Share

Bab 155

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2025-05-15 22:46:10

Kediaman Samson tidak banyak berubah. Rumah keluarga Samson tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Tidak sebesar rumah lamanya dengan Lucian dan keluarga Wilson, juga rumah keluarga Adams.

Dia bisa mendengar suara musik dari dalam rumah. Sudah banyak mobil berjejer di halaman parkir saat Laura datang. Biasanya keluarga Samson selalu mengadakan pesta ulang tahun di hotel mewah setiap tahunnya. Tapi kali ini mereka mengadakan pesta di kediaman sendiri.

Melihat tidak banyak mobil yang berjejer di halaman parkir, seperti ini hanya pesta kecil, atau keluarga Samson sudah menurun selama tiga tahun ini? Laura melirik gaun merah yang dikenakannya merupakan dijahit khusus oleh desainer keluarga Adams.

Apakah akan menarik perhatian jika dia hadir di pesta gaun ini?

Dia pikir keluarga Samson akan mengadakan pesta perayaan yang besar jadi dia mengenakan gaun yang biasa dia kenakan.

Sudahlah, dia hanya memberi salam dan memberi kado lalu pergi.

Laura datang sendirian, dia tidak ingin memba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 157

    “Dia mirip sekali dengan Viola.”“Hei, Viola itu operasi plastik. Laura itu yang asli.”“Astaga, aku pikir Viola adalah paling cantik ternyata dia hanya imitasi. Terlihat jelas siapa yang paling menawan dan cantik alami.”Viola menggertakkan gigi dengan terkepal mendengar komentar tersebut. Para sepupunya dan nona lain terkikik diam-diam meliriknya meski mereka terlihat cemburu saat pertama kali melihat Laura.Dia melirik salah satu sepupunya tajam.Clara seolah mengerti, menyenggol sepupunya yang lain. “Ayo kita sapa sepupu kita yang baru pulang.” Dia mengedipkan mata dengan jahat dan bersama dengan sepupunya yang lain menghampiri Laura...Laura merasakan tatapan semua tamu di aula pesta tertuju padanya. Para tamu itu lebih banyak dari kerabat keluarga Samson dan sebagian besar adalah rekan-rekan bisnis George. Tidak ada yang menarik dari para tamu tersebut karena dia tidak mengenal mereka. Laura tidak ingin berlama karena tatapan para Tuan muda dan sepupu pria membuatnya tak nya

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 156

    Semua orang terdiam dan menatap Emma dengan tatapan ingin tahu. Semua orang di Capital sudah tahu tentang hubungan Viola dan Lucian, mereka bahkan memiliki anak bersama meski belum menikah. Sebagai seorang selebriti, hal seperti itu sudah biasa memiliki anak tanpa ikatan pernikahan.Emma merutuk Nyonya Wina dalam hati. Ini adalah alasan mengapa dia sangat malas mengundang kerabat pesta ini. Namun di permukaan dia tersenyum tenang. “Sebenarnya keluarga Wilson sudah mengungkit pernikahan mereka, tapi Viola terlalu mencintai pekerjaannya dan sangat sibuk dengan syuting hingga dia nggak ada waktu untuk membahas pernikahan. Jadi masalah ini terus ditunda.”Dia mendesah dan memarahi putrinya. “Anak itu sudah kumarahi berkali-kali agar segera menerima lamaran pernikahan dari keluarga Wilson, tapi Viola sangat bandel hanya peduli dengan syuting.”“Ah, dia seorang selebriti dan berada di puncak karirnya, wajar jika dia menunda pernikahan. Ketika seorang wanita menikah, mereka diharapkan bera

