Share

Penculik Yang Frustasi

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 07:00:19

Semua orang di Longcheng tahu bahwa keluarga Baili adalah satu-satunya keluarga non-bangsawan yang memiliki kekayaan mungkin melebihi perbendaharaan kerajaan, setidaknya menurut rumor yang beredar. Bahkan konon Kaisar terpaksa memberi gelar bangsawan, masih menurut rumor, karena kerajaan berhutang pada Keluarga Baili untuk membiayai kampanye ke perbatasan timur.

Buronan menyeringai seperti pedagang yang menemukan harta karun. "Baiklah, kalau kau memang Baili Zhiyu, aku bisa meminta tebusan pada ayahmu!"

Zhiyu tersenyum tipis, mengangkat cangkir teh kosong yang ia temukan di sudut gudang, mengamatinya sejenak, lalu meletakkannya kembali dengan gerakan anggun.

"Ide yang menarik. Sayangnya, kau tidak akan mendapatkan uang sepeser pun."

Buronan mengerutkan alis. "Kenapa? Bukankah kau adalah Baili Zhiyu, putra kesayangan Tuan Besar Baili?"

Zhiyu menghela napas seolah berbicara kepada orang yang terlalu polos. "Karena ayahku sangat pelit. Jika kau mengirim surat ancaman, yang akan kau dapatkan hanyalah surat balasan penuh nasihat moral."

"Nasihat moral?" ulang buronan tak percaya.

"Kau mungkin akan diberi ceramah tentang bagaimana pemuda zaman sekarang harus belajar bertahan hidup. Dan di akhir surat dia akan mengatakan, 'Lakukan apa saja yang kau mau selama bocah itu tidak membuatku repot.'"

Buronan tampak kecewa. "Jadi tidak ada uang?"

"Tidak ada sama sekali," Zhiyu menggeleng dengan simpati. Lalu menambahkan, "Ayahku lebih menyayangi uangnya dibandingkan apapun, bahkan diriku."

Buronan berpikir sejenak, lalu tersenyum dengan percaya diri. "Kalau begitu, aku akan meminta tebusan kepada Pangeran Ketiga Xiao Zeyan!"

Zhiyu hampir tersedak oleh pikirannya sendiri. "Oh, itu bahkan lebih tidak masuk akal."

"Kenapa?" Buronan menatapnya curiga.

Zhiyu melemparkan sumpit kayu yang ia temukan ke meja, lalu menyandarkan diri. "Karena Xiao Zeyan adalah pangeran pengangguran."

"Pengangguran?" Buronan tampak bingung.

"Kau tahu, istana memiliki banyak pangeran, tetapi tidak semuanya benar-benar bekerja. Ada yang sibuk dengan politik, ada yang sibuk dengan perang, ada yang sibuk bersenang-senang dengan para selir cantik, tetapi Xiao Zeyan? Dia sibuk dengan tidur siang."

Zhiyu melanjutkan dengan nada seorang guru yang sedang memberikan pelajaran penting. "Jika kau mengirim surat tebusan kepadanya, yang akan kau dapatkan hanya surat balasan berbunyi 'Aku terlalu malas untuk menyelamatkannya.'"

Pria yang menyanderanya pun menatapnya tak percaya. Apa-apaan ini? Kenapa justru dia yang merasa frustasi menghadapi sandera yang kini tengah duduk santai mengetuk-ngetuk meja kayu dengan jari-jarinya yang lentik tetapi kokoh.

"Ya Dewa! Sepertinya aku telah salah memilih sandera," rutuknya dalam hati, meratapi kebodohannya.

"Lagipula, Xiǎo Zeyan itu tidak memiliki uang, jadi aku sarankan untuk tidak meminta tebusan padanya. Kecuali ..."

Baili Zhiyu menjeda ucapannya dan terlihat begitu serius. Sang buronan pun menatapnya penuh harap. Semoga kali ini dia bisa segera membebaskan diri dari rasa frustasinya karena Tuan Muda Baili Zhiyu.

