke kantornya sendiri.

Dalam hati, ia mempertimbangkan berbagai skenario melarikan diri. Pura-pura sakit mendadak? Lari ke pegunungan? Mengund
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Doa, Kisah, dan Diam yang Tidak Menjawab

    Xu Jianghong menunduk dan berbisik pelan pada Letjen Yuan, matanya sesekali melirik barisan yang mulai memasuki kuil."Apakah Kita memiliki janji investigasi dengan mereka?"Yuan Liqing mengangguk… lalu menggeleng."Jawabanmu itu… bukan jawaban.""Aku dan Menteri Han memang memiliki janji investigasi dengan Pangeran Ketiga. Tapi… tidak dengan Putra Mahkota. Atau Letjen Wei Xuan."Xu Jianghong terdiam, lalu mendesah dalam hati."Mengapa investigasi hilangnya para suami Nyonya Gao… justru melibatkan faksi politik pengadilan istana?"Di sisi lain, Zhiyu melangkah mendekati Zeyan dengan langkah pelan dan kalem."San Gē… ada apa ini?" bisiknya sambil melirik ke arah Letjen Wei Xuan yang berdiri dengan postur seperti penjaga berkelas.Zeyan belum sempat menjawab, ketika Wei Xuan menyela santai."Tuan Muda Baili, saya masih bertugas menjaga Anda."Zhiyu hendak menjawab dengan komentar sinis, tetapi suara ceria Li Qingyan lebih cepat menghantam suasana."Letjen Wei! Tolong jaga Zhiyu Gē denga

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Ulasan, Julukan, dan Langkah yang Memanggil Putra Mahkota

    Zhiyu tidak pernah menyukai kejutan yang datang dengan kipas merah tua dan senyum yang terlalu tenang untuk disebut polos. Ketika Li Qingyan muncul di kedai Baiyuanxuan dengan langkah riang yang mencurigakan, diikuti pelayan kecilnya dan dua pejabat yang tampak seperti sedang dalam misi berbeda, Zhiyu langsung menyadari bahwa hari yang sudah rumit ini baru saja bertambah kompleks.Sepupunya memang pandai muncul di waktu yang tepat untuk hal yang salah. Tak heran jika Pangeran Ketiga, Xiao Zeyan menjulukinya sebagai 'Nona Muda Pengacau Situasi Ibukota'."Biaomei," sapanya dengan nada datar yang sudah menjadi pertahanan alami."Zhiyu Gē!" Li Qingyan menyapa dengan antusiasme yang berlebihan, kipas di tangannya bergerak seperti sayap kupu-kupu yang baru menemukan kebun bunga. "Apa ada yang menarik di kedai ini?"Zhiyu menatap kedai yang masih dipenuhi pelanggan ketakutan dan pelayan yang bergerak seperti sedang menghindari petir. "Hanya teh yang layak diminum."Yuan Liqing yang mendengar

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Reputasi yang Mendahului Aroma, dan Pelayan yang Menyerah Secara Emosional

    Langkah Li Qingyan terlihat terlalu riang untuk seorang gadis yang seharusnya sedang dalam perjalanan biasa. Kipas merah tua di tangannya berayun dengan ritme yang hampir seperti lagu kemenangan, sementara di belakangnya, Yuan Liqing mengikuti dengan semangat yang hampir menyamai antusiasme Li Qingyan sendiri.Berbeda dengan Yuan Liqing yang tampak bersemangat, Xu Jianghong berjalan dengan langkah yang semakin lambat, seperti seseorang yang sedang menunda eksekusi. Setiap langkah terasa berat, dan matanya sesekali melirik ke arah jalan lain, mencari kemungkinan untuk melarikan diri."Sebenarnya kita masih bisa ke Kuil Yansheng dulu," gumam Xu Jianghong dengan nada berharap, "investigasi itu penting...""Tenang saja, Menteri Xu," sahut Yuan Liqing dengan nada yang terlalu ceria, "bertemu dengan Tuan Muda Baili pasti akan memberikan wawasan baru untuk kasus kita."Xu Jianghong menghela napas panjang, menyadari bahwa perlawanannya sia-sia. Setiap kal

