Home / Romansa / Panggil Aku ALUNA / Cepat keluar, aku menunggumu

Share

Cepat keluar, aku menunggumu

last update Last Updated: 2021-07-04 12:10:21

"Beneran kamu tadi bantuin nenek - nenek nyebrang?!" Ucap Pak Darpo  menginterogasi. Ia sebenarnya tau klo Aluna sedang berbohong, namun Ia memilih untuk ber pura - pura saja dan menunggu apa yang akan Aluna katakan selanjutnya.

"Be- bener kok pak... nggak bo'ong. Suwer deh" jawab Aluna seraya menunjukkan dua jari pas di depan muka guru itu. 

"Nggak usah nunjukin dua jarinya di depan muka bapak juga kali,Lun. Ihh.. pengen tak cubit deh ginjalnya." Ucap Pak Darpo berlagak seperti seorang banci.

"Hehehh.. iya maaf yah pak." tukas Aluna salah tingkah.

"Yaudah bapak maafin kamu.. Tapi, kamu harus janji nggak boleh telat lagi yah. Pasalnya kamu udh sering telah, klo kamu telat terus begini, ini bisa mempengaruhi nilai raport mu loh Lun." Ucap Pak Darpo menasihati.

Aluna yang mendengar nasihat dari Pak Darpo itu hanya menunduk dan mengangguk pelan. 

Sedangkan sang pria yang sedari tadi mendengar obrolan antara Aluna dan gurunya itu pun terkekeh sembari menutupi mulutnya dengan tangan. Mencoba agar tidak terdengar oleh keduanya. Namun, hal itu sia - sia. Suara tawaan itu malahan terdengar keras yang membuat sang guru olahraga itu tiba tiba menoleh tajam ke arah sang pria.

"Kamu yang murid baru itu bukan?" Tanya Pak Darpo.

"Iya Pak. Saya murid baru di sini," ucap sang pria.

"Hmm.. Nama kamu siapa?!" 

"Nama saya Kenzo om.. eh tante.. eh ci. Eh maaf, bapak maksudnya" jawab Kenzo dengan gugup

"Om Tante, Om Tante di kira saya keluarga kamu apa?  Dah.. dah nggak usah di pikirin. Kamu kelas brp dan jurusan apa nak Kenzo?!" omel Pak Darpo yang sedikit kesal, menahannya dan langsung to the point saja. 

"Saya kelas Xl IPA 2 pak" Balas Kenzo dengan sopan. 

"Sebelahan sama kelas kamu dong Lun?" Ucap Pak Darpo beralih pandangan ke Aluna. 

"Iya pak" Jelas Aluna singkat. 

Aluna, Kenzo dan Pak Darpo pun mulai berbincang - bincang sebentar. Sampai akhirnya Pak Darpo tetap memutuskan untuk memberi hukuman berupa membersihkan toilet sekolah untuk mereka.

"Yah kenapa harus bersihin toilet sih pak? Emang nggak ada yang lain apa?!" Tukas Kenzo menyarankan untuk memberikan beberapa pilihan kepada dirinya.

"Ada yang lain donk. Bersihin gudang, ngecat tembok sekolahan dan makanin rumput kayak kambing mau?" 

"Eum nggak us-- " belum sempat Kenzo menjawab, Aluna dengan sigapnya langsung memotong perkata Kenzo. Memilih pilihan yang pertama, membersihkan gudang.  

"Kalian itu udh di kasih yang mudah malah minta yang susah yh, klo begitu kalian bersihin toilet sama gudang aja. Oke!" tukas Pak Darpo sembari berjalan menuju koridor sekolah.

Pak Darpo pun berhenti berjalan, berbalik ke arah yang berlawan dan berkata "Pak Roni jangan lupa bukain gerbang untuk mereka yah. Dan untuk kamu Aluna nanti dokumen 'Whalien 52' yang di gudang tolong di bawa ke meja saya yah." 

"Baik pak!" balas mereka secara bersamaan.

***

Bulir - bulir keringat mulai membasahi badan mereka. Kenzo dan Aluna yang sedari tadi mendegus kesal karena di tambah satu hukuman baru lagi yang di berikan oleh Pak Darpo ke mereka, dan mereka hanya bisa pasrah menerima semua ini. Tak berani menentang.

"Ini semua gara - gara lo!" bentak Aluna dengan suara yang meninggi.

"Heh malah nyalahin gue, klo bukan karena lo ini juga nggak bakal terjadi tau!" balas Kenzo.

