Home / Fantasi / Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif / Pangeran yang Terlalu Malas untuk Menyelamatkan

Share

Pangeran yang Terlalu Malas untuk Menyelamatkan

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-06-11 12:23:45

Yuan Qing menatap gerbang Mansion Baili dengan hati berat. Tuan Besar jelas tidak peduli dengan nasib putranya. Dengan pikiran berkecamuk, ia akhirnya mengambil keputusan nekat. Menemui Pangeran Ketiga Xiao Zeyan.

Setelah perjalanan melelahkan ke Istana Longwen dan prosedur perizinan yang rumit, Yuan Qing akhirnya berhasil masuk ke kompleks istana. Seorang pelayan istana dengan pakaian berwarna ungu khas kerajaan membimbingnya melalui koridor panjang menuju paviliun pribadi Pangeran Ketiga.

"Tamu untuk Yang Mulia Pangeran Ketiga," lapor pelayan istana sambil mendorong pintu berukir naga.

Di dalam, sinar matahari yang hangat menerobos jendela, membentuk pola-pola indah di lantai kayu. Xiao Zeyan berbaring di kursi malasnya, sebuah buku menutupi wajahnya, dan kedua kakinya menggantung bebas di sisi kursi. Hanfu ungu kerajaannya kusut di beberapa bagian, sementara ikat kepalanya tampak longgar, hampir terlepas.

Pelayan istana berdeham pelan. "Yang Mulia, ada pelayan pribadi Tuan Muda Èr lang."

"Hmm?" Suara malas terdengar dari balik buku. "Ada apa?"

Dengan perlahan, Xiao Zeyan menyingkirkan buku dari wajahnya. Matanya yang sayu tampak setengah terpejam, jelas terganggu dari tidur siangnya yang berharga.

Yuan Qing berlutut dengan cepat, kepalanya tertunduk. "Yang Mulia! Tuan Muda Baili Zhiyu telah diculik oleh seorang buronan berbahaya!"

Dengan gerakan lambat, Xiao Zeyan mengubah posisinya, setengah duduk, rambutnya acak-acakan seperti sarang burung. Ia menguap lebar tanpa repot-repot menutupi mulutnya.

"Aiyo, jadi sekarang dia disandera?"

Yuan Qing mengangguk cepat, matanya berbinar penuh harapan. "Benar, Yang Mulia! Buronan itu menyerangnya saat sarapan di Restoran Lingxiang! Mereka kabur melalui atap-atap, dan Jinyiwei kehilangan jejak mereka!"

Xiao Zeyan menggosok matanya dengan punggung tangan, lalu meregangkan tubuhnya seperti kucing yang baru bangun tidur. Setelah menguap sekali lagi, ia mengangguk pelan.

"Yo, itu bagus. Biarkan dia berolahraga sedikit. Itu bagus untuk Èr Lang."

Yuan Qing bertukar pandang dengan pelayan istana, yang sama bingungnya dengan jawaban sang pangeran.

"A-anda tidak akan menyelamatkan Tuan Muda Baili?" tanya Yuan Qing tak percaya.

Xiao Zeyan mengambil secangkir teh dari meja sampingnya, menyeruputnya, lalu mengernyit karena teh itu sudah dingin. Ia meletakkan cangkir kembali dan mengangkat bahu dengan santai.

"Menyelamatkannya? Tidak, itu merepotkan. Aku malas."

Pelayan istana berdeham canggung. "Yang Mulia, bukankah Tuan Muda Baili adalah teman dekat Anda?"

"Justru karena dia temanku, aku tahu dia akan baik-baik saja," Xiao Zeyan meraih buku yang tadi menutupi wajahnya. "Èr Lang itu lebih tangguh dari kelihatannya. Dan lebih menyebalkan dari yang kau kira."

Yuan Qing menatap pangeran dengan mata penuh permohonan. "Tapi Yang Mulia! Penculiknya adalah buronan berbahaya yang sedang dikejar Jinyiwei!"

"Kalau begitu, doaku untuk si buronan," gumam Xiao Zeyan sambil kembali berbaring dan meletakkan buku di wajahnya. "Sekarang, bisakah kalian pergi? Aku harus melanjutkan penelitianku."

