Share

Pasangan Berbeda
Pasangan Berbeda
Penulis: HMW

1. Terlempar Di Dunia Antah Berantah

"Apa? Dewa? Manusia? Peri berbagi kehidupan? Apakah ini cerita dongeng dari Barat?" Tiba-tiba saja tanganku menutup mulutku. Hal di luar dugaanku terjadi, bahkan aku juga tidak begitu yakin, namun setelah aku  mengalami beberapa kejadian menyakitkan. Aku benar yakin kalau ini sungguhan! mungkin terdengar seperti lelucon misteri, tetapi yang ku jalani penuh penderitaan. Di sana, mereka terpampang jelas dan nyata beberapa  pria tampan berbadan setengah kuda, dan bersinar, mereka dewa berwujud peri, kuda bahkan manusia utuh mungkin juga ada iblis yang  baik. 

Kali ini di sekelilingku terdapat pilar berbentuk binatang yang mengelilingi  patung. Interior di sini berbentuk persegi panjang dan singgsana raja paling tinggi diwarnai keemasan, beserta aksara Han nya yang bertuliskan 'Anak Yu Huang' sang pemilik istana Ling Xiao Bao Dian, ternyata anak seorang kaisar langit ke-33.

Saat pertama kali melihatnya, aku terkesima karena ada banyak ras dan etnis berkumpul, yang artinya mereka telah mengalami pembauran sejak lama.

Aku berdiri di tengah perkumpulan para dewa, tepatnya di dekat pangeran, di Balairung ini mereka berkumpul menunggu Tuan rumah mendeklarasikan ku.  Perasaanku tidak karuan karena aku berhadapan langsung dengan para dewa, dan saat ini aku menunggu dinobatkan sebagai dewi kebenaran.

 Aku tidak punya ilmu spiritual dan hanya mengandalkan sistem komputer di tubuhku seperti layaknya cyborg yang berguna untuk membantu manusia. Tantangan yang ku terima ini tak masuk akal dengan kemampuanku yang terbatas. Alatku cuma mampu membongkar yang ada kaitannya dengan kasus atau ramalan. Itu tidak cukup membuktikannya lewat fisik, biasanya orang-orang kuno  tidak akan mudah percaya kalau tak ada bukti nyata.

Beruntung kalau mereka percaya! Yang kutakutkan aku tak bisa pulang dengan selamat dan mati di sini tanpa ada yang tahu di mana jasatku berada? Khawatir tertekan dan terancam.

Istana adalah  tempat paling berbahaya dan misteri. Entah, apa yang akan terjadi jika mereka berkonspirasi dan memanfaatkanku sehingga menginginkanku sepenuhnya. Saat itu juga aku menjadi budak. 

Perkenalkan namaku  Miranda Papylova, seorang manusia setengah AI (artificial intelegence) sepsifiknya cyborg. AI  sebuah alat perantara dan perlindungan sekaligus penopang hidupku. Aku bernyawa, beremosi, lapar atau haus seperti  manusia lainnya. Rasa haus dan lapar adalah respons kekurangan energi, ia energi sekunder yang digunakan saat darurat kalau  energi primer dari kerangka AI berkurang. Jika energi  primer habis bukan berarti   aku bisa berjalan normal seperti semula, ada saatnya aku merasa sangat-sangat letih lantaran membawa beban di tubuh melebihi berat badan.

Seperti bayanganmu  jika tubuhmu  ditempeli bahan -bahan berat dari besi atau alumunium atau jenis  besi lainnya sebagai pengganti anggota tubuhmu. Apa yang terjadi jika tidak cukup energi? Kamu bisa tertatih-tatih berjalan karena membawa berat melebihi manusia yaitu besi berkilo-kilogram.

Daya ingat dan kecerdasanku seperti komputer karena terdapat chip yang ditempel di dalam kepalaku sehingga kecerdasanku melampaui komputer. Namun, ada kemungkinan aku bisa tewas di tempat ini. Makanya aku ingin buru-buru pulang ke zamanku kalau kerangka AI ku bermasalah atau rusak tak ada yang bisa membetulkannya.