"Salah lo lah main geber - geber motor dan adu mulut sama gue tadi!" ucap Aluna melempar tatapan tajam ke arah Kenzo yang sedang menyikat lantai toilet yang kotor.

"Udh sih nggak usah di bahas lagi! nggak guna juga! ini udh terjadi mau gimana lagi?!" jawab Kenzo yang sekarang sudah naik pintam karena ucapan Aluna.

"Nana nanan nana ~ Bla bla bla bla" ejek Aluna menjulurkan lidahnya. 

"Lo itu bang--- " 

"Hah apa, apa! lo mau bilang apa?!" 

Kenzo hanya terdiam, menarik nafas dan menghembuskannya kembali. Mencoba tenang, Ia hanya tak ingin berdebat dengan perempuan berambut hitam yang berada tepat di hadapannya. Fokusnya hanya pada lantai toilet yang sedang ia bersihkan.

Sedangkan Aluna, dia hanya menatap Kenzo dengan tatapan yang tajam. Ia ingin sekali memukuli pria itu dengan tongkat pel di tangannya. Namun, Ia mengurung niatnya karena Kenzo hanya diam tak berkutik sedikitpun setelah mendengar ucapan pedas dari mulutnya. 

Drttt! Drttt!

Bunyi getaran suara yang tak asing dari benda pipih yang berada di sebelah wastafel, dengan cepat Kenzo mengambilnya lalu membuka isi pesan di hp itu.

 - isi pesan -

(Cepat keluar, aku menunggumu) 

Kenzo yang membaca pesan itu langsung ter... 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Panggil Aku ALUNA   Entahlah ia juga tak tau alasannya.

    ****Badan Aluna mulai lengket karena dari kemarin belum sempat mandi sama sekali, dirinya hanya pergi ke toilet hanya untuk mencuci muka dan buang air kecil saja di sana. Sekarang ia merasakan kalau ada sebuah kain yang basah tengah menempel di tangannya.Aluna membuka mata abu - abu nya, matanya menatap lekat orang itu. "Oh.. suster. Kamu benar - benar mengagetkanku," ia pun mengucek matanya yang tak sakit.Ternyata dia baru bangun dari lamuannya tadi, sambil melamun dan menutup mata itulah kebiasaan Aluna."Maaf yah kak Luna,""Sus! kapan perban di wajah saya ini bakalan di buka?! dan kapan saya sembuh! " panggilan Kenzo sukses membuat suster itu pun akhirnya menoleh."Nih bocah sewot awat sih! Gue tonjok Lo!" jawab Aluna menimpalinya.Suster itu hanya terkekeh melihat kelakuan mereka berdua. "Nanti setelah kak Aluna yah. Banyakin istirahat dan minum obat secara teratur aja Kak Ken, jangan lupa jaga pola mak

  • Panggil Aku ALUNA   Dijenguk Mama

    Sebelum mengusapnya, ia terlebih dahulu memindahakan kursinya. Dari yang awalnya berada di sebelah kanan sekarang berada di sebelah kirinya Aluna.Ia memang sengaja memindahakan kursi itu agar Kenzo melihat dia dan juga Aluna sedang melakukan adegan romantis ini."Ngapain juga lo pindah sih Den?" tanya Aluna."Eh! Di bibir lo ada apa tuh Lun?" tanpa menjawab pertanyaan darinya, ia dengan cepat langsung mengusap sisa bubur itu.Kenzo yang sedang makan dengan lahapnya perlahan melirik mereka berdua. Terlihat aura kebahagiaan yang Aluna pancarkan dari wajahnya.Padahal ekspresi itu adalah ekspresi yang diinginkan Kenzo selama ini, namun malah di renggut duluan oleh si Raden."Ekhem! Ekhem! Ekheeeeumm! Aduh, aduh, kayaknya udah mulai kena korona nih! Gatel banget nih tenggorokannya," ucapnya pada dirinya sendiri dengan suara yang keras sembari mengelus - elus lehernya dengan tangan."Kayaknya lo harus masuk ruang i

