Share

Bab 005

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 18:00:04

Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.

Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang?

Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka.

Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu.

Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan tegas pada Lucian sampai berulang kali memujinya karena bisa menjalin kerjasama dengan pengusaha keluarga Adams.

Status keluarga Adams sangat bergengsi di negara ini, bagaimana dia bisa menjadi putri mereka yang hilang?

Laura tidak ingin bermimpi konyol. Dia sudah disindir menjadi Cinderella ketika menikah dengan Lucian. Namun, hasil dari pernikahan itu adalah pengkhianatan dan perselingkuhan Lucian dengan adik Laura.

Dia hanya anak angkat di keluarga Samson dan tidak pernah bergabung di masyarakat kelas atas, apalagi berinteraksi dengan para elite itu. Bahkan statusnya sebagai istri Lucian tidak ingin diungkapkan oleh keluarganya. Ibu mertuanya menyebutkan bahwa dirinya terlalu rendah dan memalukan untuk menjadi istri Lucian.

Fokusnya saat ini adalah sembuh dari demam kritisnya dan mencari donor sumsum tulang belakang untuk penyakit leukemia Amel.

"Mama ...." Amel merangkak ke pangkuannya dan menempelkan punggung tangan mungilnya di kening Laura. "Mama sudah tidak sakit lagi?"

Laura menunduk menatap wajah menggemaskan putrinya dan mengusap pipinya dengan penuh sayang. Dia merasa lebih baik dengan putrinya yang sehat masih bersamanya. "Ya, sayang, mama sudah sembuh."

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Lucian muncul dengan ekspresi gelap di wajahnya. Laura menegang menatap suaminya. Dia mengingat semua penderitaannya dan perselingkuhan Lucian dengan adiknya, rasa sakit terasa menusuk dadanya.

Lalu, kata-kata pria yang membunuhnya sebelum dia kembali ke masa lalu terngiang-ngiang di benaknya. "Ini hadiah dari Tuan Lucian. Pergilah ke neraka, Jalang."

Laura memegang dadanya, ingatan akan rasa sakit pisau yang menembus punggung ke jantungnya membuatnya ngeri. Seolah-olah dia kembali ke hari hujan itu dan ditusuk ke jantungnya. Laura terbatuk-batuk hebat, wajahnya memutih.

"Mama ...." Wajah polos dan kekanakkan Amel terlihat cemas.

Meski dia berusia dua tahun, anak itu tumbuh lebih dewasa dari usianya karena apa yang dia rasakan atas masalah orang tuanya yang tidak harmonis.

Laura merasa sangat getir dan menghentikan batuknya agar tidak menakuti putrinya.

Lucian mendekatinya dengan wajah gelap dan berkata dingin, "Berhenti berpura-pura sakit dan menyedihkan untuk menarik perhatianku."

Laura menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya lalu menatap pria di depannya. Tidak ada lagi rasa cinta di dadanya terhadap pria itu. Hatinya tampak sudah mati rasa saat pria itu mengabaikan putri mereka yang sekarat dan mengirim pembunuh untuk membunuhnya.

"Jangan khawatir, Tuan Wilson, aku tidak berusaha menarik perhatianmu. Aku benar-benar sakit, dan melihat wajahmu di sini justru membuat penyakitku tambah parah." Suara Laura sangat dingin dan tajam seperti bilah pisau.

Lucian tercengang mendengar kata-kata itu. Dia mengerjap menatap Laura lekat-lekat. Entah mengapa merasa wanita di depannya tampak asing. Wajah cantiknya tetap sama, tetapi ekspresi wajahnya sangat dingin dan acuh tak acuh.

Laura yang dia kenal adalah wanita yang lembut dan bahkan tidak berani berbicara kasar padanya. Dia berkata seolah dirinya virus yang memperburuk penyakitnya. Dia bahkan memanggilnya “Tuan Wilson” dengan dingin, bukan "Lucian" atau "suami."

"Apa demam membuat otakmu tergoreng?"

Laura mengerucutkan bibirnya dan mencibir. "Otakku baik-baik saja, terima kasih. Apa yang membawamu ke sini?"

"Kakek akan segera pulang. Sebaiknya kamu tidak mengungkit apa yang terjadi di pesta ulang tahun Ibu. Bagaimanapun kamu yang salah karena mendorong Viola ke kolam."

Laura menatapnya tajam sambil menutup telinga Amel. "Jangan berani mengungkit nama selingkuhanmu di depan Amel," desisnya.

