Share

Bab 7 Kekuatan yang ada

Monster ganas bersayap burung, kedua kaki cakarnya begitu kuat, mampu memegang dan menahan serta mengangkat seekor domba dan kambing. Devior dan Khaigor dibayar untuk membasmi monster bersayap itu, yang memakan hewan ternak, mengganggu makhluk hidup dan menyerang, serta mengangkat manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya.

Sampailah mereka di suatu desa, makhluk itu muncul mengganggu para warga, Devior dengan busur mengarahkan panahnya pada makhluk itu, namun tak kena. Khaigor, memanahnya dengan busur silang, begitu sulit mengenainya. Devior pun mencoba dengan tiga anak panah lagi-lagi tak kena hanya satu anak panah yang hampir mengenainya, sempat seketika mengganggu pandangannya. Monster itu pun turun mereka berdua menunduk, menyerang dengan cakarnya kemudian mengambil busur silang milik Khaigor berusaha merusaknya, Devior meminjam tombak, seketika makhluk itu mulai terbang ke arah mereka, Devior pun melempar tombaknya ke arah makhluk itu, namun makhluk itu berhasil menghindarinya lagi dan melemparkan busur silangnya yang sedikit rusak dengan keras ke arah Khaigor.

Mereka berdua mengejarnya, Devior pun naik ke atas atap bangunan mengejarnya. Makhluk itu, menyerangnya mengibas-ngibas ekornya, mencakar-cakar dan mematuk-matuk. Devior menebas-nebas serangannya dengan pedangnya, di kejauhan Khaigor memanah-manah makhluk itu busur silangnya masih bisa digunakan. Ketika mulai terbang menjauhinya, Devior kembali berusaha mengejarnya dan memegang salah satu kakinya dengan tangan kirinya, hingga terangkat terbang bersamanya.

Saat mulai ingin menebas dengan pedang dari tangan kanannya, makhluk itu menahan tangannya. Kedua kakinya mulai mencakar dan memelintir kedua tangannya, Devior kesakitan hingga pedangnya terlepas. Khaigor memanah-manah, lalu Devior mengangkat tubuhnya menendang badannya dengan kedua kakinya. Lalu panahnya Khaigor mengenai makhluk itu hingga merasa kesakitan. Devior menggunakan kesempatan itu menendang berkali-kali, Khaigor memanah mengenai kakinya sampai kakinya tergores tak tertancap.

Devior pun menendangnya dan berhasil memanjat ke atas tubuhnya, makhluk itu bergerak-gerak semiring-miringnya ketika makhluk itu berputar Devior memegang lehernya dan terbang ke atas mencekiknya lalu mengeluarkan sebilah pisau, menikam-nikam makhluk itu, Khaigor terus mengejarnya. Hingga makhluk itu terjatuh menabrak tanah bersamaan dengan Devior yang masih hidup.

Khaigor sampai ke lokasinya yang terjatuh melihat makhluk itu tewas, Devior merasakan kesulitan yang benar-benar tak biasa.

Werewolf muncul, menyerang gerombolan warga yang lewat mereka kesulitan melawan dan menghindarinya. Werewolf itu melolong dan menggonggong. Makhluk buas itu menyerang mereka, menggigit dan mencabik-cabik anggota tubuh korbannya.

Khaigor yang suatu hari melihat werewolf itu, maju menghabisnya, werewolf itu mampu melompat dan mencengkeram segala benda di sekitar layaknya manusia, dia melempari batu, pasir serta kayu. Khaigor melawannya memotong kedua tangannya serta memenggal kepalanya.

Avery diterima berlatih oleh Khaigor. Dia merasa sudah menjadi bagian dari prajurit, meskipun masih belum diterima, dia merasa bahwa dia kemungkinan akan lolos tes menjadi prajurit kerajaan. Avery menjalani tantangan pelatihan yang begitu berat, yang tak kalah dengan pelatihan para prajurit. Avery ternyata adalah anak gadis remaja yang lebih tangguh dari yang di duga. Dengan waktu yang ada dia mampu mengimbanginya, pelatihan pedang kayu dan logam, dia jalani sepenuhnya. Bahkan memanah pun, dia ahli juga. Usianya begitu muda, namun obsesinya sudah mencerminkan bahwa dia terlihat serupa seorang prajurit wanita dewasa.

“Lihat kemampuannya,” ucap Gedrix yang terkesan. “Masih dalam proses, memerlukan jangka waktu yang lama,” balas Devior. “Hei, mari istirahat, kuberikan kau ini, minumlah, ini terbuat dari campuran buah-buahan dan tanaman herbal serta susu kuda, untuk menguatkan stamina,” beri Devior sebuah botol yang agak besar. Dia mengambilnya.