Kau tahu? Aku juga bisa mati total karena tusukan atau robekan, tergantung luka ditusukan atau ditujukan ke organ yang mana, tetapi yang fatal itu otakku dan jantung buatan. Otak ku juga bisa pecah oleh benturan benda keras. Jantungku bisa nonaktif dan pembuluh darah bisa ikut meledak sehingga terjadi  ledakan darah lalu aku meninggal kehabisan darah, atau aku tewas karena cidera usus, gejala kecelakaan umum bisa terjadi pada robot sepertiku.

Aku juga hanya punya satu nyawa, dan jika aku mati atau otakku pecah alhasil semua memori terhapus, dan dianggap benar-benar meninggal dunia. Jikapun Alex kakakku membangkitkan ku kembali? Mungki saja seluruh tubuhku direkayasa tetapi jiwaku tidak ada. Kalian mengerti kan maksudku?  Maksudku sebagian memori tidak bisa dipulihkan, dan aku hidup seperti robot murni.  Kata Alex otakku  asli dan ia adalah bagian terpenting dari sistem penggerak, lalu sisa anggota tubuh lainnya adalah buatan. Jadi, bisa dikatakan aku bekerja seperti manusia tetapi fisik luarku sintetis atau buatan.

Ah, ya. Ngomong-ngomong, apakah kalian tidak penasaran bagaimana  aku sampai di sini? Sebenarnya ini kejadian yang menjengkelkanku karena bermula  dari paralayang  yang tengik itu sehingga berujung seperti ini dan terjebak di dalam istana. Pertama kalinya aku dibawa ke dalam dunia aneh dan harus merasakan goncangan angin besar lalu terjatuh memalukan dari atas pohon.

Awalnya, perasaan itu seperti mimpi dan ku kira itu benar-benar mimpi. Sampai akhirnya aku tersadar kalau itu bukan....

MIMPI

" Aaaaaakh!!!"  

Aku berteriak dan bangun karena perasaan ini  benar nyata. Aku benar jatuh dari pohon,  maksudku dari ketinggian yang tak normal. Momen seperti  aku duduk di atas  ranting dan dedaunan menyentuh jari-jariku telah memberikan bukti.  Alhasil aku terbengong-bengong, setelah oksigen dan kesadaran ku terkumpul. Aku mendongak ke atas dan terkagum karena aku tidak mati jatuh dari sana. Pohon itu besarnya bukan main, dan biasanya kalau jatuh dari ketinggian itu, nyawa sudah tidak tertolong karena kerusakan organ dalam ataupun tulang.

Aku menggaruk kepalaku mengekori sekitar dedaunan memastikan apakah tempat ini pernah ku lewati? Sejak tadi aku terheran-heran walaupun angin waktu itu kencang membawa paralayangku, seharusnya tidak menjatuhkan ku di hutan pohon ini. Melainkan di perumahan, karena waktu itu aku dan teman-temanku memang merasakan goyangan dari paralayang ke arah sana.

Semestinya aku menjatuhi perkakas  di dalamnya namun kenyataannya berbeda. Justru aku mendarat di atas tumpukan dedaunan kering dan ranting tua. Konyolnya tubuhku tidak merasakan kerusakan. Kurasa besi berkarat atau yang lainnya di dalam tubuhku ini memang sangat melindungiku.  Aku merasa lelah dan membaringkan tubuhku kembali dan melihat ke atas. Aku bersyukur tidak mati karena besi diseluruh badanku melindungiku bagai tameng tentara sehingga aku tidak tewas menggenaskan dengan kucuran darah yang merembes keluar.

"Yah, Yah, Terimakasih Alex kau jadikan aku setengah AI." Aku menyipitkan mata melihat pemandangan itu.

Ku sadari paralayangku masih tersangkut di atas sana dan aku menaikkan alis kiriku. PRAAAAAAAK!! Aku melemparkan helm yang tadinya terpasang di kepalaku. Setelah itu aku menendang batang dan menunjuk ke atas.

" Paralayang sialaan! Kenapa menurunkanku kejam begini, tulang punggungku ini beresiko hancur kalau tidak ada dedaunan." Aku merutuknya, mengambil helm yang sudah terlempar dari tanganku tadi.