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 155

    Kediaman Samson tidak banyak berubah. Rumah keluarga Samson tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Tidak sebesar rumah lamanya dengan Lucian dan keluarga Wilson, juga rumah keluarga Adams.Dia bisa mendengar suara musik dari dalam rumah. Sudah banyak mobil berjejer di halaman parkir saat Laura datang. Biasanya keluarga Samson selalu mengadakan pesta ulang tahun di hotel mewah setiap tahunnya. Tapi kali ini mereka mengadakan pesta di kediaman sendiri.Melihat tidak banyak mobil yang berjejer di halaman parkir, seperti ini hanya pesta kecil, atau keluarga Samson sudah menurun selama tiga tahun ini? Laura melirik gaun merah yang dikenakannya merupakan dijahit khusus oleh desainer keluarga Adams.Apakah akan menarik perhatian jika dia hadir di pesta gaun ini?Dia pikir keluarga Samson akan mengadakan pesta perayaan yang besar jadi dia mengenakan gaun yang biasa dia kenakan.Sudahlah, dia hanya memberi salam dan memberi kado lalu pergi. Laura datang sendirian, dia tidak ingin memba

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 154

    Lucian terdiam, tidak merespon atau membantah.Dua orang wanita lewat di depan mereka, melirik Lucian menganga. Tatapan mereka menatap tertuju pada tubuhnya dan tersipu.“Pria itu memiliki tubuh yang seksi. Aku yakin dia pasti besar ‘di bawah’ sana.” Mereka terkikik terus melanjutkan langkah mereka.Laura terdiam mendengar komentar mereka dan melirik ke bawah perut Lucian yang tertutup handuk. Dia samar-samar ingat ‘itu’ agak besar dan panjang.“Kenapa? Ingin melihat milikku?” Lucian berkomentar dengan nada menggoda sambil memegang simpul handuknya, tampak seolah dia akan melepaskannya.“Apa kamu gila? Siapa yang melihat barang milikmu.” Laura menampar dadanya. Bisa-bisanya pria itu tidak tahu malu setengah telenjang di depan pintu apartemennya dan menjadi tontonan.Suasana tegang di antara mereka karena Viola agak mencair.“Benar, kamu nggak tertarik karena kamu sudah tahu ukuranku, aku mengerti.” “Omong kosong apa yang kamu bicarakan, dasar gila! Dan kenakan pakaianmu! Apa kamu ngg

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 153

    “Viola!” Lucian muncul dan melepaskan cengkraman Viola dari rambut Laura. “Lucian–” Viola tak menyelesaikan kalimatnya karena Lucian menampar wajahnya sangat keras. Suara tamparan itu sangat renyah bergema di koridor.Laura menutup mulut terkejut tapi tidak mengatakan apa-apa. Namun bibirnya cemberut karena Lucian keluar hanya dengan mengenakan handuk di pinggangnya. Tubuhnya yang berotot setengah basah seperti baru keluar dari kamar mandi.Viola merasakan pipinya sangat perih karena tamparan Lucian. Air matanya mengalir menatap pria itu. “Lucian, apa-apaan ini? Mengapa kamu menamparku?”“Apa yang kamu lakukan di sini dan menjambak Laura? Itu yang pantas kamu dapatkan.” Lucian berkata dengan dingin.“Lucian, aku calon istrimu! Beraninya kamu tinggal dengan wanita lain di sini!” “Kapan aku pernah mengumumkan kamu calon istriku? Tak pernah ada perjanjian pernikahan antara aku dan kamu. Semua itu hanya angan-anganmu dan keluargamu.”“Aku … aku adalah ibu Jayden! Kamu seharusnya bertan

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 152

    Laura menutup mata Amel dan menendang perut Lucian, membuatnya terdorong jatuh dari tempat tidur. “Ugh ….” Pria itu terjatuh dari tempat tidur.“Papa!” Amel segera bangun mendengar suara erangan kesakitan papanya dan menarik turun tangan Laura yang menutup matanya. “Papa, papa kenapa? Kenapa Papa di lantai?” Dia bertanya penasaran dan cemas.“Papa hanya jatuh, sayang. Tempat tidur ini kecil, jadi papamu berguling dan terjatuh,” kata Laura lembut, mengabaikan Lucian yang terjatuh di lantai.“Ayo, sayang, mama akan memandikanmu. Kamu harus berangkat ke sekolah.” “Tapi Papa ….” Amel masih mencemaskan Lucian.“Papa nggak apa-apa. Dia pria besar dan nggak bakal nangis. Benarkan, Papa?” Laura melirik Lucian sambil tersenyum, tampak puas melihatnya kesakitan.Lucian agak terpana mendengar kalimat terakhirnya lalu tersenyum.“Mama besar, Amel. Papa cuma jatuh dari tempat tidur.” Saat dia mengatakan itu, dia mengedipkan mata ke arah Laura. Laura membuang muka dengan cemberut. Pipinya teras