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Catatan yang Dibuka Kembali dan Undangan yang Mengalihkan Tujuan

    Yuan Liqing dan Xu Jianghong duduk di ruang arsip Yamen Mahkamah Agung, dikelilingi gulungan laporan lama yang baunya telah meresap ke dalam dinding kayu selama bertahun-tahun. Debu menari di udara setiap kali mereka membuka dokumen baru, menciptakan kabut tipis di bawah sinar matahari pagi yang menerobos jendela kecil.Hari itu, lembaran yang mereka buka kembali adalah penyelidikan pembunuhan di Penginapan Jingluo'an. Kasus tertutup, satu korban, tanpa saksi, tanpa jejak. Seperti banyak kasus lain yang berakhir dengan kata "tidak terselesaikan" dalam tinta merah."Xú Tingsheng, pelayan penginapan. Separuh jenazahnya ditemukan terbakar. Tidak ada saksi. Dan dia tinggal di Kuil Yansheng..." gumam Yuan Liqing sambil menyusuri catatan dengan jari yang sudah kotor tinta. Suaranya rendah, hampir seperti sedang berdoa.Xu Jianghong mengangguk pelan, matanya menelusuri detail dengan ekspresi yang penuh waspada. Setiap kata dalam

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Teh, Bonsai, dan Pertanyaan yang Tidak Perlu Ditinggikan untuk Menakutkan

    Kedai Baiyuanxuan terasa lebih tenang dari biasanya, meski ketenangan itu jelas bukan hasil dari reputasi kuliner mereka. Sejak ulasan pedas Baili Zhiyu tentang kue mereka beberapa waktu lalu, separuh pelanggan menghilang seperti debu tertiup angin. Yang tersisa hanyalah mereka yang datang demi satu hal, teh bunga tujuh rupa yang misterius itu.Hari itu, Zhiyu kembali. Ditemani Yuan Qing dan Ming'er dalam penyamaran yang terlalu mencolok untuk disebut sebagai penyamaran. Yuan Qing mengenakan pakaian pedagang kain biasa, namun cara berjalannya yang tegap dan mata yang waspada mengkhianati latar belakangnya sebagai mantan prajurit. Ming'er lebih parah lagi, mengenakan jubah pelayan kedai dengan pedang yang masih terselip di pinggang, seperti pelayan yang siap berperang kapan saja.Bahkan ayam yang berlalu-lalang di depan kedai pun tahu persis siapa mereka. Baili Zhiyu, Dewa Kematian Kuliner, telah datang lagi.Lu Chonghai, pemilik kedai, nyaris pin

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Teh yang Menghubungkan Ingatan dan Bebek yang Menyelamatkan Kepala

    Zhiyu meletakkan mangkuk berisi bubuk bunga teh di atas meja dengan gerakan yang diperhitungkan. Para tamu menyimak dengan waspada, seperti hakim yang menunggu pengakuan tersangka.Han Qingsheng menatap bubuk itu dengan pandangan yang tajam. "Jadi Tuan Muda Baili sendiri yang meracik teh ini?"Zhiyu mengangguk dan tersenyum tenang, tanpa menunjukkan emosi apapun. Namun, bagi mereka yang mengenalnya dengan baik, senyum seperti itu biasanya menandakan bahwa ia sudah menyiapkan beberapa kejutan yang tidak menyenangkan."Menteri Xu," kata Zhiyu sambil mengarahkan pandangannya pada pria yang sudah mulai terlihat gelisah, "apakah kau ingat bunga kering yang dibawa salah satu pengawal Yamen dari Manor Gao?"Xu Jianghong tertegun, seperti orang yang baru menyadari bahwa ia telah melangkah ke dalam jebakan yang sudah dipasang sejak lama. "Jangan Anda katakan ini adalah bunga-bunga itu."Zeyan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status