Linda bergiliran dengan Allexin untuk menjaga Mia, Linda jauh lebih percaya jika Allexin yang menjaga Mia daripada lelaki bernama Zev yang mengaku sebagai suamia Mia.
Sebuah kejutan tiba-tiba menghampiri Linda, tubuhnya terangkat dari belakang dan melayang di udara karena ulah dua tangan kekar yang memegang dengan erat.
“Nelvan! Turunkan aku!” teriak Linda.
Nelvan benar-benar menurunkan Linda, melingkarkan tangannya di pinggang Linda dan menopangkan dagu di bahu gadis itu.
“Lepaskan, aku ingin mandi. Sejak kemarin aku belum membersihkan diri karena menjaga Mia.” Linda mendorong Nelvan, tapi lelaki itu justru kembali mengangkat Linda, kali ini ala bridal style sampai membuat tangan Linda refleks melingkari leher Nelvan.
“Aku memintamu untuk melepaskanku, bukan malah menggendongku.” Protesnya.
Nelvan justru tersenyum tanpa dosa, sialnya kenapa senyum lelaki itu begitu tampan, tidak! Linda seger
Ke esokan hari, tepatnya pukul sepuluh pagi Linda kembali ke rumah sakit untuk menjenguk Mia, Allexin kembali ke sekolah dan waktunya Linda untuk bergantian berjaga.Linda memperbaiki tas sebelum masuk ke ruangan Mia tapi telinganya justru mendengar suara dari dalam ruanga tersebut, seperti sebuah teriakan, dan tentunya Linda langsung buru-buru masuk di mana Zev telah di lempar oleh Mia menggunakan bantal.“Pergi! Aku tidak mengenalmu! Jangan dekati aku atau mengaku sebagai suamiku!” teriak Mia.Linda menarik Zev keluar sebelum Mia semakin emosi, di luar ruangan Linda menatap Zev sedikit mendongak.Plakk!Zev tentu saja terkejut dengan tamparan yang Linda berikan dengan begitu santainya, saat Zev ingin memprotes, lebih dulu Linda menyahut.“Kau sudah berpura-pura menjadi suami Mia, lalu sekarang kau ingin membuat sahabatku tambah sakit?” kata Linda dengan geram.Kening Zev mengernyit, “Aku tidak ber
Zev kembali, kali ini lelaki itu datang ke rumah Linda, entah siapa yang memberi tau lelaki itu jika sekarang Mia tinggal di rumah Linda, namun kedatangan Zev tidak sendirian, lelaki itu membawa serta seorang pengacara.Allexin yang membukakan pintu untuk Zev mengernyitkan keningnya, “Rumahku tidak menerima pembohong sepertimu,” lantas pintu akan di tutup oleh Allexin tapi Zev menahan pintu tersebut agar tetap terbuka.“Kakakmu sudah mengatakan padaku jika aku boleh datang jika aku membawa bukti bahwa Mia adalah istriku.” Kata Zev, lalu tanpa permisi ia pun masuk ke dalam rumah Allexin.Terlihat Mia sedang duduk di sofa bersama Linda, kedua perempuan itu menoleh, Mia memang sejak kamarin sudah boleh pulang, hal itu di karenakan biaya rumah sakit yang terlalu mahal dan Mia tak sanggup membayarnya, tapi di luar dugaan karena Zev telah melunasi tagihan rumah sakit.Hal itu justru semakin membuat Mia dan Linda merasa tidak tau harus be
Allexin tidak menyembunyikan kekaguman saat pertama kali menginjakkan kaki ke dalam area lingkungan rumah besar Nelvan, rumah yang memiliki dua lantai dengan warna putih dan paduan hitam, jendela kaca besar yang tembus pandang memperlihatkan pemandangan di dalam rumah itu.“Menakjubkan, jadi lelaki yang mengaku sebagai calon suamimu kemarin adalah boss dan pemilik rumah ini?” tanya Allexin.“Dan kamu memukulnya sampai berdarah.” Kata Linda.Allexin meringis, “Aku tidak tau dia calon suamimu, aku juga tidak tau dia adalah boss di tempatmu bekerja, tapi karena dia telah bersikap kurang ajar padamu maka aku ingin sekali menghajarnya tanpa peduli siapa dia.”“Kau tidak takut di pidanakan karena telah memukul lelaki itu?”“Hm ..., sebenarnya sedikit takut. Tapi kau tau sendiri ‘kan jika aku tidak akan membiarkan siapapun berbuat kurang aja padamu, aku bahkan tidak pernah memperlakukanmu dengan
Selesai perdebatan panjang antara Allexin dan Nelvan, mereka menghabiskan makan siang dengan tenang sebelum Nelvan mengajak Allexin untuk ke tempat olahraga miliknya.Di dalam sana tersedia matras hitam di tengah ruangan yang cukup luas, mungkin sekitar empat meter persegi, Allexin terlihat takjub dengan ruang olahraga itu.“Kamu menghabiskan waktumu di tempat ini?”“Tidak setiap waktu tapi jika ada kesempatan aku memang akan menghabiskan waktu di tempat ini. Kau ingin bertanding denganku? Bukan bertanding sungguhan, aku hanya penasaran dengan kekuatanmu sampai Linda selalu memperingatiku untuk tidak membuatmu marah.”Kening Allexin mengernyit, ia berbalik ke arah pintu masuk di mana Linda tidak mengikutinya masuk ke ruangan tersebut, “Linda mengatakan hal itu denganmu?” tanya nya, Nelvan mengangguk.Allexin bergerak mundur saat Nelvan ingin mengajaknya bertanding, tangan Allexin melampai di depan da-da, “L
