Share

Bab 15. Menata Hidup

"Ngapain sih kamu kerja capek-capek jika apa yang kamu hasilkan tidak sesuai harapan? Kamu bisa bekerja di toko milikku. Dimanapun kamu mau. Soal gaji, kamu tidak perlu khawatir. Aku bisa memberikannya lebih." Riki tersulut emosi saat mengetahui adiknya berniat bekerja di kota.

Ia tahu adiknya hanya lulusan SMA, makanya Riki meminta Senja untuk bekerja di tokonya saja.

"Aku malu jika harus terus merepotkanmu, Mas. Jadi aku ingin mandiri dengan usahaku sendiri."

"Lalu, apakah kamu bisa menjamin kehidupan Bina akan terpenuhi?"

Senja mengagguk mantap. "Aku akan berusaha memenuhi apa yang menjadi hak Bina. Aku ibunya, dan hanya aku yang dimilikinya."

Riki mengusap wajahnya kasar. Jika Senja sudah memasang wajah sendu seperti ini, hatinya tiba-tiba luluh. Ia merasakan bagaimana tekanan adiknya yang terpuruk karena perpisahan dengan suaminya. Apalagi saat ia mendengar dari cerita ibunya jika ia menjadi bahan gunjingan para tetangga.

Riki duduk di samping Senja. Ia akan berusah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status