ホーム / Romansa / Pelakor XXL / 6. Janji temu

共有

6. Janji temu

作者: Reistya
last update 最終更新日: 2022-08-02 21:25:34

Pagi ini Jun sudah berada di ruangannya di kantor Adidaya Raja Tekstil. Seperti biasa yang ia lakukan adalah membaca berkas-berkas laporan yang sudah disiapkan oleh sekretarisnya, Siska. Pria itu terlihat begitu gagah dengan setelan jas berwarna navy yang kini dikenakan. Dengan teliti dan tegak, duduk di kursi besar miliknya membaca laporan-laporan itu.

Jun memang terkenal begitu perfeksionis dalam pekerjaan mungkin itulah alasannya mengapa ia menjadi salah satu pemilik perusahaan yang disebut memiliki tangan dingin. Bukan hanya perihal mengatur perusahaan, tetapi juga keputusannya untuk memilih siapa saja rekan perusahaan dan juga bagaimana ia bermain di pasar saham. Semua penuh perhitungan, dan itu jelas mengesankan

Pria itu terhenti sebentar, kemudian membaca ulang laporan. Ada sedikit yang janggal dari laporan yang ia baca kemudian Jun mengangkat gagang telepon dan menghubungi sekretarisnya untuk masuk ke dalam.

"Sis Tolong kamu masuk ke dalam ada yang harus saya tanyakan," titahnya.

"Baik Pak."

Tak lama terlihat gadis itu berjalan masuk. Siska begitu cantik dengan tubuh tinggi semampai. Bahkan hari ini ia mengenakan setelan kemeja berwarna mint yang menunjukkan bentuk lekuk tubuhnya, juga rok yang berada di atas lutut. Rambutnya dibiarkan tergerai, dengan diikat sedikit di bagian atas. Tentu saja hal itu membuat tampilan Siska begitu mempesona dan seksi. Bahkan kadang dengan jelas wanita itu menggoda atasannya dengan menggunakan rok yang memiliki belahan cukup panjang dan dengan sengaja membuka kedua kancing kemejanya menunjukkan dada sintal yang menantang. Hanya saja sampai saat ini apa yang dilakukan Siska belum mendapatkan atensi yang berarti dari Jun.

Bukan Jun tak tergoda, jelas ia menyukai wanita cantik. Dan ia cukup mengagumi itu. Anggap saja sebagai sebuah lukisan yang bisa menyegarkan matanya. Jun bukan pria yang baru terjun ke arena permainan hati dan cinta. Sejak muda dulu ia sudah terbiasa dihadapkan pada wanita-wanita cantik yang begitu memujanya. Pria itu tampan, pintar dan terlebih lagi kaya. Sehingga sejak dulu banyak sekali gadis yang mengejar-ngejar Jun. Dulu dia suka bermain dengan wanita-wanita cantik, kebanyakan di antara mereka hanya menyukai uangnya saja karena bisa dibilang Jun cukup royal untuk itu.

Tentu saja kaum wanita begitu senang jika dimanjakan bukan hanya dengan perhatian tetapi juga dengan pemberian. Namun, kini Jun merasa itu bukan tempatnya lagi. Ya, artinya pria itu merasa buang-buang waktu jika harus bermain-main dengan wanita cantik yang terus menggodanya datang silih berganti.

Wanita cantik baginya kini memang hanya untuk dinikmati tampilannya. Saat ini yang ia cari bukan perempuan yang cantik atau menarik, tetapi seseorang yang bisa membuat dia nyaman. Jun butuh seseorang yang bisa menjadikan tempat ia bersandar dan menyalurkan sifat kekanak-kanakannya dan menerima itu dengan baik. Dan hanya Reya yang bisa melakukan itu. Motto Jun saat ini adalah 'harus ia yang menyukai wanita itu atau tidak sama sekali'. Intinya kalau ia tak menyukai wanita itu jangan harap akan dianggap oleh Juniar.

"Ya Pak?" tanya Siska kemudian ia berdiri di samping atasannya. Sedikit mendekatkan tubuhnya ke kursi milik atasannya hingga bisa mencium aroma manis yang cukup menusuk hidung.

