"Bodoh, kenapa kau tak gunakan jamur obat yang diberikan oleh Lin Jiang, Kun Liong?" ucap tetua Phi An dengan suara yang marah."Guru, jangan marah disini, bawa saja senior ke tempat kita. Obati dia disana," kata Lin Jiang."Kau akan melakukan apa Lin Jiang?""Aku akan menyaksikan pertandingan nona Mei Lin," jawab Lin Jiang."Baik, guru dan dua saudaramu ini akan menuju ke ruangan kita. Hati-hati disini, Lin Jiang," kata tetua Phi An."Aku tahu tetua. Tidak mungkin mereka akan menyerang diriku di tempat ramai seperti ini," kata Lin Jiang."Iya, tapi kau tetap harus berhati-hati di halaman ini. Banyak yang tak suka padamu.""Aku mengerti," kata Lin Jiang.Lin Jiang memilih untuk menuju ke kursi penonton, dan akan menonton bersama dengan para penonton yang datang dari beberapa kota yang ada di negeri dunia bawah itu."Lebih nyaman menonton dari sini. Aku merasa disini menonton jauh lebih nyaman," kata Lin Jiang dengan mata yang terus menatap ke arah arena. Di atas arena, telah terjadi
Di sebuah penginapan di kota Su, dua orang duduk santai di dalam sebuah kamar penginapan itu. "Bagus In Don, kau sudah menunjukkan hasil dari latihan keras yang kau lakukan," puji seorang lelaki tua yang merupakan guru dari pemuda berusia tujuh belas tahun itu. "Tapi, tujuan kita untuk turnamen ini bukan untuk kemenangan, guru! Hanya membunuh anak muda itu!""Itu benar, namun hingga saat kau bertemu dengan dia, kau jangan tunjukan kemampuanmu yang sebenarnya.""Aku tahu guru!"Keduanya adalah murid dan guru yang berasal dari lembah racun berduri, dan pemuda itulah yang mengalahkan satu dari tiga utusan sekte menara hitam.Keduanya datang ke kota Su, memiliki tujuan yang berbeda dengan para peserta lain. Tujuan mereka hanya untuk Lin Jiang, sang pewaris pedang penguasa kegelapan.Tetua Ca Ba, dia merupakan guru dari In Don. Dia tak memiliki nama di dunia persilatan, bahkan orang cenderung tak kenal pada dirinya.Karena itulah, saat ia datang, satu pun para ketua sekte tak kenal siapa
"Tetua Sha Tan, apa kau masih bersikap tenang hingga saat ini?" kata satu suara dengan suara yang cukup berat."Tetua Fui Wan, apa yang kau inginkan?" "Tidak ada, aku hanya ingin lihat apa yang akan kau lakukan setelah melihat ada dua orang yang akan jadi batu sandungan untuk kita?" kata tetua Fui Wan.Tanpa diminta, ketua sekte menara hitam itu duduk di hadapan tetua Sha Tan. Dia menatap sinis pada ketua sekte iblis malam itu."Siapa yang bilang aku diam saja, aku sudah mencoba menggugurkan peserta dari sekte tengkorak putih itu, namun si bodoh ini gagal lakukan tugasnya!" teriak tetua Sha Tan sambil menunjuk anggota sekte yang ada di sampingnya."Aku yakin kau pun sudah melihat kemampuan anak muda yang bertarung tadi, bukan?" "Iya, dan aku sungguh tak tahu siapa dia? Dari mana ia berasal, dan bagaimana kemampuan bocah itu?" jawab Tetua Sha Tan."Setelah melihat dia, apa yang bisa kau simpulkan?""Aku simpulkan kalau sulit untuk menuju tahta juara. Aku tak mengira kalau tahun ini t
Dua tubuh melesat cepat, mereka berdua keluar dari dalam hutan, dan menuju ke arah sekte naga emas. "Tetua Gui, kau berjaga di arah timur, dan aku di barat!" kata tetua Ho saat mereka sudah berada di pinggiran sekte naga emas."Jangan ceroboh tetua Ho, entah mengapa aku merasakan ada yang berbeda di sekte ini!" "Aku juga merasakan itu tetua Gui. Kekuatan apa ini?" ucap tetua Ho. Keduanya yang awalnya akan masuk ke dalam sekte naga emas secara diam-diam hentikan langkahnya, dan memilih untuk diam meskipun hanya untuk sejenak."Menurutmu apa ada hubungannya Murdi tetua So Un?" "Aku tak tahu, namun aku baru merasakan kekuatan hitam sepekat ini. Ini seperti bukan milik manusia," kata tetua Gui."Bagaimana menurutmu?" tanya tetua Ho. "Mungkin masalah ini bukan sekedar tentang masalah bocah itu. Aku yakin ada masalah lain!" "Jadi bagaimana?""Kau yang awasi bocah itu, aku akan selidiki kekuatan hitam ini. Kita bertemu lagi saat kita mengembalikan bocah itu ke dunianya," kata tetua Gui.
