Share

3. Kembali Ke 8 Tahun Yang Lalu

Delapan tahun yang lalu, aku dinyatakan koma oleh tim medis karena terjatuh dari pohon saat menyelamatkan kucing bewarna emas. Itu sangatlah menyeramkan dan mencekam bahkan ayah dan kakakku terkena panik berjamaah dan segera melakukan medis darurat. Suara denyut nadi dari layar komputer perlahan-lahan melambat. Ayah memarahi rekan kerjanya karena saking frustrasinya, tiba-tiba Alex datang ke ruanganku dan berbicara omong kosong.

Brak! Suster dan ayah terkejut bukan main karena Alex menendang pintunya, bukannya panik wajah tengil kakakku itu membuat ayahku ingin memukulnya. Bagaimanapun kecelakaan itu hampir memecahkan jantungku. Wajar saja semua orang panik dan menginginkan ketenangan dari sambutan atau solusi darinya namun dengan santainya ia berjalan  sambil tersenyum lebar seakan ini masalah kecil.

"Ayah! Ayo kita lakukan percobaan!" Sontak semua tim medis menganga dengan ide bahaya tersebut. Ayahku mengamuk sambil memukul kepalanya dan semua tampak terbengong-bengong. Masalahku ini membuat orang lain putus asa.

Aku dinyatakan tertusuk batang pohon dan tak lama lagi mati sementara Alex dengan sebuah ide mengusulkan untuk menanam jantung buatan dan mengubahku menjadi AI. Pantas ayahku sangat marah dan  berhasil memukulnya dengan sepatu. Ayahku adalah seorang ahli bedah yang menanganiku, dan Alex dia seorang sarjana Mesin dan IT dia juga mempelajari hal-hal medis meskipun sama-sama menggeluti medis tetapi melanggar aturan rumah sakit sangat membahayakan reputasi. Alex dari kecil memang biang ulah tetapi banyak ide cermerlang dari keusilannya. 

"Ayah tenanglah, biarkan dicoba dulu. Kau mau  adik tewas begitu saja? Hidupnya tinggal beberapa jam loh!" Ayah masih berkomat kamit memarahi Alex sementara tim medis sudah keluar duluan daripada terkena omelan, sekarang aku terbengkalai hanya mendengar ocehan mereka.

"Kau anak tengik. Apakah tidak ada jalan lain selain mengubah jantungnya dan hidup seperti manusia biasa?"

"Ayah, tidak salah kok dengan mengubahnya dia tetap seperti manusia jika dilihat di luar. Bisa makan dan minum hanya saja kekurangannya dia tidak bisa hidup tanpa cahaya."

"Karena jantungnya bergerak berdasarkan energi itu."

"Bodoh, kamu mau tipu ayahmu hah? Kamu pulang dari Prancis ke Inggris hanya mau mencoba teknologi buatanmu ke adikmu. Heoh! Sekalian saja bunuh aku juga." Ayah memukulkan kepala Alex dengan sepatu kirinya dan sekarang ayah berhasil menyeker.

Sambil mengamankan kepalanya ia menyaut perkataan ayahku."Duh, ayah percobaan ini akan berjalan sukses aku pernah melakukannya pada tikus, tetapi aku yakin seratus persen tanpa mencabut nyawanya dan hidupnya aman damai tentram sentosa dan normal. Miranda pasti hidup seperti percobaan pertamaku." 

"Kau ini menyamakan adikmu dengan tikus? HMH..."

"Sudahlah ayah, jangan pukul aku lagi ini diruang medis tidak baik berkelahi dengan anak sendiri mengalah saja Yah. Hidupnya tinggal sebelas jam lagi. Pemasangan jantung buatan dan kerangka AI sembilan jam lewat sedikit hampir sepuluh jam. Aku yakin tidak akan gagal."

Ayah terlihat bimbang dan sesekali mengehela napas berat, takut saja jika Alex gagal membangunkanku dan reputasi buruk rumah sakit ini menyebar kemana-mana. Ayah melihatku sekali lagi bimbang untuk melanggar aturan rumah sakit. "Bagaimana jika adikmu dipindahkan ke rumah sakit lain saja."