Lucian mengerutkan keningnya, menatap istrinya dengan tatapan aneh. Ada yang salah dengan Laura. Dia tidak bersikap seperti biasanya. Dia marah karena Laura menyebut Viola sebagai selingkuhannya.

"Jaga mulutmu, Viola bukan selingkuhanku. Dia kekasihku." Lucian menatapnya untuk melihat reaksinya.

Laura hanya menatapnya dingin.

Lucian merasa gelisah melihat sikap dingin istrinya, tidak ada lagi tatapan lembut dan cinta di matanya.

Dia merindukan tatapan lembutnya. Dia tidak akan berselingkuh jika Laura tidak berselingkuh lebih dulu darinya.

Lucian menenangkan kegelisahan nya dan berkata ketus, "Karena kamu sudah sembuh, kamu harus minta maaf pada Viola karena sudah mendorongnya ke kolam. Dia jatuh sakit dan demam tinggi. Aku akan melupakan perlakuanmu padanya selama kamu tidak mengungkit masalah ini di depan kakek."

Tak peduli bagaimana Lucian berselingkuh dengan Viola, Kakek Billy mentolerirnya selama mereka tidak menyakiti Laura secara fisik. Laura masuk rumah sakit tentu akan menarik perhatian Kakek Billy, Lucian tidak ingin menanggung amarah Kakek Billy.

Kakek Billy terkenal sangat tegas dan bukan orang yang lembut terhadap keluarganya sendiri. Dia hanya bersikap lembut pada Laura dan Amelia.

"Aku tidak akan pernah meminta maaf pada pelacur itu! Dia memamerkan foto-foto telanjang kalian padaku. Bersyukurlah aku tidak menyebar foto-foto kalian ke internet. Akan sangat memalukan jika pewaris Wilson Group berselingkuh dan memamerkan foto telanjang mereka! Omong-omong, ternyata kamu menyukai produk implan silikon Viola," kata Laura dengan nada sangat merendahkan.

Sekali lagi, perubahan sikap Laura sangat mengejutkan Lucian. Tidak ada lagi sikap pengecut dan tak berdaya dari wanita itu.

Lucian tidak menduga akan mendengar kata-kata kurang ajar tersebut dari bibir Laura. Bahkan menyebut ‘produk implan silikon’ pada Viola.

"Laura Samson, tutup mulutmu atau aku akan menceraikanmu! Viola bukan orang yang seperti itu.”

Laura hanya tersenyum acuh tak acuh. "Baiklah, mari kita bercerai. Aku akan menelepon Tuan White untuk mengurus surat perceraian kita hari ini. Sebaiknya kamu hadir di sidang perceraian, Tuan Wilson.”

Lucian benar-benar sangat tercengang dan tidak bisa berkata-kata. Dia menatap Laura seolah dia telah menumbuhkan satu kepala di tubuhnya.

"Ada apa denganmu? Otakmu benar-benar tergoreng? Jika tidak, bagaimana kamu bisa berubah seperti ini?"

"Jadi, kamu akan bercerai atau tidak?"

Lucian terdiam setelah beberapa saat.

"Jangan main-main. Jika kita bercerai, aku yang akan yang menceraikanmu.” Lucian mendesis merasa tidak nyaman dengan kata-kata Laura yang ingin menceraikannya.

Dia yakin Laura pasti berpura-pura untuk mengancamnya. Wanita itu tidak berani berani bercerai darinya. Jika dia bercerai, Amel akan kehilangan statusnya sebagai putri Lucian Wilson dan cucu pertama keluarga Wilson.

“Jangan repot-repot Tuan Wilson. Kita akan tetap bercerai pada akhirnya. Apa bedanya aku yang mengajukan lebih dulu,” balas Laura ketus.

Lucian terdiam lalu menggelengkan kepalanya dengan kening berkerut. "Ada yang salah dengan kepalamu. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu."

Dia kemudian melirik Amelia yang berada di pangkuan Laura dan mengulurkan tangan untuk mengambil anak itu. "Sini ikut Papa. Mamamu sedang sakit dan butuh istirahat."

Laura menegang ketika Lucian mengambil putrinya dari pangkuannya. Dia bergegas meraih putrinya dan menampar wajah Lucian. "Jangan berani menyentuh putriku!"

Laura memeluk tubuh Amelia protektif dan menatap Lucian seperti harimau betina yang melindungi anaknya. Dia menatap Lucian seolah dia adalah monster yang akan memakan anaknya.

