Home / Historical / Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif / Tidak Ada yang Peduli dengan Sandera Ini

Share

Tidak Ada yang Peduli dengan Sandera Ini

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-06-11 12:19:27

Yuan Qing berlari memasuki kompleks Mansion Baili dengan napas terengah. Jubah pelayannya berkibar liar, sepatu botnya menimbulkan suara gaduh di lantai kayu berpelitur. Sejumlah pelayan lain menoleh kaget, tetapi ia tak peduli. Berita yang dibawanya terlalu penting untuk dihalangi kesopanan.

Di aula utama, Tuan Besar Baili duduk dengan tenang. Jubah mewahnya berwarna hijau zamrud berkilau tertimpa cahaya pagi yang mengintip dari jendela. Teh paginya mengepul dari cangkir porselen berukir awan biru.

Yuan Qing berlutut dengan cepat, hampir tersandung kakinya sendiri.

"Tuan Besar! Tuan Muda Kedua telah disandera!" serunya panik.

Tuan Besar Baili mengangkat cangkir tehnya dengan gerakan lambat, menghirup aromanya sejenak, lalu menyeruput dengan nikmat. Matanya terpejam selama beberapa detik, tampak sedang menikmati rasa teh berkualitas tinggi itu.

"Hm... biarkan saja," jawabnya santai seolah baru diberitahu bahwa hari akan turun hujan.

Yuan Qing terdiam. Otaknya seperti roda pedati yang berhenti mendadak. "Tuan Besar... biarkan saja?" ulangnya ragu, hampir terjungkal dari posisi berlututnya.

Tuan Besar Baili hanya mengangkat alis, sementara tangannya dengan santai mengambil kue kering dari piring di sampingnya.

"Siapa tahu dia akan menemukan kisah cinta selama disandera," ujar Tuan Besar sambil mengunyah kue dengan lambat. "Bukankah itu cara yang bagus untuk mendapatkan menantu?"

Yuan Qing menganga, matanya berkedip cepat. Pelayan Tuan Baili di sampingnya mendekat dan berbisik di telinganya.

"Ini bukan yang pertama kali, Yuan Qing. Kau baru setahun bekerja untuk Tuan Muda Kedua, jadi kau belum tahu."

Yuan Qing mengerutkan dahi. Apa yang belum dia ketahui?

"Ah, rupanya kau belum paham," Tuan Besar Baili tersenyum tipis. "Anakku itu... cukup istimewa dalam hal disandera."

Tuan Besar Baili tersenyum santai, lalu dengan nada penuh kebanggaan seperti seorang ayah membanggakan prestasi putranya, ia mulai bercerita.

Dan saat itulah Yuan Qing menyadari bahwa Baili Zhiyu memiliki reputasi tersendiri di kalangan penculik Longwen. Bukan sebagai korban yang malang, melainkan sebagai 'sandera paling merepotkan dalam sejarah kerajaan'.

***

Penculikan Pertama, kasus pemilik restoran yang berakhir bangkrut.

"Tuan Baili! Aku menyandera putramu! Berikan aku lima ribu tael emas atau dia akan menderita!" teriak seorang saudagar berbadan besar dengan bekas luka di wajahnya.

Zhiyu, bukannya ketakutan, justru mengamati mangkuk sup di hadapannya dengan kerutan dalam di dahi.

"Apa ini? Kau menyebutnya sup? Air tawar dengan potongan sayur yang bahkan tidak direbus dengan benar?" Ia mengangkat sumpitnya dan menunjuk ke arah daging. "Dan apa ini? Cara pemotonganmu mengabaikan arah serat daging. Kau memotongnya seperti orang yang sedang terburu-buru menebang kayu."

Sang penculik mengerjap bingung. "Apa?"

"Supmu hambar, teknik pemotongan dagingmu buruk, dan nasi ini bahkan lebih keras dari batu perbatasan Longwen!" Zhiyu mendorong mangkuk itu menjauh dengan ujung jarinya. "Aku tidak akan makan sampah seperti ini."

Dua hari kemudian, saudagar itu berlutut di depan kantor Jinyiwei dengan tangan terikat, matanya bengkak karena menangis.

"Aku menyerah! Ambil saja dia! Aku tidak tahan lagi!"

Letjen Wei Xuan, Komandan Jinyiwei, menatapnya bingung. "Kau menyerahkan diri hanya karena tidak tahan dengan sanderamu?"

"Tidak ada manusia yang bisa bertahan dalam kritikan tanpa henti setiap waktu makan tiba!"

***

Penculikan Kedua, Geng Bandit yang menjadi murid kuliner

"Apa ini? Kau menyebut ini pai daging? Bumbunya terlalu banyak, dagingnya hampir gosong, dan pai ini lebih keras dari sepatu perang!" Zhiyu menggeleng dengan ekspresi jijik.

Pemimpin bandit, pria berambut acak-acakan dengan janggut tebal, tampak tersinggung. "Kau pikir mudah memasak di gua pegunungan?"