"Hei, kau tahu kalau tidak ada helm dan pelindung. AKU BENAR-BENAR MATI DI SINI. KAU! KAU MENGERTI APA HAH? MASIH SAJA KAU GOYANG-GOYANG TAK KARUAN DI SANA! ISH! AKU KESAL SEKALI! HEI! AWAS SAJA KALAU KAU TURUN TAK KUBIARKAN KAU HIDUP. KU ROBEK-ROBEK KAU MENJADI SERPIHAN KALAU BERANI TURUN."

Tali paralayang itu bergoyang-goyang terkena angin. "ISH MATI SAJA KAU DI SANA! KURANG AJAR!"

"KAU ITU J@*$N/ TAK KELUAR DARI K $* *"L A$$H MU! JANGAN PERNAH DATANG KEPADAKU LAGI.

Ia benar-benar menjengkelkan untungnya kondisi hidupku aman. Jika tidak aku tidak mungkin memarahi paralayang itu. Setelah melepas amarahku aku tiba-tiba menganga ke atas, di sana banyak kabut tebal seperti saat paralayangku mau menjatuhkanku di perumahan,  dan aku benar-benar tidak menyangka ia mirip dengan kabut tebal yang membawaku kemari.  Momen apalagi ini? Sekarang aku sendirian dan kehilangan jejak Alex serta teman-temanku. Aku jadi teringat mereka,  segera aku bergegas mencari arah dan  mereka. Kalaupun, aku  tidak pulang selamat paling  tidak di sini aku mati diterkam binatang buas. Ish! Aku menggelengkan kepala. Amit-amit! Aku sungguh tidak mau. 

"Alex, Erika, Joy, Lucas  kalian di mana?" Tak terdengar suara sautan dari yang lainnya membuatku hampir gelisah dan di siang hari begini kabut  putih semakin menebal.

"Haaai!! Kalian di mana? Tolonglah jawab aku!"

Sejak tadi aku telah meninggalkan paralayang yang tersangkut di dahan pohon itu, namun tidak ada keberhasilan petunjuk arah pulang dan kemunculan mereka. Aku semakin cemas apalagi aku sadar  ini bukan daerah yang ku kenal, wajar saja karena di sini aku hanya liburan, maksudku tersesat.

Aku tidak menyangka pergi dari desa terpencil dan terjebak di hutan ini membuatku seperti dicampakkan! Sangat memilukan diri sendiri karena tak bisa bergantung pada siapapun! Tiba-tiba garis bibirku melorot! Kecewa!

Pencarian INI ZONK. Seharusnya desa itu di sekitaran sini. Pelatihpun bilang lokasinya tak sejauh ini dari desa, namun sebaliknya ku tak melihat ada tanda-tanda. Ku layangkan pergelangan kanan ke atas sambil cemas. "HAH! SIALAAN! KENAPA KAU IKUT MATI JUGA JAM BODOH!"Aku berteriak memarahi jamku yang tidak berfungsi. Aku menghirup napas kencang dan mensugestikan diri sendiri. 

"Miranda. Miranda. Tenangkan dirimu kau bisa menggunakan GPS atau pencari lokasi jika kau tersesat. Lagi pula kau seorang AI tanpa GPS sistem komputermu dapat mendeteksi lokasi. Ayo cari pelan-pelan sambil isi juga energimu dari matahari." Aku berjalan lagi dan menyesali jam ditanganku benar-benar tidak berfungsi, mungkin karena benturan keras yang terjadi sehingga ketahanannya terganggu.

Sial, hari ini sangat malapetaka. Aku tidak memahami tempat ini, dan sisa tenaga yang ku miliki ini membuatku harus semangat mencari jalan sendiri. "Alex dan kawan-kawan kalian di mana?" Suaraku mengecil karena kekurangan sinar matahari dan habis karena berjalan berjam-jam. Aku haus dan lapar. Jalanan ini tak ada batasnya, semakin lama kerangka yang dibangun dalam tubuhku  ini  lama-lama semakin berat karena kurang sinar matahari. Ini efek tidak mendapatkan sinar matahari.