Dia ingat rasa sakit di hatinya ketika Amelia yang berusia dua tahun tak sengaja mendorong Viola yang minum teh, menyebabkan putrinya terciprat teh panas.

Viola bahkan tidak terluka, tetapi tangan putrinya melepuh oleh teh panas. Namun, Lucian menyalahkan Amelia dan bahkan memukul betis kecilnya dengan rotan. Itulah patah hati terbesar Laura melihat putrinya terluka dan menangis dipukul oleh ayahnya.

Lucian adalah monster yang bisa memakan anak-anaknya. Dia tidak peduli ketika Amelia sekarat dan akhirnya meninggal. Laura membencinya!

Lucian tertegun, merasakan perih di pipinya. Dia menoleh kepada Laura dengan ekspresi gelap dan ingin memarahinya, tetapi terdiam melihat sikap yang ditunjukkan oleh wanita itu, memandangnya seolah dia monster yang akan memakan putrinya.

“Apa-apaan tatapanmu itu?!”

“Enyah dari sini! Kami tidak membutuhkanmu!”

Laura melemparinya dengan bantal dan barang-barang yang bisa dijangkau di atas meja.

Lucian terpaksa mundur dan keluar ketika Laura hendak melemparkan pisau buah. Dia menutup pintu di belakang dengan ekspresi penuh keheranan.

“Ada apa dengan wanita itu? Dia sudah gila? Apa otaknya bermasalah?” desisnya dengan suara rendah, ada kekhawatiran dalam suaranya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 242

    "Lucian, apa kamu inginkan? Bisakah kamu berhenti menggangguku?""Laura!" Suara Lucian terdengar menggeram di teleponnya. "Katakan pada bajingan Glen Hastings itu untuk menghentikan mobilnya! Apa dia mau membawamu mati bersamamu!"Suaranya terdengar keras di dalam mobil.Laura terkejut dan meringis ingin menonaktifkan loudspeaker, tapi Glen sudah menyela dengan santai ke ponselnya."Aku seorang mantan pembalap, Tuan Wilson. Lebih baik perhatikan dirimu sendiri kamu sangat payah mengemudi dengan kecepatan itu dan berhenti mengikuti kami. Kamu seperti seorang pencundang." Glen berkata dengan santai melewati rambu lalu lintas yang menyala hijauh sebelum berubah merah."Apa kamu bilang, bedebah!""Berhenti Lucian! Jangan mengikuti kami lagi.""Laura--"Laura ingin mematikan panggilan telepon tapi tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang sangat kencang dan suara berisik di ponsel Lucian."Apa yang terjadi? "Dia buru-buru berbalik dan berteriak melihat mobil Lucian dan mobil lain berta

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 241

    "Sudahlah, kalian seperti penggosip saja." Tristan berdiri dari sofa. "Aku akan keluar.""Ke mana kamu pergi? Ini hari Minggu.""Karena ini hari Minggu, aku harus menghabiskan waktuku bersantai di luar."Tristan berjalan pergi sambil melambai, satu tangannya dimasukkan ke saku celana."Ayah…," Dean berbisik di samping Allen. "Aku merasa Kak Tristan agak aneh akhir-akhir ini.""Apa yang aneh tentang dia?" Allen meraih koran, melanjutkan bacaannya."Seperti Kak Tristan sedang berkencan dengan seseorang.""Itu bagus.""Masalahnya, wanita ini seperti seorang janda atau seorang wanita yang sudah punya suami."Allen terbatuk-batuk, matanya melebar menatap Dean. "Apa yang kamu katakan?""Kak Tristan sedang berkencan dengan wanita yang sudah punya anak. Aku melihatnya bersama dengan seorang wanita yang punya anak. Sepertinya hubungan mereka tidak baik karena wanita itu menampar Kak Tristan.""Wanita itu sudah punya anak? Dan menampar Tristan? Apa kamu tahu siapa wanita itu?"Dean mengusap bel