"Eh! Yah!"

"Ayah mengkhawatirkan pelanggaran itu?" Alex berbisik ditelinga ayah lalu dibalas kedipan. "Tetapi akan ketauan juga, yah."

"Lantas bagaimana? Ayahmu tidak bisa membuat  citra rumah sakit ini buruk."

"Walaupun ini termasuk pelanggaran di rumah sakit ini, namun tetap saja rumah sakit tidak bisa membantu. Bagaimana kalau adik dipindahkan ke rumah sakit kak Tim saja."

"Hah, Amerika." Alex berbisik lagi. "Itu cuma status saja aku mau minta kak Tim untuk bantu juga, sisanya adik masuk ke laboratoriumku."

"Baik aku ikuti aturanmu jangan sampai ini terlihat seperti pembohongan."

"Kalau terungkap paling ayah harus mengundurkan diri dari jabatan dokter dan direktur di sini."Alex sambil meracau dan berhasil mendapat jitakan maut di dahi. Setelah mengurus rencana, kak Tim dengan suka rela membantu dan rencana Alex pun berhasil, semua tim medis mengikuti arahan ayahku untuk memprivasikan keberadaanku. Walau tak sepenuhnya mereka akan tutup mulut namun dengan satu nilai yang berharga yang ditawarkannya kesepakatan itu pun terjadi.

Sejam telah berlalu aku di bawa ke mobil. "Tim medis bantu aku pindahkan adik .

"Kau tidak bawa perlengkapanmu  ya?" Ayahku duduk berseberangan denga Alex.

"Tidak yah. Di sini tidak bisa membedah."

"Kau kenapa tidak bilang dari tadi. Ini makan waktu. Lalu apa yang harus kita lakukan di dalam mobil ambulans."

"Ketenangan!"

"Ish anak ini!"

Setelah perdebatan kecil antara ayah dan Alex kini aku dibawa pergi bersama ambulans menuju rumah kak Tim dan  Alex yang di mana berisi perlengkapan membuat robot serta beberapa komputer. Kak Tim dan Alex sudah menikah  ia memilih menikah sambil bekerja dan kuliah di usia mudanya. Kak Tim dia lebih tua dari Alex kiranya beda dua belas tahun, dan sekarang ia menyandang profesor dan menjadi dosen IT kadang ia menyambi ke luar negeri merawat pasien. Dia juga seorang dokter.

Sejam sudah, Alex menggendongku ke dalam laboratorium dan segera melakukan sesuatu pada jantungku. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana ia bisa mampu menjalin nadi dan pembuluh darah menjadi normal kembali bersama jantung buatannya. Sekarang aku bisa hidup seperti impian ayahku.

Kak Tim juga ikut andil membantu mengubah jantung ini. Jantung adalah benda yang paling merepotkan dari semua hal.  Setelah aku sadar dan berhasil hidup beberapa tahun kemudian di usiaku yang ke 19 tahun Kak Tim lagi-lagi memperbarui perangkat yang ada di tubuhku ini. Ia memasukkan sebuah chip kecil yang dipasangkan lewat telingaku dan ditempelkan di otak. Awalnya ku kira akan terjadi penolakan terhadap chip itu beruntung tubuhku ini mampu menerimanya. Entah apa yang mereka rencanakan menempeliku chip, kata Kak Tim itu permintaan Alex dan rahasia. Alex benar-benar kakak yang penuh misteri.

Setelah banyak hal ku lakui seperti pengubahan jantung, penambahan chip dan pelindung di seluruh tubuhku. Aku ini merasa seperti iron man versi manusia. "Miranda, bagaimana perasaanmu? Lebih mudah beradaptasi kan?" Kak Tim bertanya disela-sela kesibukanku membuat tulisan novel.

"Iya lumayan daripada sebelumnya. Tetapi apakah efek tidak dapat sinar matahari aku merasa sangat lelah dan kerangka Ai di kakiku dan seluruh tubuhku ini yang membalutiku tidak dapat digerakkan? Alias lebih berat dan kaku?"

