Share

14. Payung Teduh

Ruoran melihat tuannya yang sambil bercucuran air mata yang sembari jongkok dan menggigit kipasnya. Ia berlagak seperti kartun melankolis yang ditinggal kekasih. Ia kadang-kadang memeluk kakinya atau bersandar pada dinding gelembung, ia layaknya kehilangan harapan. Xiao Bai mulai tampak berakting aneh. Beruntungnya ia tidak berada di perkotaan yang ramai sehingga tak perlu mendapati rasa malu yang besar. Cukup Roy dan Ruoran saja tau keanehan nya. Haripun semakin sore, gelembung mereka tumpangi pelan - pelan bergerak mengikuti arus air. Kini posisi Roy dan Ruoran duduk tenang bersila sambil memperhatikan tuannya. "Apakah dia sedang bersandiwara lagi?" tanya Ruoran kepada Roy.

"Aku tidak pernah melihatnya seperti ini." Roy menggelengkan kepala membalas Ruoran.

"Mungkin dia punya rahasia lain seperti kepribadian ganda." Tuturnya kembali dan alis kanannya mengernyit menatap Roy.

"Mustahil, aku sudah bersamanya sejak lama. Ini baru pertama kali kulihat keanehannya."Balas Roy membe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status