Ketika sedang berada di hutan, Khaigor mengajarinya berburu, dia melihat anak gadis itu cukup ahli dalam menunggangi kuda mampu menyeimbangkan posisi tubuhnya dengan gerak-gerik dan kecepatan kuda yang berbeda. Dia menyuruh anak gadis itu yang menunggangi kuda berada di depan sambil dibimbingnya, untuk mengetahui ke mana dia pergi sambil mencari hewan buruan sesuai kehendak bebasnya, sambil memperhatikan keamanan.

Avery begitu cepat, namun bagi Khaigor mudah saja dalam menandingi kecepatan kudanya, mereka melihat seekor kijang yang besar. Avery dengan busurnya mulai menarik panahnya, kijang itu pun langsung berlari, mereka mengejarnya, kijang itu terpanah di kaki belakang sebelahnya dari Khaigor, lalu terpanah kedua kali di tubuhnya dari Avery, hingga kijang itu tumbang.

Seketika seekor harimau dewasa muncul, melihat mereka menggeram dan terlihat ingin mengambil buruan mereka. Khaigor ingin membunuh harimau itu, namun Avery ingin ikut membunuhnya juga, Khaigor melarangnya, “Jangan!... Nanti kau akan terluka parah dan mungkin akan terbunuh juga...!”

“Tidak!... Lagi pula lebih baik membantu,” bantahnya. “Turuti aku, jika kau tak menurut kondisi nanti akan semakin sulit, menjauhlah...!” tegas Khaigor. Khaigor dengan tunggangan kudanya menyuruh harimau itu menjauh, namun harimau itu malah mulai berniat menyerangnya, Khaigor pun melawannya, baru saja bertempur. Avery memanah, tapi meleset, harimau itu langsung menyerang kuda Khaigor ketika teralihkan tadi. Kuda itu menggeram kesakitan, hingga Khaigor terjatuh dari kudanya, harimau itu mengejar Avery. Avery semakin ketakutan dan kabur menunggangi kudanya, dengan rasa takut yang sangat mengguncang jantungnya. Untung saja kudanya Khaigor masih kuat dan masih bisa berlari, bergegas Khaigor mengejarnya.

Sambil kudanya berlari, dia bergerak ingin memanah ke arah harimau dibelakangnya tapi kesulitan, ketika pandangan kembali ke depan, dahan pohon yang agak besar, berada di depannya dia langsung menunduk terkejut hampir mengenainya. Avery melemparkan beling dari pecahan kaca dan keramik, ke bawah di atas tanah, yang sebelumnya itu adalah bekas pecahan cermin dan pot bunga, yang dia hancurkan ketika sedang marah tak terkendali di kamar rumah bibinya. Jadi dia menyimpannya untuk dibuang secara diam-diam dan lupa membuangnya.

Harimau itu pun tanpa disadarinya menginjaknya dan merasa kesakitan, terhenti sejenak mengejarnya, Khaigor dengan menunggangi kudanya sampai ke lokasi.

“Hati-hati, di rerumputan ada pecahan beling...!” Khaigor pun tetap maju bergerak untuk membunuh harimau itu, membiarkan kudanya menginjak beling-beling itu, karena telapak kaki kuda merupakan kuku tebal yang kuat, terlebih lagi telapak kaki kuda mereka sudah dipasangkan tapal kuda yang kuat, pasti tahan terhadap pecahan beling seperti itu. Khaigor menebas-nebasnya dengan pedangnya, bergerak menyamping, berusaha tak bergerak ke depan menggunakan kuda, sebab berpikir bahwa harimau akan menerkam kudanya. Avery pun mencoba memanahnya memposisikan arahnya dengan busur, lalu meurungkan niatnya, akibat kejadian barusan.

Kudanya Khaigor, juga berusaha menendang-nendang dan Khaigor mencoba menyerang dengan cara menyamping, menghalangi harimau itu mencoba beberapa kali menyerang di posisi depan. Dia menebas sebelah matanya, dan menusuk mulutnya ke arah atas miring menembusnya, sampai mati.

Avery yang ketakutan pun didekati Khaigor, “Inilah salah satu dari tantangan yang di hadapi oleh para prajurit, sangat jauh lebih dari ini lagi. Akan adanya gajah, anjing, harimau, singa dan badak serta monster lainnya yang digunakan oleh pihak musuh untuk menyerang.” Mereka pun mengambil kijang buruan mereka, dan segera keluar dari hutan itu, menghindar dari serangan hewan buas lainnya yang kemungkinan bisa terjadi. Mereka memasak hewan buruannya dan memakannya, setelah pulang Khaigor mencoba menyingkirkan beling yang berada di tapak kudanya.

Khaigor kembali berlatih, dia menghunuskan pedangnya, menebas-nebas manusia buatan benda target pelatihan, dia juga bergulat dengan seekor kuda, kuda itu begitu kuat. Dia hanya terjatuh sekali, setelah beberapa kali hampir terjatuh. Pergulatan yang lebih berat lawan yang terasa jauh berbeda. Dia mengeluarkan tenaga dalamnya yang mengalir berada di tubuhnya dan kedua tangannya.