"Jika kalian ingin hidup layak, setidaknya tahu bagaimana menggoreng makanan tanpa membuat dapur kalian meledak! Sini, biar kutunjukkan."

Tiga hari kemudian, Letjen Wei Xuan dan pasukannya tiba di pegunungan, siap untuk penggerebekan besar.

Namun, ...

Yang mereka temukan adalah sekelompok bandit yang sibuk melayani pelanggan di kedai makanan baru.

"Silakan tunggu giliran! Menu spesial hari ini adalah sup tulang sapi dengan rempah pegunungan, resep dari Shifu kami!" teriak salah satu mantan bandit dengan bangga.

Wei Xuan hanya bisa menggaruk kepalanya. "Sifu?"

"Aku sudah bertempur melawan pemberontak, penyusup, dan mata-mata kerajaan lain. Tapi aku tidak pernah menyangka aku harus menyelamatkan seorang kritikus makanan yang mengubah bandit menjadi pengusaha restoran."

***

Penculikan Ketiga. Pemberontak yang menjadi Flfilosof mendadak

"Jadi kau ingin membangun negara baru, tetapi tidak punya rencana ekonomi?" Zhiyu menggeleng kecewa. "Ini seperti ingin membangun rumah tanpa kayu dan paku."

Pemimpin pemberontak, seorang pria jangkung dengan tatapan intens, mengerutkan dahi. "Kami fokus pada nilai-nilai keadilan dan kebebasan!"

"Kalau kau ingin revolusi, setidaknya miliki sistem ekonomi yang layak. Apa rencana pajakmu? Bagaimana dengan perdagangan luar negeri? Sistem moneter?"

Setelah lima hari penuh ceramah ekonomi, politik, dan filosofi pemerintahan, pemberontak itu akhirnya menyerah.

"Aku tidak ingin revolusi lagi. Aku hanya ingin tidur tanpa mimpi tentang grafik ekonomi dan perhitungan pajak progresif!"

***

Yuan Qing mendengarkan cerita-cerita itu dengan mata melebar. "Tapi Tuan Besar... ini berbeda! Biasanya penculiknya menyerah lebih dulu dan tidak mau bertemu Tuan Muda Kedua lagi seumur hidupnya! Tetapi kali ini... kali ini buronannya berbahaya!"

Tuan Besar Baili mengibaskan tangannya dengan tenang, seolah mengusir lalat yang mengganggu.

"Tenang saja. Paling lama tiga hari, aku jamin si penculik akan berpikir dua kali tentang hidupnya."

Yuan Qing terdiam, tidak tahu haruskah ia mengasihani tuan mudanya atau justru penculiknya yang malang. Untuk pertama kalinya, ia lebih mengkhawatirkan buronan daripada Tuan Muda Kedua, Baili Zhiyu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Rencana Rahasia di Bawah Sinar Bulan

    "San Gē, jika lorong rahasia di Pasar Hantu memiliki jalan keluar yang berbeda-beda ke berbagai tempat, aku yakin ada satu jalur utama yang mempertemukan semua jalur rahasia itu, bukan?" Zhiyu menjawab dengan nada serius, menunjukkan bahwa otaknya sudah bekerja menganalisis situasi yang kompleks."Jadi..." Zeyan menelan ludah dengan hati-hati. "Kau mau menelusuri lorong-lorong rahasia itu sendiri?"Zhiyu mengangguk mantap tanpa ragu. "Tetapi kita harus mengeluarkan Luó Jìng dulu dari Manor Gao sebelum melakukan itu.""Bagaimana caranya?" Zeyan mengerutkan keningnya dengan khawatir, suaranya mulai bergetar karena cemas. "Èr Lang, jangan katakan kau hendak menyusup ke dalam Manor Gao? Jika sampai ketahuan, Ayahanda Kaisar pasti akan pergi ke Barat untuk menyusul Sun Go Kong karena stress berat!"Zhiyu melirik Zeyan dari atas punggungnya dengan tatapan yang cukup untuk membuat Zeyan langsung paham bahwa di

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Sore yang Tak Terduga

    Sore menjelang malam, suasana ibukota Longcheng mulai dihiasi dengan kemeriahan khas kehidupan malam yang tidak pernah tidur. Jalanan kota diterangi lampion merah dan lentera emas yang menyala berjajar di sepanjang jalan utama, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan udara malam yang semakin dingin.Baili Zhiyu melangkah dengan tenang dan terkendali, kedua tangannya diklasper di belakang punggung dengan sikap yang mencerminkan ketenangan seorang sarjana. Ujung hanfu biru mudanya berkibar lembut tertiup angin malam yang mulai terasa lebih dingin dan membawa aroma bunga yang harum dari taman-taman kota.Di sampingnya, Xiǎo Zeyan berjalan dengan langkah santai yang khas, jubah biru kerajaan yang dipakainya juga berkibar-kibar mengikuti irama langkahnya. Sesekali dia memperhatikan sekeliling dengan mata yang mengamati setiap detail, meski wajahnya tetap menunjukkan ekspresi santai yang biasa."Èr Lang, kau mau mereview

