Share

Teh Yang Sama

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-07-06 11:12:40

Setelah pesta kambing guling dan steamboat yang cukup memuaskan, Zhiyu dan Zeyan memutuskan untuk pindah ke teras Paviliun Kabut Rasa dan Kejatuhan Sosial. Malam musim panas mulai menebarkan kelembapan hangat yang khas, membuat udara terasa sedikit lengket namun menyenangkan.

Suasana hening menyelimuti halaman belakang, hanya terdengar suara serangga yang bermain simfoni malam dan suara aneh lainnya yang cukup mengganggu. Seekor gagak besar bertengger di atap paviliun, tampak sangat nyaman dengan posisinya yang strategis seolah sedang mengawasi percakapan mereka.

"Burung malam selalu menyimpan rahasia," gumam Zhiyu sambil memandang gagak yang tampak terlalu pintar untuk ukuran burung biasa.

"Atau punya daftar korban," jawab Zeyan ringan sambil menggerakkan jari untuk mengusir serangga yang terbang mendekat.

Ming'er muncul dari dalam paviliun dengan nampan perak di tangannya, membawa dua cangkir teh porselen putih, buah biwa yang sudah dikupas rapi, dan leci segar yang masih meneteskan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Anggota Pasukan Bayangan Yang Dramatis

    "Aiyo!" Mereka bertiga terkejut dan berteriak bersamaan seperti paduan suara yang tidak terlatih.Sosok berjubah gelap, memakai penutup wajah hitam, hanya menyisakan sepasang mata yang seharusnya terlihat misterius namun kini tampak agak memelas.Itu adalah Hei Mou, anggota pasukan bayangan yang paling berdedikasi pada tugas dan paling terobsesi pada seni kemunculan teatrikal."Yang Mulia! Bisakah bersikap biasa-biasa saja!" omel Hei Mou sambil merapikan jubahnya yang sedikit kusut karena lompatan dramatis tadi."Bagaimana aku bisa bersikap biasa saja kalau kau selalu muncul tiba-tiba seperti hantu yang salah alamat?" balas Zeyan dengan gemas sambil memegang dadanya."Yang Mulia, peran saya sebagai anggota pasukan bayangan tentu saja muncul tiba-tiba dan harus dramatis!" sahut Hei Mou dengan mantap sambil melompat masuk ke ruangan dengan gaya yang berlebihan."Haruskah selalu begitu?" Zeyan bertanya sambil memijat pelipisnya.

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Paviliun Kabut Ringan dan Bencana yang Menjelang

    Sementara itu, di Paviliun Kabut Ringan, kediaman pribadi Pangeran Ketiga Xiao Zeyan, suasana tidak setenang biasanya. Malam yang seharusnya dipenuhi ketenangan malah diwarnai keresahan yang samar namun terasa.Zeyan tengah dipijat oleh gadis pelayan, Ji Rou, seusia Ming'er dan tak kalah absurdnya dalam tingkah lakunya. Gadis mungil itu memiliki kemampuan menggugat setiap instruksi majikannya dengan logika yang kadang lebih masuk akal.Pangeran itu bermalas-malasan seperti biasa di kursi favoritnya, namun hatinya gelisah. Ada sesuatu yang mengganggu ketenangan batinnya, seperti angin malam yang bertiup dari arah yang salah."Shén Rui, Èr Lang sudah pergi?" tanyanya pada pelayan setianya dengan nada yang berusaha terdengar santai."Menurut laporan, sudah, Yang Mulia," sahut Shén Rui sambil mengatur teko teh di meja kecil."Dengan siapa?" Zeyan bertanya lagi, jemarinya mengetuk-ngetuk l

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Tuan Ma, Lukisan dan Aroma Teh

    Setelah puas menyumpahi 'Baili Zhiyu' dengan segala macam makian yang mengalir lancar dari mulutnya sendiri, Zhiyu dan Wei Xuan dipersilakan gadis pemanah untuk masuk ke dalam rumah Tuan Ma. Gadis itu menurunkan busurnya sepenuhnya, meski mata tajamnya masih mengawasi setiap gerakan kedua tamu.Kondisi di dalam rumah Tuan Ma jauh berbeda dari yang mereka lihat dari luar."Ini lebih rapi dan mirip tempat tinggal seorang sarjana," bisik Wei Xuan lirih sambil mengamati sekeliling dengan mata yang terlatih menangkap detail.Zhiyu mengangguk setuju. Kontras yang mencolok antara eksterior yang tampak lusuh dengan interior yang tertata rapi ini mengingatkannya pada teknik penyamaran yang biasa digunakan para ahli strategi.Ruangan tempat mereka dipersilakan duduk dan menunggu Tuan Ma memang lebih mirip ruang belajar dengan lemari kayu tua yang dipenuhi gulungan-gulungan. Aroma tinta dan kertas lama bercampur dengan dupa halus yang terbakar di sudut ruang