"Penelitian?" tanya Yuan Qing bingung.

Pelayan istana mendesah pelan. "Maksudnya tidur siang, Tuan."

Yuan Qing akhirnya bangkit dengan bahu terkulai. Semua harapannya hancur sudah. Tuan Besar Baili tidak peduli, dan sekarang Pangeran Ketiga pun menolak membantu. Ia dan pelayan istana berjalan keluar dengan langkah gontai.

Di koridor istana, keduanya menghela napas panjang secara bersamaan.

"Semoga penculiknya cukup kuat untuk menghadapi drama ini," gumam pelayan istana dengan nada prihatin.

Yuan Qing mengangguk lemah. "Atau setidaknya bertahan sampai besok..."

Keduanya saling melempar tatapan penuh pengertian. Para pelayan dari kedua rumah besar itu sama-sama mengerti, terkadang, majikan mereka bisa sangat... unik.

Dan di gudang tua yang kumuh, tak satupun dari mereka tahu bahwa Baili Zhiyu tengah menikmati waktu terbaiknya, membuat penculiknya mempertanyakan seluruh keputusan hidup yang telah membawanya ke situasi ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Interogasi yang Gagal Total Dan Gosip yang Berubah Arah

    Mereka bertiga duduk di sudut restoran menghadap jendela, di mana jalanan ibukota menyajikan pertunjukan gratis. Pedagang berteriak menjajakan dagangan, kereta kuda berderap, bangsawan berjalan santai, kehidupan Longcheng yang tak pernah berhenti.Pelayan yang melayani mereka gemetar seperti daun di angin kencang saat mencatat pesanan Baili Zhiyu. Trauma enam bulan lalu masih membekas dalam. Tangannya bergetar memegang kuas tulis, sudah membayangkan kemungkinan terburuk jika tuan muda ini kembali melancarkan kritik mematikan.Pelayan itu berusaha menjaga tangannya tetap stabil, tetapi kuasnya menari dengan ragu. Seolah-olah satu kesalahan kecil akan berakhir dalam ulasan mengerikan yang menghancurkan reputasi keluarganya selama tujuh generasi.Xu Jianhong merasa ini adalah kesempatan emas untuk akhirnya melakukan interogasi yang benar. Ia menuangkan teh untuk mereka bertiga dengan harapan tinggi bahwa hari ini takdir akan

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Hidangan Mewah, Trauma Restoran, Dan Gosip Gaji Menteri

    Baili Zhiyu melangkah dengan tenang dan elegan selayaknya seorang tuan muda dari keluarga terhormat. Setiap gerakannya mencerminkan kedisiplinan yang tertanam dalam pendidikan keluarga bangsawa. Punggung tegak, langkah teratur, pandangan tenang menyapu sekitar dengan pengamatan yang tajam.Di sampingnya, Xiǎo Zeyan berjalan dengan malas, tampak sama sekali tidak tertarik dengan kesibukan ibukota. Tangan kanannya dimasukkan ke dalam lengan jubah, sedangkan tangan kiri sesekali menguap dengan dramatis. Mata setengah terpejam, seolah berjalan di tengah mimpi yang tidak terlalu menarik.Di belakang mereka, Xu Jianhong mengikuti dengan langkah berat, merasa nasibnya semakin buruk dengan setiap langkah. Keningnya berkerut, menatap punggung kedua pemuda di depannya dengan campuran frustrasi dan kepasrahan. Ia mulai mempertanyakan keputusannya mengajak mereka untuk "interogasi santai" ini.Tujuan mereka adalah Restoran Lianhe Fang, restoran mew

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Interogasi yang Gagal, Perburuan Kuliner Dan Li Qingyan

