Share

Kelangsungan hidupnya

Kenzo yang membaca pesan itu langsung terdiam. Ia dengan cepat membasuh kedua tangannya dengan air yang mengucur keras dari keran, yang menimbulkan suara seperti air terjun di hutan. 

Aluna yang sedari tadi mengepel lantai, dengan gesit langsung memperhatikan gerak - gerik Kenzo yang tampak aneh. Ia menemukan hal yang ganjil dari diri Kenzo, seperti ada yang salah dengan sikapnya.

Jika Aluna memilih jalan untuk bertanya kepada Kenzo, mungkin Kenzo akan marah karena sebelumnya Ia sempat bertengkar hebat dengannya. 

Walaupun Aluna tak tau apa yang sebenarnya Kenzo rasakan? Namun, Ia bisa mencium aroma kegelisahan dari diri Kenzo. Ia pun mulai mendekat dan mematikan keran wastafel. Menatap Kenzo dengan tenang sembari menarik satu per satu tangannya yang basah dengan lembut. 

Kenzo yang mendapat perlakuan baik dari Aluna langsung mengubah minside buruk terhadap dirinya. Ia baru tau ternyata Aluna adalah gadis yang baik dan pengertian.

Tak terasa Kenzo melamun cukup lama, sambil memandangi tangannya yang kini sedang di pegang oleh Aluna. Kenzo yang sedari tadi melamun pun tiba - tiba tersentak karena mendengar suara 'Oi' darinya. 

"Oi Kenzo! Gue tau kok klo lo itu laper, Yok ikut gue!" ajak Aluna sambil menggandeng tangan Kenzo keluar dari toilet. 

'Nggak jadi ubah minside gue ke dia ahh, orang dianya aja nyebelin kayak gini' batin Kenzo perih. 

*** 

Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan setelah melewati beberapa ruang kelas dan koridor sekolah yang sangat panjang pun terbayar ketika mereka sampai di kantin sekolah.

"Bu pesen bakso beranak 1, gorengan tempe 2, gorengan tahu 2, bakwan jagungnya 3, es jeruk 1, sama cilok nya 5000 yah." ucap Aluna sembari menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Iya neng Luna," Balas Bu Kantin dengan tambahan nama, karena Ia sudah sering bertemu dengan Aluna.

"Lah masnya mau pesen apa?" tanyanya kepada sang pria yang duduk di sebelah Aluna.

"Es jeruk aja bu," timpalnya.

"Di tunggu yah," Ucap Bu Kantin.

"Iya... " jawab mereka bersamaan.

Kenzo yang tadinya diam, kini mulai membuka suara terlebih dahulu setelah Ibu Kantin pergi meninggalkan dirinya dengan Aluna. Berbincang dengan santai dan bertanya apakah Aluna mau membatunya untuk memperkenalkan setiap ruangan dan memberitau apa saja fungsinya? Dan pertanyaan itu hanya di jawab Aluna dengan deheman dan anggukan kecil dari dagunya.

Kenzo menatap lekat ke arah Aluna, mencoba menyingkirkan beberapa hal aneh di otaknya. Bagaimana seorang gadis SMA yang berumur 16 tahun makan dengan sangat rakus seperti seorang gembel yg belum pernah makan selama hampir 10 tahun?

Aluna memanglah gadis yang sangat cantik, memiliki kulit putih bersih, bola mata yang berwarna abu - abu cerah dan senyum yang indah semanis gula yang menambah kesan feminim di wajahnya. 

Namun, siapa sangka Aluna yang cantik itu tidak malu makan dengan sangat sebegitunya di depan orang yang baru dia kenal, tampan pula. Tak ayal, Aluna melakukan ini karena belum sarapan. Hadeuh..

Cettek!

Bunyi sendok yang Aluna lempar ke atas mangkok bakso dengan kasarnya. "Ngapain lo liat - liat gue?" tukas Aluna sembari memotar bola mata, malas.

"Siapa yang ngelihatin lo? PD amat sih!" Kenzo mulai membenahi posisi tubuhnya yang sebelumnya Ia menghadap ke arah Aluna dan sekarang menghadap ke depan sambil menyeruput es jeruk yang tadi di pesannya. 

"Ouwh..Bagus deh klo gitu." Ucap Aluna sembari memasukkan bola - bola bakso kecil ke mulutnya. 

