Share

Bab 18

"Menikah?" tanya Wiyani.

"Iya, Bu. Memangnya apalagi yang ditunggu? Ibu sudah merestui kami, kan? Sepertinya Ibu juga sudah terbuka matanya, jadi bisa membedakan mana yang bagus dan mana yang jelek. Pokoknya Ibu nggak usah ngerasa khawatir, Lia akan mengurus Mas Hanif dengan lebih baik dari Vania pokoknya," ucap Lia.

Ia masih terus berusaha mendekati Wiyani, karena jauh dalam hatinya, ia merasa aneh dengan perubahan sikap Wiyani padanya. Dari yang suka menginjak, kini sudH teras seperti bestie.

"Itu, kita bahas nanti. Oh iya, Hanif itu suka sekali sama perempuan yang bau tubuhnya pake minyak gosok, loh," ucap Wiyani.

"Ah, masa, Bu? Laki-laki di mana pun pasti sukanya perempuan yang wangi. Masa iya, minyak gosok?" tanya Lia ragu.

"Lah? Kamu emang gak nyadar, kalau Vani sering bau minyak gosok? Kata Hanif, baunya itu bikin candu. Kamu percaya aja deh pokoknya, biar Hanif klepek-klepek sama kamu," ucap Wiyani.

Mendengar kata-kata terakhir dari calon mertuanya tersebut, membuat Lia s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
permainan g ada otak kau ghor. cerita sampah mu,karya otak sampah mu cukup sampai disini. ngehalu boleh tapi pake lohika juga dikit nyet
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status