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 240

    Amel mengerjap. "Kenapa, Mama?"Laura tetap tanpa ekspresi. "Mulai sekarang Amel tidak boleh menemui Papa lagi. Berikan ponselmu pada Mama.""Tidak mau! Amel mau bertemu Papa!""Amel!" Laura menatapnya tegas.Ruangan keluarga itu menjadi hening. Semua mata tertuju pada Laura yang untuk pertama kalinya bersikap sangat tegas kepada putrinya.Mata Amel berkaca-kaca, sebelum kemudian pecah dalam tangis keras. "Huwaaaa…."Meski Amel menangis, Laura tidak membujuknya. Semua orang menyaksikan bagaimana ia bersikap keras. Tangis Amel semakin menjadi."Amel sayang…," Willy mendekat, wajahnya menunjukkan sedikit rasa bersalah. "Laura, kamu tidak perlu bersikap sekeras ini padanya." Ia menghampiri cucunya dan membujuknya."Ibu, jika aku menuruti keinginannya, dia akan terus merengek minta bertemu Lucian. Seharusnya aku bersikap lebih keras dari awal agar dia tidak bertemu dengan Lucian. Sekarang dia sangat bergantung pada Lucian."Willy terdiam, merasa rumit dan jengkel. Ia yang meminta Laura me

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 239

    "Hm, ini hanya uang kecil. Tidak perlu merasa terbebani.""Tetap saja aku ....""Tidak mau berutang budi?"Laura terdiam, menatap Glen serius.Glen mengusap kepala Laura. "Bagaimana jika besok Minggu kita bersama-sama membawa Amel ke taman hiburan?"Sebelum Laura menjawab, Glen sudah berkata, "Baiklah, besok jam 10 aku akan menjemputmu dan Amel."Dia melambai lalu menaikkan kaca jendela mobil dan mengemudi meninggalkan tempat itu.Laura menghela napas, memandang mobil Glen yang menjauh.Ponselnya kembali berdering. Laura menggigit kuku jarinya melihat Lucian sekali lagi meneleponnya.Dia memutuskan untuk tidak mengangkat dan berjalan masuk ke dalam rumahnya...."Glen, ini masih pagi dan kamu sudah di sini."Ketika Laura turun ke lantai bawah, dia melihat Glen di ruang keluarga, mengobrol dengan keluarganya."Bibi sudah dengar dari Laura, kalian akan bersama Amel ke taman bermain. Kalian harus sering-sering melakukannya….""Ya, Bibi." Glen mengusap belakang kepalanya dan mengobrol a

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 238

    "Uh, apa kamu yakin, Tuan Glen? Mereka berdua ini sangat liar, seperti anjing. Mereka bisa saja menyerangmu. Aku akan tetap di sini dan menemanimu.""Tidak apa-apa, aku bisa mengurus mereka. Pergilah."Pak Sam tak berani membantah setelah mendengar suara tegas Glen."Baik, Tuan Glen." Dia melepaskan cengkeramannya pada George dan Emma, lalu memperingatkan mereka. "Awas jika kalian berani macam-macam dengan Tuan Glen. Aku akan menangkap kalian dan membawa kalian ke penjara."Setelah mengatakan itu, dia berjalan pergi kembali ke pos. George dan Emma tidak lagi ribut dan memandang Glen.“Kamu Tuan Muda dari keluarga Hastings? Tuan Hastings, maukah kamu membantuku? Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan!" George memohon, mencoba meraih tangan Glen.Glen menjauh dengan ekspresi jijik di wajahnya, bergerak mundur tanpa ekspresi."Ceritakan padaku tentang anak Lucian itu." "Apa kamu akan memberiku 10 miliar?""George!" Emma membentak geram dan panik, tetapi tenaganya sudah lelah dan

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 237

    "Anak kurang ajar itu mengambil semua uangku! Lalu meninggalkan orang tuanya dan bersembunyi!" George berseru marah. Laura mengangkat sebelah alis. "Viola melarikan diri?” "Ya!" George menatap Laura memohon. "Laura, Laura, Laura... kau menganggapku sebagai ayahmu, kan? Tolong bantu ayahmu ini! Ayah akan mati jika tidak segera membayar utang pada rentenir. Mereka akan membunuh ayah dan ibumu!"Dia mencengkram pundak Laura erat tanpa menyadari ekspresi Laura yang meringis dan mencoba melepaskan cengkraman George dari pundaknya.“Tuan Samson, kamu menyakitiku ….” "Lepaskan dia!" Glen bergegas mendorong George menjauh dari Laura. Laura merasa lega setelah George didorong menjauh darinya.“Ah maaf Laura, ayah nggak bermaksud menyakitimu ….” George berkata cemas.Glen memelototinya dan mendorongnya menjauh. "Laura, jangan pedulikan mereka. Mereka menjadi seperti ini karena perbuatan mereka sendiri," ujar Glen berdiri di depan Laura sebagai temeng dan menghalangi George. "Ingat apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status