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Drama di Paviliun Kabut Rasa

    Sementara itu, di Paviliun Kabut Rasa yang terkenal tenang, Xiao Zeyan seperti biasanya tengah bermalas-malasan sambil menikmati kacang rebus hangat di teras yang menghadap taman. Ia duduk dengan sikap santai, sesekali melempar biji kacang ke udara dan menangkapnya dengan mulut.Sementara di teras yang tak jauh darinya, Xie Zun dan pasukan bayangannya berlutut berderet dengan rapi, menunggu dalam formasi sempurna.Shèng Rui dan Ji Rou, kedua pelayan setia yang sudah bertahun-tahun mengabdi pada Pangeran Ketiga, pun melaporkan dengan nada formal yang tidak biasa."Yang Mulia, Jenderal Xie Zun dan Pasukan Angin Malam Berselimut Teh telah siap menunggu perintah Anda."Xiǎo Zeyan terkejut mendengar laporan itu dan hampir tersedak biji kacang yang tengah dimakannya dengan cara tidak elegan. Ia sedang asyik melempar kacang ke atas ketika mendengar pengumuman yang mengejutkan tersebut."Yang Mulia!" Ji Rou buru-buru berlari mengambil air dan mem

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Pagi yang Tidak Biasa di Yamen Menteri Perang

    Fajar baru saja menyingsing ketika Xú Jianghong merapatkan jubahnya yang masih agak kusut dan bergegas menemui beberapa tamu penting yang pagi ini telah menunggunya di Yamen. Langkahnya tergesa namun tetap terkendali, meski pikirannya masih dipenuhi memori tentang aroma Teh Bunga Tujuh Rupa dari malam sebelumnya.Zhou Liang, pelayan Yamen yang setia dan selalu cemas berlebihan, bergegas menyambutnya dengan wajah yang menunjukkan kekhawatiran berlebihan."Menteri Xú, Menteri Han, Tuan Muda Yuan dan Komandan Wei Xuan telah menunggu Anda sedari tadi," lapornya dengan nada khawatir. "Mereka tampak sangat serius dan saya khawatir ada urusan besar yang terjadi.""Aku mengerti, Zhou Liang. Terima kasih atas laporannya," sahut Xú Jianghong dengan nada serius sambil merapikan penampilannya sebelum masuk.Dia melangkah masuk ke ruang utama Yamen dengan sikap siap menghadapi situasi apapun, dan segera memberi horm

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Kenangan dan Kesulitan yang Tersimpan

    Shèng Guan menyesap tehnya lagi, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih serius. "Tapi tidak semua kenangan tentang masa itu menyenangkan, Menteri Xú.""Bagaimana maksud Anda?" tanya Xú Jianghong sambil mencondongkan tubuh sedikit ke depan, menunjukkan ketertarikan yang tulus."Setelah lulus dari akademi dengan nilai yang sangat bagus, bahkan masuk dalam sepuluh besar lulusan terbaik angkatan saya, saya menghadapi kenyataan pahit." Shèng Guan menatap langit-langit sejenak. "Ternyata nilai bagus saja tidak cukup.""Ah, sistem itu," gumam Xú Jianghong paham."Tepat sekali. Untuk mendapatkan jabatan yang bagus, saya harus menyuap Menteri Personalia saat itu. Tapi dari mana saya mendapatkan uang sebanyak itu?" Shèng Guan tertawa pahit. "Keluarga saya bahkan kesulitan mengirim uang untuk makan sehari-hari.""Sistem yang tidak adil memang," komentar Xú Jianghong diplomatik.

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Teh Bunga Tujuh Rupa Di Kediaman Walikota

    Di lain tempat, di kediaman Walikota Shèng Guan, suasana makan malam berlangsung dalam keheningan yang sopan namun agak canggung. Lentera gantung memantulkan cahaya temaram ke permukaan meja kayu yang dipoles halus, tempat aneka sajian lezat tersaji dengan rapi. Pangsit kukus yang masih mengepul, irisan daging rebus yang dipotong tipis sempurna, dan teh yang mengepul pelan dari cangkir porselen bermotif naga.Xú Jianghong duduk dengan sikap yang berusaha terlihat santai, menikmati hidangan itu, atau setidaknya berusaha menikmati. Namun kenyataannya, selera makannya sudah hilang sejak insiden aneh di tepi kolam taman belakang beberapa saat yang lalu.Kemunculan Wei Xuan, Komandan Pasukan Jinyiwei, dari dasar kolam seperti seekor ikan raksasa bukanlah hal yang bisa dianggap sebagai lelucon biasa. Apa yang sebenarnya dilakukan pria itu di tempat seperti itu? Pertanyaan itu berulang kali muncul di benaknya seperti mantra yang tidak bisa dihenti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status