***

Sementara itu, di salah satu Paviliun di Istana Longwen, Xiao Zeyan tengah berbaring di kursi malasnya, menikmati semilir angin dari taman istana. Rambut hitamnya tergerai bebas, hanfu ungu kerajaannya terlipat serampangan. Sebuah buku terbuka menutupi wajahnya.

Di langit, burung gereja tiba-tiba berhamburan pergi. Angin musim semi berubah sejuk. Di Istana Longwen, tanpa alasan, Pangeran Ketiga menegang.

Tiba-tiba, ia bersin keras. "Haaachoo!"

Pelayannya, yang sedang menuangkan teh, terdiam sebentar. "Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?"

Xiao Zeyan menyingkirkan buku dari wajahnya dan menyandarkan kepala dengan malas. "Sepertinya ada yang membicarakanku..."

Ia merenung sebentar, kemudian mengambil cangkir teh hangat dan menyesapnya. "Ah, pasti bukan hal penting," gumamnya. Lalu menyerahkan cangkir teh pada sang pelayan dan kembali menutup wajah dengan buku. Melanjutkan tidur siangnya yang terganggu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Rencana Rahasia di Bawah Sinar Bulan

    "San Gē, jika lorong rahasia di Pasar Hantu memiliki jalan keluar yang berbeda-beda ke berbagai tempat, aku yakin ada satu jalur utama yang mempertemukan semua jalur rahasia itu, bukan?" Zhiyu menjawab dengan nada serius, menunjukkan bahwa otaknya sudah bekerja menganalisis situasi yang kompleks."Jadi..." Zeyan menelan ludah dengan hati-hati. "Kau mau menelusuri lorong-lorong rahasia itu sendiri?"Zhiyu mengangguk mantap tanpa ragu. "Tetapi kita harus mengeluarkan Luó Jìng dulu dari Manor Gao sebelum melakukan itu.""Bagaimana caranya?" Zeyan mengerutkan keningnya dengan khawatir, suaranya mulai bergetar karena cemas. "Èr Lang, jangan katakan kau hendak menyusup ke dalam Manor Gao? Jika sampai ketahuan, Ayahanda Kaisar pasti akan pergi ke Barat untuk menyusul Sun Go Kong karena stress berat!"Zhiyu melirik Zeyan dari atas punggungnya dengan tatapan yang cukup untuk membuat Zeyan langsung paham bahwa di

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Sore yang Tak Terduga

    Sore menjelang malam, suasana ibukota Longcheng mulai dihiasi dengan kemeriahan khas kehidupan malam yang tidak pernah tidur. Jalanan kota diterangi lampion merah dan lentera emas yang menyala berjajar di sepanjang jalan utama, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan udara malam yang semakin dingin.Baili Zhiyu melangkah dengan tenang dan terkendali, kedua tangannya diklasper di belakang punggung dengan sikap yang mencerminkan ketenangan seorang sarjana. Ujung hanfu biru mudanya berkibar lembut tertiup angin malam yang mulai terasa lebih dingin dan membawa aroma bunga yang harum dari taman-taman kota.Di sampingnya, Xiǎo Zeyan berjalan dengan langkah santai yang khas, jubah biru kerajaan yang dipakainya juga berkibar-kibar mengikuti irama langkahnya. Sesekali dia memperhatikan sekeliling dengan mata yang mengamati setiap detail, meski wajahnya tetap menunjukkan ekspresi santai yang biasa."Èr Lang, kau mau mereview

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Drama di Paviliun Kabut Rasa

    Sementara itu, di Paviliun Kabut Rasa yang terkenal tenang, Xiao Zeyan seperti biasanya tengah bermalas-malasan sambil menikmati kacang rebus hangat di teras yang menghadap taman. Ia duduk dengan sikap santai, sesekali melempar biji kacang ke udara dan menangkapnya dengan mulut.Sementara di teras yang tak jauh darinya, Xie Zun dan pasukan bayangannya berlutut berderet dengan rapi, menunggu dalam formasi sempurna.Shèng Rui dan Ji Rou, kedua pelayan setia yang sudah bertahun-tahun mengabdi pada Pangeran Ketiga, pun melaporkan dengan nada formal yang tidak biasa."Yang Mulia, Jenderal Xie Zun dan Pasukan Angin Malam Berselimut Teh telah siap menunggu perintah Anda."Xiǎo Zeyan terkejut mendengar laporan itu dan hampir tersedak biji kacang yang tengah dimakannya dengan cara tidak elegan. Ia sedang asyik melempar kacang ke atas ketika mendengar pengumuman yang mengejutkan tersebut."Yang Mulia!" Ji Rou buru-buru berlari mengambil air dan mem