"Hm... itu kekurangan penemuan kami Mir. Energi untuk Ai tersebut harus didapatkan dari sumber cahaya."

"Huh, pantas semalam aku keliatan mati rasa dan sangat lelah. Detak jantungku juga berjalan hanya mengikuti cahaya lampu kamar. Untuk bergerak sudah seperti kehabisan tenaga."

"Kau harus kuat dengan semua itu Mir."

"Oh, iya. Mir aku menemukan kalung kucing di tanganmu? Apakah ini milikmu? Sudah lama sekali aku menyimpannya saat kau operasi kau masih tetap menggenggam kalung kucing itu."

"Kucing?"

"Aku tidak punya kucing kak, mungkin itu kalung kucing..." Kak Tim melihatku dan aku belum ingat apapun.

"Jangan dipikirkan kalau kau tidak ingat Mir."

"Ada sesuatu yang hilang saat sebelum kecelakaan itu. Ia remang dan blur diingatanku kak. Entah apakah itu kucing atau manusia."

"Mir, ini aku kembalikan. Sudahlah biarkan kucing liar itu kembali ke asalnya."

"Hah?" Lagi-lagi aku kehilangan kefokusanku.

"Aku tinggalkan kamu dan jangan lupa hubungi aku jika kau mengalami gangguan pada kerangka itu."

"Okay Kak Tim." Dari situlah aku memulai hidup sebagai manusia AI.

Aku dengan Alex sebenarnya bukan adik kandung, ia berbeda sepuluh tahun dariku dan ia adalah orang Korea. Ayahku menikahi ibu tiriku saat usia Alex 10 tahun.  Awalnya ku pikir Alex sangat jahat padaku karena suka usil dan buat ulah terus-terusan sehingga aku sering kena pukul ayah. Ibu tiriku dia sangat perhatian dan baik, dan sering membicarakan sikap Alex dan aku paham mengapa Alex suka berbuat usil. Ia ingin aku anggap dan paham akan keberadaannya.

Sebenarnya ia sangat penyayang dan peduli. Saat anak-anak, dia terlalu banyak mendapat rundungan dari teman-temannya, dan saat remaja ia lebih banyak berkawan dengan orang-orang broken home yang orang tuanya tiba-tiba menikah lagi, yang kita tahu hasil dari lingkungan itu  banyak orang yang benci pada adik tirinya sendiri karena masuk dalam keluarganya atau ia menjadi sangat tertutup. Nampaknya Alex lebih dewasa sejak usia kanak daripada yang kuduga. Dia sosok kakak sejati dan bertanggung jawab yang pernah ada.

Di tahun 2020 Aku lulus kuliah dan bekerja sebagai koki, sebenarnya beberapa kali aku dipecat karena kurang profesional. Alex senang menertawai kegagalanku, akhirnya aku berjanji kalau aku bertahan lama bekerja sebagai koki di restaurant CXDJ, aku akan mentraktir teman-temanku berlibur bersama ke Shanghai.

Alex hanya menimpali ideku ia juga menawarkan bantuan. "Baik kalau terjadi aku menyumbang sebagian penghasilanku dan kita main paralayang bersama-sama."

"Aku mau lihat  seberapa bertahannya dirimu naik paralayang  hahahaha."Itu mimik dan ucapan yang kuingat beberapa kali,  nada mengejek juga menjadi perhatianku.

Dua tahun kemudian, aku telah melewati  masa magangku dan aku sudah menetap bekerja, bagiku itu waktu  yang lama dalam masa karirku, dan aku segera menghubungi Alex sekalian menagih janjinya. Sebenarnya, aku bukan orang yang telaten dalam bekerja, tetapi ini telah mengasah komitmenku dan sekalian saja ini sebagai penyemangatku atau hadiah. Aku dan teman-temanku telah berencana ke Shanghai di tahun 2022, dan akhirnya tiba, kami pun  menginap di hotel dan mengunjungi parawisata di sana, hingga akhirnya tujuan akhir datang yaitu bermain paralayang.

HMW

Ge: Sebutan kakak laki-laki dalam bahasa China. Melek: Mata terbuka.

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status