Energi yang kugunakan ini akan habis dan kerangka di badanku bisa menjadi sangat sangat berat. Jalanan ini jauh terlalu luas yang ku bayangkan sehingga aku pun duduk sebentar untuk menghilangkan kepusinganku. Sesekali aku mengalami halusinasi makanan atau air, dan beruntungnya hutan ini bukan hutan tandus yang dapat menyebabkan kematian karena dehidrasi. Sisa tetesan air hujan dari daun liar  berhasil memuaskan dahagaku sesaat.

"Uh!" Aku mengeluh. Menurutku kerangka robot ini tidak berpengaruh  banyak terhadapku. Toh, aku bisa mati kelaparan atau kehausan dan juga bisa kena serangan jantung. Walaupun suatu saat kematianku  tidak berdarah. Mati karena kehausan dan kelaparan juga tak lucu. Tetapi bagaimanapun, Alex hebat karena membuat kerangka diseluruh tubuh ini mampu menyerap energi untuk memompa jantungku sehingga bisa bergerak sempurna.

 Aku lupa memberitahukan sesuatu. Tubuhku ini tidak mudah rusak begitu saja. Ia seperti mampu menyembuhkan luka dengan sendirinya.  Ajaibkan?  seperti siput yang bisa menyembuhkan cangkangnya sendiri. 

Sistem teleportasi di dalam tubuhku mampu memindahkan robot kecil untuk menyembuhkan lukaku. Ia seperti dokter ulung di rumah sakit, tetapi,  dalam hal darurat bisa saja aku butuh Alex, karena jenis luka besar yang perlu jahitan atau kerusakan besar yang butuh banyak alat dan,  waktu penyembuhan sangat bergantung solusi dari masternya. Namun, tetap saja, tanpa bantuan alat Alex  bukan apa-apa dan begitu sebaliknya. Maka kedua hal itu harus saling terhubung kalau  tidak maka teleportasi skala besar tidak akan pernah terjadi. Oh,ya. Retina mata Alex berguna sebagai kode teleportasi pemindahan skala besar.

Sebelum kejadian buruk menimpaku  sebaiknya aku mencari Alex dan selalu berada di sampingnya, dan juga, tidak seharusnya aku bergantung pada  teleportasi skala kecil, seperti pemindahan robot kecil dan barang-barang ringan, karena hal itu. MEREPOTKANKU.

Aku akhirnya berdiri dari batang pohon mati, dan tiba-tiba  mendengar  hentakan  suara kaki kuda. Syukurlah aku masih sadar akan suara pertolongan, namun bayangan dari depan sungguh membuatku tak lagi berpikir logis,   di tanah  terlihat tubuh manusia dan kuda bersatu.

"Apa-apaan ini. Apa aku berhalusinasi lagi?" Aku pun sontak berbalik badan dan terkejut  menemukan hal di luar nalar akhirnya  aku terjungkal di tanah. Penglihatanku ternyata benar! mereka adalah manusia kuda dan bayangan itu bukanlah halusinasiku, di situ mereka ada tiga orang.

"Siapa kau?" Ia bertanya dengan ketus dan aku tak menjawabnya karena kejutannya belum berakhir.

"Kau tau dia?" Tanyanya kepada salah satu kawanannya.

"Aku tidak tahu. Sepertinya dia bagian dari musuh kita."

"Dia pasti suruhan dewa iblis."  Jawab yang satunya lagi kemudian menarik pedangnya.

"Segera tangkap dia." Sambungnya memerintah kepada yang lainnya. Aku linglung tetapi tak berdiam diri saja melihat ancaman bahaya datang. Segera aku berlari sambil berkata kepada mereka.

"Eh, bu-bukan aku bukan..."  baru satu hentakan kaki, ternyata mereka membuatku melihat bintang di angkasa merasakan  lelah dan lemas.  Akupun akhirnya terjatuh pingsan.

(Bersambung)

HMW

Cyborg alias siborg: Alat atau robot sebagai pelindung manusia seperti iron man (bagian dari AI)

| Sukai
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status