  • Panggil Aku ALUNA   Kesempatan

    Ketika mencari kursi, dia baru menyadari kalau ada orang asing yang ikut tinggal di ruangan ini bersama dengan Aluna.Ia pun menarik kursi yang sudah ditemukannya dan duduk di sebelah kanan Aluna. Ia ingin agar Aluna tak terlalu takut dengan orang yang berada di sampingnya itu.Menurutnya, orang itu terlihat jahat karena memakai perban di wajahnya.Ia juga berdalih bahwa orang itu memiliki niat yang tak baik kepada Aluna.Sungguh dia adalah pria yang sangat baik bukan?Baru saja ia ingin menanyakan sesuatu kepada Aluna, tapi suster terlalu cepat datang ke ruangan itu.Suster itu membawa dorongan berbahan alumunium beberapa tingkat, yang berisi makanan, minuman dan beberapa snack di tiap tingkatnya.Suster itu kaget karena melihat ada orang lain di ruangan itu selain Aluna dan Kenzo.Dengan cepat ia menyuruh orang itu untuk pergi, namun orang itu mengatakan kalau dia adalah kakak dari keluarga pasien yang

  • Panggil Aku ALUNA   Ngajak Perang

    "Butuh waktu berapa lama agar Kenzo bisa secepatnya mati sus?"Kenzo dengan cepat menyautinya. "Heh! Maksudnya lo apaan ngomong kayak gitu hah! Lo ngedoain gue cepet ya!""Siapa yang bilang? Kuping lo budeg atau gimana sih? Kayaknya harus dikerokin dulu tuh kupingnya biar bersih! Orang gue bilang 'butuh waktu berapa lama biar lo cepat pulih kok!' Klo nggak percaya tanya aja sama. susternya!""Ya kan sus?"Aluna mengedipkan satu matanya pada si suster agar mau membatunya terlepas dari omelan Kenzo. Si suster hanya mengangguk pelan."Iyah. Bener kok kak Ken. Tadi kak Aluna emang bilang begitu,"Mendengar jawaban dari si suster Kenzo langsung terdiam untuk berpikir.'"Apa bener gue udah mulai budeg? Masa iya gue budeg? Ahh... enggak lah. Nggak mungkin!" Kenzo menggeleng - gelengkan kepalanya."Suster pasti bo'ong kan? Saya nggak budeg loh sus! Saya sering dateng ke rumah sakit satu minggu sekali buat ngecek kesehatan telinga

  • Panggil Aku ALUNA   Kok Mumi Di Rawat Di Rumah Sakit Sih?!

    Raden mulai membuka kotak P3K di tangannya. Dia mencari minyak urut atau semacamnya dan mulai mengoleskannya pada kaki mungilnya Bella."Den!" panggil Bella."Iya kenapa?" balas Raden dengan singkat sambil memijat kaki orang yang memanggilnya."Lo udah tau, klo Aluna masuk rumah sakit?" tanya Bella dengan sedikit keraguan."Aluna masuk rumah sakit? Yang bener? Kapan masuknya? Kenapa bisa masuk rumah sakit? Dia di rawat di rumah sakit mana sekarang Bell! Kok dia nggak bilang sama gue!"Bertubi - tubi pertanyaan Raden lontarkan tanpa jeda, yang membuat Bella bingung harus menjawab yang mana dulu pertanyaannya."Tenang Den... Gue juga belum bisa kasih kepastian ke elo, karena gue juga baru denger itu semua dari pembicaraan temen pas gue mau ke kelas tadi."Mereka bilang, klo Aluna masuk rumah sakit karena kecelakaan," jelasnya dengan tenang tanpa tergesa - gesa."Pantesan dari kemarin gue teleponin dia, tap

  • Panggil Aku ALUNA   Ekhem! Ekhem!

    Gadis itu hanya mengeluarkan suara seperti raungan singa, namun tak di gubris sama sekali olehnya.Suara seperti apa lagi yang harus ia keluarkan?"Aha!" sambung gadis itu, ia seperti menemukan ide cemerlang dalam otaknya.Wadah makanan khas rumah sakit dan obat yang berada di dekat dirinya langsung ia lemparkan ke lantai, yang membuat suara seperti gesekan antara perabotan rumah tangga."Krinting - krinting... brak! brak!"Senyumnya dengan hati yang sangat gembira.Sedangkan orang yang berada tak jauh dari sampingnya itu pun langsung terbangun karena kaget saat mendengarnya.Ia dengan cepat membuka mata benjodnya, melihat ke kanan dan ke kiri. Dan dia menemukan seorang gadis itu yang tak jauh darinya."ALUNAAA! ngapain loh kayak gitu sih? kayak nggak ada kerjaan lain aja!" jerit pria itu dengan suara yang agak serak."Emang klo gue nggak ada kerjaan kenapa? Gue juga udah dari tadi ngebangun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status