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Seribu Korban Baili Zhiyu di Tahun ini

    Zhiyu ditemani Wei Xuan berangkat ke Pasar Hantu saat malam menjelang. Bayangan keemasan senja berubah menjadi kegelapan yang ditembus cahaya bulan, menciptakan siluet-siluet misterius di antara bangunan-bangunan tua.Kali ini tanpa Yuan Qing dan Ming'er, dua pelayan setia Zhiyu yang sedang dalam masa hukuman karena insiden di Kuil Yansheng. Tuan Besar Baili merasa sangat malu pada Putra Mahkota dan Menteri Han Qingsheng setelah drama "penculikan" Li Bao yang mencoreng nama keluarga.Mereka berhenti sejenak di pintu gerbang Pasar Hantu yang lebih mirip gerbang desa tak terurus. Kayu-kayu lapuk berdiri miring dengan aura suram yang menyelimuti, seolah tempat ini menyimpan ribuan rahasia gelap.Zhiyu memperhatikan deretan rumah-rumah tua di kedua sisi jalan yang menuju gerbang. Energi di tempat ini terasa berbeda. Lebih pekat, lebih berbahaya, seperti ada kekuatan tak terlihat yang mengawasi setiap langkah pengunjung.Kawasan ini bukanlah kawasan an

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Li Qingyan Dan Rencananya

    Di Manor keluarga Li, Li Qingyan duduk anggun di sebelah ayahnya yang sedang membaca dokumen administrasi. Sinar matahari membuat ruangan tampak hangat dan nyaman."Ayah," katanya sambil menyeduh teh dengan gerakan elegan, "hari ini Qingyan bertemu Letjen Wei Xuan."Li Chengfeng menoleh sambil meletakkan dokumen. "Wei Xuan? Di mana?""Di Kuil Yansheng," Li Qingyan menjawab sambil menuangkan teh ke cangkir ayahnya. "Dia sedang mengawasi Zhiyu Gē yang terlibat dalam kasus.""Ah, iya. Aku dengar Zhiyu terseret kasus aneh itu," Li Chengfeng mengangguk sambil mengambil cangkirnya. "Bagaimana keadaannya?"Li Qingyan menghela napas sambil duduk. "Seperti biasa, Ayah. Zhiyu Gē tidak sadar kalau dia selalu membuat orang khawatir.""Kakak ipar pasti pusing," Li Chengfeng berkata sambil menyesap tehnya."Makanya, Ayah," Li Qingyan melanjutkan dengan nada hati-hati, "Qingyan pikir... mungkin perlu mengawasi Zhiyu Gē lebih ketat."

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Nama Resmi Kasus Dan Puisi Bai Mudan

    Setelah investigasi di Kuil Yansheng yang diwarnai kericuhan serempak oleh duo absurd dan pelayan kecil berlogika tajam, rombongan pun kembali ke aktivitas masing-masing.Walau hari itu ditutup tanpa interogasi lagi, aroma Manor Gao terus menggema di benak mereka seperti dupa yang belum padam.Di Mahkamah Agung, Han Qingsheng duduk berhadapan dengan Xu Jianghong di ruang kerja yang dipenuhi gulungan dokumen. Sinar matahari siang menerangi tumpukan arsip di meja."Kasus ini harus punya nama resmi," Han Qingsheng berkata sambil mengambil kuas dari tempatnya. "Tidak bisa terus disebut 'kasus suami hilang yang aneh itu'."Xu Jianghong mengusap dagu sambil berpikir. "Bagaimana dengan 'Misteri Manor Gao'?""Terlalu sederhana." Han Qingsheng menggeleng sambil menimbang kuas di tangannya. "Ini lebih dari sekadar manor.""Kalau begitu…" Xu Jianghong merenung sejenak sambil melirik tumpukan dokumen, "Teh Bunga Tujuh Rupa Dan Suami Yang Hil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status