    Xu Jianhong berdiri di depan gerbang Mansion Baili dengan wajah seperti seorang jenderal yang siap berperang melawan musuh yang tidak terlihat. Hari ini ia bertekad menyelesaikan interogasi dengan Baili Zhiyu. Tanpa drama, tanpa kejutan, dan terutama tanpa melibatkan Pangeran Ketiga yang merepotkan.Sayangnya, takdir memiliki rencana lain."Maaf, Tuan Menteri," pelayan Mansion Baili membungkuk sopan. "Tuan Muda Kedua sedang berkunjung ke Manor Menteri Personalia."Xu Jianhong menahan keinginan untuk menengadahkan wajah ke langit dan berteriak pada dewa-dewa yang tampaknya senang mempermainkan hidupnya. Menteri Personalia, Li Chengfeng, merupakan adik mendiang Nyonya Baili."Terima kasih," ucapnya dengan senyum yang hampir retak di ujung.Perjalanan menuju Distrik Akademik terasa seperti pawai kematian. Xu Jianhong terus berharap bahwa hari ini, untuk sekali saja, nasib akan memihaknya

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Teh yang Terlalu Enak

    Han Qingsheng, Menteri Hukum, berdiri dengan tenang sembari menikmati sepotong baozi berisi daging yang masih hangat. Wajahnya tampak damai, seolah ia sedang menikmati pagi yang sempurna. Bukan sedang menghadapi Menteri Perang yang hampir mengalami gangguan jiwa.Di sebelahnya, Walikota Longcheng, Shen Guang tersenyum tipis dan duduk dengan elegan di samping Xu Jianhong yang masih terlihat seperti orang yang baru saja selamat dari bencana alam.Dengan suara simpatik yang terdengar tulus, Shen Guang berbicara. "Menteri Xu, aku paham sekali perasaanmu."Xu Jianhong yang sudah mulai pulih dari histerianya tadi akhirnya berdiri, menelan sisa baozi dengan agak tergesa, lalu memberi hormat dengan sopan meskipun masih ada remah baozi menempel di sudut bibirnya."Maafkan saya. Tidak seharusnya Anda berdua menyaksikan keributan memalukan di yamen seperti tadi."Han Qingsheng hanya melambaikan tangan dengan santai, seolah kejadian tadi hanyala

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Menteri Perang yang Putus Asa

    Matahari pagi belum sepenuhnya menyinari ibukota Longcheng ketika Xu Jianhong, Menteri Perang yang biasanya tenang dan berwibawa, sudah duduk di yamen-nya dengan wajah seperti orang yang baru saja mendengar kabar kiamat akan tiba besok.Di hadapannya, sebuah laporan tebal dari Pasukan Jinyiwei terbuka dengan rapi. Halaman demi halaman berisi detail mengenai hilangnya suami ketiga Nyonya Gao Shichen. Kasus yang seharusnya menjadi tanggung jawab Jinyiwei. Bukan yamen, tetapi entah mengapa laporan itu kini sudah ada di atas mejanya.Xu Jianhong membaca dengan teliti, matanya menyapu setiap karakter dengan cermat. Sampai... matanya tiba-tiba membelalak seperti kura-kura yang tersedak air kolam!Xu Jianhong membalik halaman laporan, mengamati setiap detail dengan seksama. Kemudian ia berhenti.Ia melihat dua nama dalam daftar saksi.Ia menutup laporan.Ia membuka laporan lagi, mungkin ada kesalahan cetak.Tidak.Dua

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Misteri Hilangnya Suami Dan Pengejaran yang Tak Pernah Usai

    Cahaya obor menari-nari di sudut-sudut jalan Longcheng saat pasukan Jinyiwei masih berkejaran dengan Luo Jìng dan Yan Feng. Derap langkah mereka memecah keheningan malam bagai gemuruh badai di musim hujan. Sementara itu, dari dalam tandu yang bergerak perlahan, Zeyan dan Zhiyu menikmati kekacauan tersebut dengan santai."Menurutmu, mereka akan tertangkap malam ini?" tanya Zhiyu sembari memainkan sepotong kue kacang yang entah didapatnya dari mana.Zeyan mengibaskan kipasnya dengan malas, mengamati sosok-sosok yang melompat dari satu atap ke atap lain. "Terlalu membosankan jika berakhir secepat itu."Tiba-tiba, jeritan panjang dan nyaring membelah udara malam yang dingin!Jeritan itu begitu memilukan, menyusup hingga ke tulang sumsum, membuat bulu kuduk siapa pun berdiri. Para Jinyiwei yang sedang mengejar buronan langsung berhenti, kepala mereka menoleh ke arah jeritan tersebut."Apa itu?" tanya Zhiyu, melongokkan kepalanya keluar tandu.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status