Share

Kecemburuan Tiga Istri

Alya mengerjapkan mata begitu terbangun di sebuah kasur Queen size. Dia mendapati ruangan kamar yang begitu mewah. Bahkan melebihi kamar hotel tempatnya menginap semalam.

Dia melangkah menuju jendela. Menyikap kordennya. Matanya berbinar begitu beradu dengan cahaya matahari yang masuk.

Pemandangan hamparan gunung yang menakjubkan dengan miniatur kota di bawahnya.  Alya menebak kalau dirinya berada di sebuah Villa yang cukup mewah di puncak.

Dia menggeser dinding kaca. Seketika aroma pegunungan menerpa dirinya. Alya memejamkan mata. Menghirup sejuknya udara pegunungan yang menenangkan. Melupakan masalah yang membelenggu sejenak.

Sekilas, Alya melihat sebuah Villa yang tidak kalah mewah dari Villa itu. Villa dengan konsep victorian style terlihat megah di seberang sana. Dahinya mengernyit begitu melihat kerumunan orang. Sepertinya ada sebuah acara besar yang sedang dilaksanakan di sana. 

Mendadak, Alya merasakan rambutnya ditarik ke belakang. Alya yang kesakitan berusahaa untuk melawan, namun terlebih dahulu dia dibanting ke lantai.

Alya terduduk di atas lantai. Menyoroti sekumpulan betis gemuk sampai postur besar dengan wajah yang marah.

Alya hampir saja kelepasan tertawa saat melihat lipatan lemak yang terlihat jelas dari gaun-gaun yang mereka pakai. Serta Make up tajam yang justru menambah kesan menyeramkan. Alya heran apakah mereka  buto hijau wanita yang sengaja menyelinap di kamarnya.

“Apa lihat-lihat! Takjub dengan kecantikan kami!” ucap Lina, wanita yang bertubuh paling besar di antara mereka. sekaligus make upnya paling menyeramkan. Perpaduan yang kurang pas antara blush on merah yang terlihat kontras dengan bedaknya yang putih saking tebal. Ini yang dia bilang cantik? justru lebih mirip seperti badut. 

“Kalian siapa? kenapa kalian tiba-tiba menjambak rambutku!” tanya Alya.

“Kami adalah istri dari Mas Manto dan kami tidak rela kalau beliau menikah denganmu.” Yang ini adalah Hayisa. Tubuhnya paling tinggi di antara yang lain. Kalau dilihat dari auranya yang dominan sepertinya dia adalah istri pertama.

Alya geram. Baru saja dia menginjakkan kaki di villa ini, dia sudah mendapatkan sambutan yang kurang menyenangkan dari calon ‘senior’nya. Tidak terbayang hari-hari kedepannya yang tentu akan seperti neraka kalau bersama mereka. Lagipula, kenapa selera Manto rendahan sekali. Suka ngumpulin ondel-ondel sebagai istri.

Mendadak sebuah ide muncul bak lampu yang bersinar di luar kepalanya. Alya akan memainkan ego mereka supaya dia bisa terbebas dari sini.

“Memangnya kenapa kalau Mas Manto menikahiku? Kalian takut tersaingi? Oh ya, aku kan lebih cantik dan sexi daripada kalian.” Alya melipat kedua tangannya di dada dengan gaya arogan.

Mereka meradang. Ziya, yang paling pendek menyorong pundak Alya.

“Ngaca sana! Jelas-jelas kami lebih cantik daripada kamu! Kamu saja yang kegatelan ingin merebut Mas Manto dari kami.”

Alya mundur beberapa langkah. Matanya memicing begitu tajam. Tanpa Ampun, dia mendorong tubuh Ziya sampai tersungkur di lantai. Hayisa dan Lina menjerit, kemudian mereka berhamburan di samping Ziya.

“Lancang sekali kamu, pelacur!” geram Hayisa. Lantas, dia menoleh ke Lina memberi isyarat untuk menyerang. Namun mereka terperanjat saat mendengar suara vas bunga yang menghantam meja.

“Mau kalian aku tusuk pakai ini hah!” Alya mengacungkan pecahan vas yang runcing. Seketika ketiga wanita bongsor itu begidik. Mereka terduduk di atas lantai sambil menatap nanar ke pecahan vas itu. Mereka tidak menyangka kalau Alya bisa segarang singa betina.