Pria itu cuek seraya menunjukkan laporan yang janggal tadi. "Saya mau lihat faktur untuk pesanan ini. Ini pesanan dari perusahaan Jepang tempo hari kan?"

Siska kemudian membaca laporan yang ditunjukkan oleh Jun. Gadis itu sedikit menunduk, hingga membiarkan sedikit bagian tubuh atas yang terekspos. "Iya betul Pak, ini pesanan yang waktu itu diminta sama perusahaan Jepang. Tunggu sebentar biar saya carikan faktur-nya."

"Oke kalau gitu saya tunggu." Juniar tak menanggapi tingkah dari Siska dan ia kemudian memilih memberikan laporan itu dengan sedikit menggerakkan kepalanya menjadi tanda bahwa wanita itu harus segera ke luar dari ruangan.

Sang sekretaris kemudian berjalan ke luar ruangan. Jun lalu mengambil ponsel miliknya yang biasa ia gunakan untuk menghubungi kekasih gelapnya. Jun dengan segera menghubungi Reya. Ada perasaan cemas juga, karena kemarin gadis itu tak mengunggah apapun di status w******p-nya.

"Halo?" sapanya dari balik telepon.

"Ibu udah pulang dari rumah sakit belum?"

"Udah Om," jawab gadis tambun itu berbisik.

Mendengar suara Reya yang berbisik membuat Jun terkekeh geli. "Kenapa kamu bisik-bisik kayak gitu?"

"Soalnya ada Lili." Kini suaranya gadis itu terdengar semakin kecil dan itu menyebalkan.

Jun kemudian berdiri dari kursinya, ia berjalan mendekati jendela dan menatap keluar dari lantai delapan. "Kalau gitu ke kamar. Supaya suara kamu kedengaran. Kalau kayak gini saya nggak bisa dengar suara kamu. Saya kangen loh."

Terdengar suara kekehan kemudian ia tahu bahwa gadisnya tengah berlari ke kamar.

"Jangan lari," pria itu memperingatkan.

"Halo Om?"

Jun kembali tersenyum gemas. "Gimana Ibu udah pulang? Udah sehat belum?"

"Ibu udah sehat udah pulang juga. Om sehat kan?"

Jun anggukan kepalanya. "Saya sehat. Kamu udah makan belum? Kamu sehat kan?"

"Aku udah makan tadi aku bikin nasi goreng Lili minta dibuatin nasi goreng."

"Saya jadi laper, mau makan masakan buatan kamu. Hari ini kamu harus update status ya. Bisa enggak tidur saya kalau enggak lihat kamu sehari aja." Jun berucap, menggombal lebih tepatnya.

Reya terkekeh geli, kadang ia masih merasa tak percaya dengan apa yang dikatakan kekasihnya itu. "Padahal kan yang di samping Om lebih cantik?"

"Rey," teguran untuk Reya. Jika terus bahas Indi, Reya bisa kena pinalti dari Jun dengan harus melayani seharian.

"Iya maaf," rengek gadisnya buat si om gemas.

"Ya udah lanjutin kegiatan kamu hari ini sama Lili. Saya juga akan lanjut kerja. Kemungkinan minggu besok saya akan ke Jakarta kita ketemu lagi."

"Iya, sampai ketemu. Aku sayang Om banyak-banyak." Reya ucapkan dengan nada yang manja, gemas.

Imut, batin Juniar ia bahkan tersenyum sendiri. Meski hubungan mereka sudah berlangsung cukup lama perasaan Juniar sama sekali belum berubah. Masih terasa begitu menyenangkan. Apalagi saat wanitanya bersikap manja dan menggemaskan seperti tadi. Mungkin ini yang dinamakan cinta sesungguhnya. Bahwa ia benar-benar tak pernah merasa bosan ketika bersama dengan Reya.

"Hmm," sahut Om Jun.

"Babay, aku matiin ya?"

"Oke," sahut Jun. Ia lalu menunggu sampai Reya mematikan panggilan. Setelahnya kembali menuju tempat duduknya dan memasukkan kembali ponsel ke dalam laci mejanya.