"Siapa kau?" tanya tetua Phi An yang masih melihat sosok berpakaian hitam itu meskipun samar-samar.Brukkk!!Tubuh tetua Phi An pun pada akhirnya ambruk. Ia kalah oleh serbuk hitam yang telah mengisi titik tidurnya, dan ia jatuh di lantai ruangan istirahat itu."Saatnya untuk memastikan kalau bocah ini tidak akan datang besok," kata lelaki yang tak lain adalah Sui Jing.Dengan langkah yang tenang, dan tak lagi takut pada apapun, Sui Jing mendekati Lin Jiang dan mengeluarkan sebuah belati dari balik pakaiannya."Kau sudah membuat masalah yang besar. Saatnya untuk tidur selamanya, bocah!" kata Sui Jing.Whusssssssss!!Sui Jing arahkan belati ke leher Lin Jiang, dan jelas kalau itu akan mengoyak tenggorokan Lin Jiang.Namun, saat ujung belati akan menyentuh leher Lin Jiang, Sui Jing merasakan tubuhnya tak bisa dia gerakkan. Ada kekuatan tekanan yang sangat kuat menahan gerakannya."Kau yakin akan melakukan itu?" kata satu suara. Sui Jing menggunakan kekuatan untuk melawan aura dari teka
Setelah obat yang diberikan oleh tetua Sha Tan bereaksi di tubuh Sui Jing, pada akhirnya orang dari sekte iblis malam itu pun membuka matanya. "Maafkan aku ketua, aku gagal lakukan tugas dari ketua," kata Sui Jing dengan wajah yang takut. "Itu tidak penting, yang ingin kau tahu, apa yang terjadi padamu? Kenapa belati milikmu itu malah melukai dirimu?" tanya tetua Sha Tan."Aku tak tahu siapa dia, ketua? Namun, ia memiliki kemampuan yang sangat tinggi!""Apa ia tetua Phi An?""Bukan, tetua Phi An dan tiga muridnya susah berhasil aku lumpuhkan, namun ternyata ada yang melindungi bocah itu!" jawab Sui Jing."Pelindung yang kuat!" ucap tetua Sha Tan."Iya, ketua! Aku pun tak tahu dia siapa? Wajahnya tak pernah aku lihat di dunia persilatan," kata Sui Jing.Wajah tetua Sha Tan berubah jadi tak bagus, itu setelah ia mendapatkan sedikit penjelasan dari Sui Jing."Apa mungkin ada yang menang berniat melindungi bocah itu? Siapa bocah itu sebenarnya?" tanya tetua Sha Tan.Dia jelas bingung, ka
"Tetua Ho, aku tunggu di hutan!" ucap satu suara, dan itu adalah suara tetua Gui. Tetua Ho yang ada di sekte naga emas buru-buru meninggalkan sekte itu, dan menuju ke arah hutan karena dia sangat kenal akan suara tetua Gui. Di hutan yang tak jauh dari kota Su, sudah menunggu tetua So Un dan tetua Shun, dua guru dari Lin Jiang."Ada apa? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya tetua Ho saat ia tiba di hutan itu. Tanpa diminta, kali ini tetua Gui menceritakan pertemuan dengan tetua Ca Ba dan muridnya, In Don."Kau yakin kalau itu kekuatan hitam dari dunia lain, tetua Gui?" tanya tetua So Un."Aku sangat yakin, dan itu jelas bukan kekuatan yang berasal dari dunia kita," jawab tetua Gui."Apa kau tahu dari mana mereka datang?" tanya tetua So Un."Lembah racun berduri," jawab tetua Gui.Tetua So Un menatap ke arah tetua Shun."Kita selidiki ke lembah itu," kata tetua So Un pada tetua Shun."Iya, hanya disana kita akan dapatkan jawaban. Jadi tak ada alasan untuk kita tak memeriksa ke lembah
Di sekte naga emas, babak ketiga atau babak enam belas besar sudah di depan mata. Dan tepat di depan semua para tetua yang datang, enam belas peserta yang melaju babak enam belas besar itu sudah berdiri. Setiap peserta menunggu lawan yang akan dihadapi, namun dari semua yang berdiri itu, sudah ada yang memastikan lawan di pertandingan, yaitu Lin Jiang akan berhadapan dengan Hon Jo, murid dari sekte menara hitam.Lin Jiang masih ingat akan permintaan seniornya, Mi Li yang mana gadis itu meminta agar Lin Jiang ambil mata Hon Jo untuknya.Itu bukan perkara mudah, karena melumpuhkan ataupun hilangkan kemampuan lawan, itu sama saja membunuh, dan bisa-bisa Lin Jiang akan didiskualifikasi dari turnamen pendekar muda.Setelah mendapatkan lawan masing-masing di babak ketiga itu, semua peserta kembali ke arah dimana tetua mereka berada. Dari enam belas orang itu, tiga peserta berasal dari sekte Iblis malam, dan mereka sudah jelas memiliki kans juara lebih besar dari pada sekte lainnya.Selai