Acara mukbang ala Aluna pun kini sudah selesai. Ia menghampiri Bu Kantin dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Kenzo yang sedang bermain smartphone berlogo apel kroak di belakangnya.

Kenzo yang ingin pergi menyusul Aluna tiba - tiba ditahan oleh Ibu Kantin. Sang Ibu meminta Ia untuk membayar semua makanan yang tadi di pesan oleh Aluna dan juga dirinya. Kenzo hanya menurut, langsung membayarnya dan tak lupa juga memberikan uang tip kepada Bu Kantin.

***

Masih dengan napas yang tersengal - sengal Aluna merebahkan tubuhnya di depan pintu gudang sekolahan. Menghirup banyak oksigen untuk kelangsungan hidupnya, setelah berlari - lari an menjauh dari sang pria tampan itu. 

"Haussss bgt" lirih Aluna sambil memegangi tenggorokan yang sudah kering kerontang, padahal sebelumnya Ia baru saja makan dan minum dengan banyak. Mungkin ini efek dari gorengan tadi, karena Ia memakannya begitu banyak. 

Sebuah botol minum yang berhawa dingin pun di sodorkan tepat di samping kanan Aluna, refleks sang empu langsung mengambilnya tanpa basa - basi dan meneguknya hingga setengah botol saja yang tersisa. 

"Thanks," ucap Aluna. Ia mulai memandangi kaki, -- pinggang, --- tangan dan juga wajah orang itu. Ia tersentak kaget ketika melihat bahwa orang itu adalah Kenzo, pria yang ia hindarinya tadi.

'Gimana caranya dia tau gue ada di sini?' gumam Aluna yang secara tidak sadar di dengar oleh Kenzo.

"Yah bisa donk. Kan ada Bu Kantin" ucap Kenzo seraya mendekatkan mulutnya ke telinga Aluna. Aluna yang merasa risih langsung mendorong badan Kenzo menjauh darinya. 

"Nggak usah kayak gitu juga kali!" sambung Aluna.

Hal itu hanya di tanggapi senyuman indah namun mematikan dari Kenzo, ia makin mendekat lalu meneriaki Aluna. Bagaimana bisa dia meninggalkan pria setampan ini begitu saja di kantin sekolah? ... Secara kan dia anak pindahan yang belum tau seluk - beluk setiap ruangan di sekolah barunya?! Dan si Aluna malah memeras uangnya dengan cara yang licik.

Sungguh itu adalah kekejaman yang sebenarnya. Aluna tertawa lepas dan mengulurkan tangannya ke Kenzo. Kenzo yang bingung pun berkata Bahwa gadis yang di hadapannya ini sudah hilang akal, alias gila!

"Lo tadi nyuruh gue buat bantuin nyari tau nama setiap ruangan sekolah dan fungsinya kan? Nah yang traktiran tadi itu baru uang mukanya doank Ken! Nanti klo gue udh beres ngebantuin lo - nya, bakalan gue tagih lagi kok.. janji." ucap Aluna dengan bangga. 

Kenzo hanya mengiyakannya saja, karena Ia benar - benar tidak ingin berdebat lagi dengannya! Apalagi dia sedang membutuhkan Aluna untuk memperdalam informasinya tentang tempat di sekolah barunya.

Mereka mulai membuka pintu gerbang menggunakan kunci yang di berikan oleh Pak Satpam. Melihat sekeliling ruangan, ternyata di penuhi dengan debu dan juga sarang laba - laba yang bertebaran ke sana ke mari yang membuat mereka bergidik ngeri.

 

Aluna membawa sebilah tongkat dengan bulu - bulu ayam berwarna coklat, yang di gunakan untuk membersihkan debu beserta sarang laba - laba di sudut gudang menggunakan meja sebagai pijakannya. Sedangkan Kenzo, dia hanya duduk santai di kursi, tersenyum tipis sambil menatap Aluna. 

Beberapa debu yang melayang tak beraturan membuat Aluna harus menundukkan mata dengan tangan yang menjulur ke atas, mengibas - ngibaskannya dengan cepat. 

Kenzo yang melihat gadis itu sedang kesusahan akhirnya membantunya dengan memberi sebuah kertas yang lumayan lebar, yang di gunakan untuk menutupi atas kepalanya. Yah.. Kenzo ingin agar kepala gadis itu tidak kotor karena debu yang berjatuhan akibat ulahnya sendiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status