Jun kemudian memainkan jemarinya di atas meja hingga menimbulkan bunyi berisik namun berirama. Di dalam hatinya juga merasa lega karena mendengar kabar bahwa ibu dari kekasihnya sudah sehat dan baik-baik saja. Dan Minggu besok, ia memang harus pergi ke Jakarta untuk memenuhi undangan salah seorang kliennya yang akan mengadakan acara pernikahan anak mereka. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan oleh Jun. Ia jelas akan mendapat keuntungan dari acara itu. Keuntungan yang paling ia cari adalah bisa bertemu dengan Reya.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
علي حسن
xxL عراقي طالبه مدرسه
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Pelakor XXL    Bonus 4

    Reya dan Kira tidur di tempat tidur, sementara saat ini Yuji tidur di sofa. Reya dan Yuji merebahkan diri dan saling berhadapan. Sejak tadi mereka mengobrol satu sama lain."Mas, besok Ibu Indi ngajak aku untuk ke panti asuhan." Reya memberitahu. "Ke panti asuhan? Mau ngapain ke sana?" Pria itu bertanya karena cukup heran juga. Kenapa mereka akan ke panti asuhan besok.Reya duduk, kemudian menatap kepada Yuji. Yuji juga ikut duduk dan mereka berdua saling berhadapan. "Ibu Indi ada niat buat ngangkat anak dari panti asuhan. Buat nemenin dia di rumah.""Ya udah, nggak apa-apa kalau kamu mau ikut.""Tapi besok katanya kamu mau ngajak aku ke panti asuhan tempat kamu gede dulu?""Kita masih punya waktu beberapa hari di sini kan? Bisa lusa atau habis pulang dari panti asuhan juga bisa kan?" Reya menganggukkan kepalanya mengerti. "Sebenarnya nggak apa-apa ya kalau kita di sini?"Yuji bangkit, mengambil tongkat yang berada di sampingnya, lalu berjalan mendekat. Ia kemudian duduk di samping

  • Pelakor XXL    Bonus 3

    "Nginep sini aja Rey." Indi membujuk. Kini semua sedang duduk di ruang tamu. Membujuk Reya untuk menginap di rumah Jun saja. Sebenarnya hal itu membuat Reya jadi sedikit merasa tidak nyaman. Namun, bagaimana lagi dia tidak bisa menghindar."Iya, kalau kamu butuh apa-apa atau mau ke mana-mana di sini ada sopir yang siap nganterin ke mana kamu mau." Kuki kini menimpali. Sementara Jun duduk sedikit menjauh, dia tidak berbicara apa-apa dari tadi dan juga tidak berusaha membujuk. Pria itu ingin menghargai Indi takut jika sang istri cemburu atu berpikir aneh-aneh. Ia juga tau Reya tak nyaman berada dekat dengannya. "Iya, aku tidur di sini." Reya akhirnya mengalah dan ia memutuskan tinggal di sana selama di Surabaya.Kira turun dari pangkuan Lili lalu berlari menghampiri Reya. "Ibu nen." Kira seperti biasa setelah ia melihat sang Ibu sudah selesai dengan pembicaraannya meminta untuk disusui. "Enggak boleh di sini kan banyak orang sayang," kata reya. Kira membecik, menggembungkan pipi

  • Pelakor XXL    Bonus 2

    Indi bersama dengan Lili dan Lis sedang duduk bersama di ruang makan. Kuki, Jun dan Kira sedang berjalan-jalan menggunakan mobil untuk berkeliling komplek pagi ini. Kira sudah berada di sana selama dua hari, anak itu senang sekali. Apalagi setiap pagi sang kakak tiri, dan juga sang papi mengajaknya berjalan-jalan.Jika di Jakarta, Kira lebih banyak menghabiskan waktu bersama Yuji jika pagi sampai sore hari dikarenakan sang ibu yang harus berkuliah. Di Surabaya, Kira juga sangat senang mendapatkan banyak perhatian."Reya benar-benar enggak mau datang ke sini ya?" Indi bertanya, agak kecewa juga karena kemarin saat ulang tahun Reya tak datang.Lili menggelengkan kepalanya kemudian menjawab pertanyaan sang tante. "Iya, dia bilang nggak enak kalau datang. Tante tahulah, dia anaknya emang gitu. Tapi nanti kan dia mau ke sini untuk jemput Kira sama Mas Yuji.""Padahal sebenarnya aku kemarin minta dia datang ke sini loh. Mas Jun juga udah nggak apa-apa kok. Kalau ditelepon atau video call d