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Pagi yang Tidak Biasa di Yamen Menteri Perang

    Fajar baru saja menyingsing ketika Xú Jianghong merapatkan jubahnya yang masih agak kusut dan bergegas menemui beberapa tamu penting yang pagi ini telah menunggunya di Yamen. Langkahnya tergesa namun tetap terkendali, meski pikirannya masih dipenuhi memori tentang aroma Teh Bunga Tujuh Rupa dari malam sebelumnya.Zhou Liang, pelayan Yamen yang setia dan selalu cemas berlebihan, bergegas menyambutnya dengan wajah yang menunjukkan kekhawatiran berlebihan."Menteri Xú, Menteri Han, Tuan Muda Yuan dan Komandan Wei Xuan telah menunggu Anda sedari tadi," lapornya dengan nada khawatir. "Mereka tampak sangat serius dan saya khawatir ada urusan besar yang terjadi.""Aku mengerti, Zhou Liang. Terima kasih atas laporannya," sahut Xú Jianghong dengan nada serius sambil merapikan penampilannya sebelum masuk.Dia melangkah masuk ke ruang utama Yamen dengan sikap siap menghadapi situasi apapun, dan segera memberi horm

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Kenangan dan Kesulitan yang Tersimpan

    Shèng Guan menyesap tehnya lagi, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih serius. "Tapi tidak semua kenangan tentang masa itu menyenangkan, Menteri Xú.""Bagaimana maksud Anda?" tanya Xú Jianghong sambil mencondongkan tubuh sedikit ke depan, menunjukkan ketertarikan yang tulus."Setelah lulus dari akademi dengan nilai yang sangat bagus, bahkan masuk dalam sepuluh besar lulusan terbaik angkatan saya, saya menghadapi kenyataan pahit." Shèng Guan menatap langit-langit sejenak. "Ternyata nilai bagus saja tidak cukup.""Ah, sistem itu," gumam Xú Jianghong paham."Tepat sekali. Untuk mendapatkan jabatan yang bagus, saya harus menyuap Menteri Personalia saat itu. Tapi dari mana saya mendapatkan uang sebanyak itu?" Shèng Guan tertawa pahit. "Keluarga saya bahkan kesulitan mengirim uang untuk makan sehari-hari.""Sistem yang tidak adil memang," komentar Xú Jianghong diplomatik.

  • Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif    Teh Bunga Tujuh Rupa Di Kediaman Walikota

    Di lain tempat, di kediaman Walikota Shèng Guan, suasana makan malam berlangsung dalam keheningan yang sopan namun agak canggung. Lentera gantung memantulkan cahaya temaram ke permukaan meja kayu yang dipoles halus, tempat aneka sajian lezat tersaji dengan rapi. Pangsit kukus yang masih mengepul, irisan daging rebus yang dipotong tipis sempurna, dan teh yang mengepul pelan dari cangkir porselen bermotif naga.Xú Jianghong duduk dengan sikap yang berusaha terlihat santai, menikmati hidangan itu, atau setidaknya berusaha menikmati. Namun kenyataannya, selera makannya sudah hilang sejak insiden aneh di tepi kolam taman belakang beberapa saat yang lalu.Kemunculan Wei Xuan, Komandan Pasukan Jinyiwei, dari dasar kolam seperti seekor ikan raksasa bukanlah hal yang bisa dianggap sebagai lelucon biasa. Apa yang sebenarnya dilakukan pria itu di tempat seperti itu? Pertanyaan itu berulang kali muncul di benaknya seperti mantra yang tidak bisa dihenti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status