“Berani kamu menyakiti kami, maka akan kami pastikan kamu menyesal.”

“Menyesal? Tidak ada kata menyesal untuk memberikan pelajaran kepada wanita angkuh seperti kalian.”

Alya mengarahkan senjatanya itu ke arah mereka. Namun, suara derap langkah kaki menghentikannya.

“Itu pasti para bodyguard. Mereka akan menghajarmu pelacur,” Hayisa tersenyum sinis penuh kemenangan.

Alya panik. Otaknya bekerja cepat mencari ide. Pandangannya tiba-tiba tertuju di balik pintu. Segera dia bersembunyi di sana.

Begitu langkah kaki semakin dekat, Alya langsung membanting pintunya sampai tepat mengenai kepada dua bodyguard tersebut.

Untung saja, bayang-bayang mereka terlihat dari bawah pintu sehingga dia bisa mengira-ngira kedatangan mereka seiring dengan derap langkah kakinya.

Alya membuka pintunya dan mendapati kedua pria bertubuh besar itu memegang kepalanya kesakitan. Alya langsung mendorong salah satu di antara mereka dan buru-buru pergi. Tapi, mereka tidak tinggal diam. Dengan langkah lebar, mereka berusaha menyergap Alya.

Mereka berhasil menangkap Alya saat akan menuruni tangga. Tubuh besar mereka  begitu gampang membelenggu tubuh slim Alya dan menyeretnya kembali ke kamar.

Namun, Alya masih punya senjaja. Dia langsung menancapkan pecahan vas bunga itu tepat di salah satu lengan bodyguard.

Temannya terperanjat. Dia yang geram hendak memukul Alya, tapi  tendangan kaki Alya terlebih dahulu mengenai alat vitalnya. Sementara mereka kesakitan, Alya mengambil langkah seribu.

Langkah Alya kembali terhalang saat mendapati sebuah mobil yang berhenti tepat di depan Villa itu. Pria bertubuh tambun itu langsung keluar dari mobilnya. Raut wajahnya mengisyaratkan amarah.

Mata Alya melihat kesegala arah. Dia tersenyum saat melihat sebuah batu yang terletak di taman depan Villa. Dia segara mengambil batu itu.

“Mau kau apakan batu itu, wanita sinting?”

“Mau aku inikan!” pekik Alya sambil menghujam batu itu dengan kedua tangannya hingga tepat mengenai kaki Manto yang tertutup fantovel.

“Arggg! Wanita sial! Jangan lari kamu!” Manto meraung kesakitan sambil terpincang-pincang mengejar Alya.

Tanpa Alya tahu bahwa gerbang Villa itu bisa menutup otomatis dengan sebuah remot yang menyatu dengan kunci mobil Manto. Dan benar saja, ketika Alya hampir sampai, pintu gerbang itu sudah menggeser dengan cepat. Tertutup sempurna.

“Sekarang kamu tidak bisa pergi ke mana-mana, hahaha…” Manto tergelak. Di saat bersamaan, keluar ketiga istri dan dua bodyguard dari pintu utama menghampiri mereka.

Alya segera membaca situasi. Melihat Manto yang pincang, Alya langsung merebut paksa kunci itu dan menjegal Manto sampai terjatuh. Kemudian, dia membuka gerbang kembali dengan remotnya dan beringsut keluar. Alya sempat melihat mereka mengejarnya, namun, Alya dengan cerdik memencet remot itu hingga mereka tenggelam di balik gerbang.

Alya melihat ke sekitar. Tempat itu sangat jauh dari mana-mana. Hanya ada Villa mewah yang tidak jauh dari sana. Alya segera berlari ke Villa mewah itu untuk meminta pertolongan.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
mantap Alya
goodnovel comment avatar
Yohanes Hari Wiharso
Alya Jenius
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
jalan ceritanya maaf terlalu lebay. kalau liat cara Manto yg menggunakan uang dan kuasa saat jadiin Alya istri ke 4, hrsnya plg ga istri ke 2 dan ke 3 juga good looking, secara Manto bisa pilih2 dan jebak utk dpt in yg cantik. ceritanya jd ga logis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status