Dia juga berlatih melawan dua makhluk besar bersayap empat yang seperti capung, bergigi tajam, dan mempunyai dua tangan dan dua kaki bercakar, serta memiliki ekor seperti serangga. Dia melompat di sekitar kayu panjang kecil berbentuk bundar yang ditancapkan di atas perairan danau untuk melompat, menebas makhluk itu, ketika salah satunya mendekat dia menebas tubuhnya, dan satunya lagi yang sedang terbang dia melemparkannya dengan belati mengenainya. Lalu mengeluarkan cahaya tenaga dalam ke arah dadanya namun meleset dan mengenai satu sebelah sayapnya. Saat makhluk itu terbang lebih rendah, dia langsung melompat dan menebas dada makhluk itu secepat mungkin. Dia mencoba kembali ke arah tiang kayu itu dan berhasil. Makhluk itu terjatuh tenggelam ke air.

Dari kesekian waktu menunggu, Verdis pun merasa sudah cukup umur, dan mencari tumpangan bayaran untuk pergi ke sana.

Setelah beristirahat sehari di markas Gridor, Verdis mengikuti pelatihan pertama keberlangsungan menjadi Gridor. Awal mula dia menggunakan pedang kayu, yang biasa dipakainya, ini mudah baginya, namun pelatihan yang dia jalani berbeda dengan aktifitas yang biasa dia lakukan menggunakan pedang kayunya, dia sebenarnya pernah menggunakan pedang asli logam yang dipinjamkan ayahnya, tapi sangatlah jarang.

Verdis terlihat jago menggunakan pedang kayu, tapi Khaigor begitu mudah menandinginya. Meskipun kemampuannya masih jauh, mereka berdua yakin bahwa Verdis yang masih sangat muda akan bisa menandinginya. Terkadang gegabah dan terkadang lebih berhati-hati, Khaigor hampir saja tertipu pada satu serangan tebasan ke arah lehernya yang dia lakukan tapi meleset, karena Khaigor menghindar mundur, dia langsung mengayunkan pedangnya ke bawah kakinya. Khaigor seketika menangkisnya dengan pedangnya. Dia belajar tak hanya ajaran dari sang ayahnya, namun juga belajar sendiri serta bersama orang lain.

Khaigor pun dihadapkan pada suatu benda, berbentuk kayu panjang dan besar dan berukiran bermata satu, pada saat dipakai akan memancarkan cahaya berwarna kebiruan dari ukiran gambar mata itu, benda yang jadi pelatihan syarat khusus bagi golongan Gridor, yang mana itu akan menciptakan halusinasi yang akan memproses pikiran termasuk ingatan mereka tentang sosok yang sangat mereka sayangi, suatu pelatihan psikologis yang melibatkan mental, termasuk perasaan dan emosi, namun diberikan tentang penglihatan dunia halusinasi bahwa sosok itu akan disakiti, hingga disiksa sangat jauh berat, tampak tidak begitu manusiawi jika sosok itu diperlihatkan sangat baik. Hal itu guna untuk melatih emosi mereka dan menjawab pandangan tentang perasaan pada sosok tersebut. Penglihatan ini akan diberikan selama hampir seharian penuh dimulai dari siang hari sampai malam dengan duduk di kursi terikat sangat kuat.

Dalam penglihatannya dia melihat sosok yang dia kenal, “Kalistha,” dia disiksa oleh sekelompok orang yang dipikir sebagai penjahat dengan wajah samar-samar. Lalu di penglihatan halusinasi berikutnya, dia ada melihat masa lalu yaitu teman pria komandan serekannya terbunuh dalam perang, lalu halusinasi berikutnya dengan orang yang sama, Khaigor melihat bahwa dia sedang ditangkap dan diinterogasi secara kejam. Temannya itu pun berikutnya diserang oleh monster besar, dengan wajah monster yang samar-samar juga. Khaigor mengamuk, tapi dia tertahan, setelah sekian lama dia pun terlepas dari penahannya, dia menyerang, menghabisi orang-orang dan monster yang kejam itu dalam halusinasinya tersebut. Setelah selesai dalam proses pelatihan mental itu. Khaigor menjadi trauma berat.

Dia mendatangi Widar secepat mungkin dengan perasaan teramat marah, “Proses ini adalah suatu kebohongan, ini sangat menyiksa...!!!”

“Ini seperti pertunjukan drama yang terlihat seperti benar terjadi. Siapa saja bisa berperan di dalamnya. Hidup adalah panggung sandiwara. Cerita. Kau berkehendak bergabung menjadi Gridor, maka inilah salah satu dari proses pelatihannya. Menjadi Gridor harus ahli dalam mengambil keputusan yang ada.”

Khaigor mengalami delusi dalam beberapa waktu, delusi menyakitkan yang sangat begitu berat sekali. Mengganggu mentalnya sedalam-dalamnya, namun Khaigor berusaha keras melewatinya hingga berhasil pada akhirnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status