  • Pelakor XXL    Bonus bab 1

    Lili kini berada di rumah Reya. Dia sedang bermain dengan Kira. Sudah cukup lama tak bertemu dengan Kira membuat Lili begitu kangen dengan anak itu. Saat ini, Lili dengan Kira berada di ruang tengah. Sementara Reya memasak makan siang. Yuji ingin makan sayur lodeh, ikan asin dan telur dadar. "Masih Yuji ke mana?" Lili bertanya sambil sibuk bermain dengan Kira. "Kemarin, Mas Yuji itu ada rencana mau buka restoran. Jadi, dia lagi cari tempat buat restoran kita berdua. Sekarang, nggak bisa andelin uang dari endorse aja. Lo tau kan gue kuliah, ada cicilan mobil juga." Reya mengeluh. "Om Jun kan kirim uang? Lo pakai aja sedikit." Lili memberi saran."Nggak mau, itu kan emang uang untuk Kira. Semua uang dari Om Jun itu masuk ke tabungan pribadinya Kira. Gue nggak mau ngacak acak ataupun ganggu uang anak gue. Gue enggak tau gimana ke depan, uang itu buat biaya Kira sampai kuliah Li." Reya tidak mau memakai uang Kira Reya selama ini memang tak pernah mengganggu uang yang diberikan Jun u

  • Pelakor XXL    Dua tahun kemudian (tamat)

    Dua tahun kemudian...Indi berada di dapur sibuk memasak sayur lodeh, ayam goreng dan juga telur dadar. Menyiapkan makan siang sang suami. Makanan kesukaan Jun selalu tersaji hasil tangan sendiri. "Mbak tolong masukin ke kotak bekal, saya mandi dulu ya. Minta tolong juga Pak Boris buat panasin mobil." Indi berkata, kemudian berjalan menuju kamar untuk segera mandi dan bersiap menuju kantor Jun.Selesai mandi, segera dia berangkat bersama sang sopir untuk menuju kantor suaminya mengantar makan siang. Sudah jadi kebiasaan dua tahun terkahir. Perjalanan hari itu sedikit terburu-buru karena dia terlambat bangun tadi. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 10 menit Sampai akhirnya dia tiba di kantor. Indi segera turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam. Seperti biasa mendapat banyak sapaan ketika ia masuk ke dalam. Banyak karyawan yang menyapanya dengan ramah dan juga ia menjawab dengan sangat ramah."Selamat siang Bu, "ucap salah seorang karyawan."Selamat siang, sudah jam maka

  • Pelakor XXL    Untung ada dia

    Jun terdiam cukup lama, menatap pada Reya yang hanya memejamkan mata. Menggenggam tangan Reya sambil entah memikirkan apa. Beberapa kali hela napas, tak berhenti berdoa agar Reya lekas sadar. "Li, Om pulang. Kalau ada apa apa hubungi saya."Lili menatap sekilas, lalu anggukan kepala. "Iya Om. Enggak apa-apa, aku juga enggak sendirian."Akhirnya, ia memutuskan pulang ke apartemen meski Reya belum sadarkan diri. Ia berjalan masuk dan melihat Indi yang masih terbangun, sedang membuat susu untuk Kira. "Kamu pulang Mas?"Pria itu anggukan kepala, lalu duduk di kursi makan. "Mau aku buatin minum?""Kopi boleh," jawab Jun."Aku nyelesain buat susu Kira dulu ya." Indi kembali melanjutkan kegiatannya. Lalu ia menyiapkan kopi untuk sang suami. Sambil menunggu kopi ia menuju kamar, mengantarkan susu untuk Kira. Jun bangkit kemudian berjalan menuju kamar kecil untuk membersihkan diri. Mungkin saja jika membersihkan diri akan membuat tubuhnya terasa lebih segar. Apa yang terjadi pada Reya bena

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status