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 151

    Laura menggelengkan kepala dan asal-asalan mengambil salah satu kaos dan celana Lucian lalu keluar dari kamar itu.Saat dia tiba di kamar Amel, dia melemparkan pakaiannya itu wajahnya."Cepat kenakan bajumu dan keluar ....""Kamu akan menginap malam ini?""Nggak, aku akan menunggu sampai hujan reda."Lucian menatap Laura selama beberapa saat dan tersenyum. "Baiklah, kamu bisa menunggu sampai hujan reda. Tapi tampaknya hujannya nggak reda dalam waktu dekat ini. Palingan tengah malam atau pagi," ujarnya melirik jendela yang tertutup tirai tipis.Suara hujan dan guntur saling bersahutan masih terdengar keras.Laura tak menjawab dan duduk di tempat tidur Amel. Dia lelah berdebat dan berbaring memeluk putrinya.Lucian hanya meliriknya dan tak mengatakan apapun. Dia pergi ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Saat dia kembali ke kamar, Laura sudah tertidur di samping Amel.Dia tersenyum tipis naik ke tempat tidur. Dia mengangkat tubuh kecil Amel ke sisi Laura di pinggir ranjang, semen

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 150

    Kapan terakhir kali dia pernah menyentuh tubuh seorang pria? Terlebih lagi Lucian Wilson. Hubungan intim mereka terjadi lima tahun yang lalu sebelum kelahiran Amel, sebelum kekacauan dalam hubungan mereka.Perasaan aneh memenuhi Laura, dia mencoba menyingkirkan kenangan malam pertama mereka dan berusaha mendorong Lucian."Lucian, lepaskan ...." Desisnya pelan agar tak membangunkan Amel yang sedang tidur.Lucian tetap menahan tangan Laura di dadanya, sorot matanya tampak gelap dan intens."Bisakah kamu merasakannya?"Laura terdiam, tangannya mengepal di dada Lucian, merasakan degup jantung Lucian yang kencang seperti miliknya."Ini perasaanku yang sesungguhnya padamu," bisik Lucian di sisi kepala Laura dan menghembuskan nafasnya di leher wanita itu.Laura menggelengkan kepala dan mendorong Lucian.“Lalu apa gunanya itu? Sudah terlambat. Aku nggak mau kembali bersamamu,” ujarnya dengan dingin mengingat di kehidupan sebelumnya Lucian mengirim seorang pembunuh untuk membunuh dan menusuk p

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Bab 149

    Laura pergi ke apartemen yang disebutkan Lucian.“Mengapa dia tinggal di sini? Bukankah seharusnya dia tinggal di rumah yang dulu?” Gumamnya memandang gedung apartemen yang berada di kawasan mewah.Dia naik ke lantai 30, di mana Lucian tinggal.Dia berhenti di depan pintu apartemen dan menekan bel pintu.Setelah beberapa saat pintu terbuka, memperlihatkan sosok Lucian yang baru saja selesai mandi. Rambutnya basah. Dia hanya mengenakan handuk di bawah pinggangnya, memperlihat tubuhnya yang kekar dan perut six pack. Dia memiliki garis pinggang yang kokoh.Laura mengalihkan pandangan dari tubuh pria itu dan berdeham.“Di mana Amel?”“Dia sedang tidur. Pengasuhnya baru saja pulang setelah menidurkan Amel. Masuklah. Apa kamu sudah makan malam?” Tanya Lucian membuka pintu lebih lebar mempersilakan Laura masuk."Jangan repot-repot. Aku akan langsung mengambil Amel." Laura berjalan masuk acuh tak acuh ke dalam apartemen Lucian.Apartemen itu sangat luas dengan dekorasi elegan. Ada dua pintu r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status