Masih cukup pagi saat Nelvan sudah bersiap pergi ke kantor, bahkan Linda pun belum bangun ketika Nelvan berangkat, Nelvan hanya meninggalkan kecupan singkat di kening Linda sebelum bergeas pergi.Kelopak mata Linda terbuka, pasti ada yang terjadi sampai Nelvan yang biasanya bangun sedikit terlambat kini justru bangun lebih cepat, Linda bangun mengikuti Nelvan sampai lelaki itu pergi mengemudikan mobil sendiri tanpa Hans.Sejak kemarin raut wajah Nelvan tidak sedap di pandang, terlihat jelas jika sedang ada masalah yang tidak ingin di katakan oleh Nelvan, apapun masalahnya semoga saja Nelvan bisa mengatasinya.Di lihatnya jam yang baru menunjukkan pukul enam pagi, Linda menghela nafas rendah, Nelvan bahkan belum sempat sarapan tapi lelaki itu sudah pergi dengan buru-buru.Pukul tujuh pagi, Hans dan Allexin datang, wajah Allexin terlihat berseri-seri sepertinya remaja itu terlihat puas setelah semalaman di ajak Hans berkeliling menggunakan mobil sport milik
Sudah hampir tengah malam tapi Nelvan masih berada di dalam ruang kerjanya menghadap layar mac dengan begitu serius, beberapa lembar kertas memenuhi meja kerja Nelvan sehingga tidak menutupi kemungkinan jika pekerjaan lelaki itu memang benar-benar sedang dalam masalah.Linda membuka pintu perlahan, Nelvan tidak menoleh atau menyapa, mungkin lelaki itu terlalu fokus sampai tidak menyadari kedatangan Linda.“Ini sudah tengah malam, apa kamu tidak bisa istirahat sebentar saja? Bagaimana jika kamu kembali sakit?” tanya Linda.Nelvan menatap Linda sejenak lalu kembali pada lembaran kertas dan layar Mac, “Kau tidurlah, masih ada hal yang harus kerjakan,” jawab Nelvan.Linda menghela nafas rendah, ia bukan ingin mengganggu Nelvan tapi lelaki itu bisa saja sakit jika waktu tidurnya tidak sesuai dengan waktu kerja yang ia lakukan.“Oh ya, besok pagi aku akan ke Manhattan. Selama aku tidak di rumah kamu bisa kembali ke rum
Jarak rumah yang di tinggali Mia saat ini sangat jauh dari tempat tinggal Linda, Linda dan Allexin harus menempuh perjalanan ber-jam-jam hanya untuk tiba di California. Ya, California adalah daerah rumah dari lelaki bernama Zeveran itu. “Ini sudah seperti ingin pindah negara.” Gumam Linda setelah ia tiba di alamat yang di kirimkan Mia beberapa jam lalu. Allexin menatap rumah besar di depannya, memang tidak sebesar milik Nelvan tapi tetap saja rumah yang saat ini ada di depannya tak kalah mewah dari milik Nelvan, sekali lagi Allexin menunduk memastikan jika rumah itu tempat tinggal Mia bersama Zeveran. “Biar aku menghubungi Mia agar dia keluar.” Linda mendial nomor Mia, beberapa saat dering panggilan baru di jawab oleh Mia. Allexin juga ikut menunggu, sesekali ia melihat penjagaan di depan rumah Zev sangat ketat. [“Linda, apa kamu sudah sampai?”] itu kalimat yang Linda dengar dari Mia. “Aku sudah ada di depan rumah yang kamu maksud, apa benar k
“Allexin!” teriak Linda. Remaja yang di panggil tidak menyahut, Linda membuka kamar adiknya itu untuk mengajaknya sarapan tapi ternyata kamar sudah kosong, Linda celingukan karena ponsel Allexin ada di atas meja. “Kemana anak itu pergi di pagi hari begini?” Linda berjalan keluar rumah dan ia melihat Allexin dengan kaos berlengan pendek, celana selutut dan keringat mengucur di tubuh remaja itu. Linda berkacak pinggang, “Aku kira kau di culik, cepat bersihkan dirimu, kita sarapan bersama.” Perintah Linda. Allexin menyeka keringatnya kemudian masuk kedalam rumah, “Tidak ada yang berani menculikku, jika ada yang berani sepertinya mereka cari memar di wajahnya.” Jawab Allexin. Linda hanya menggeleng pelan, Sudah jangan berlagak kamu di sana, cepat mandi lalu sarapan, hari ini kita ke rumah Nelvan.” “Apa dia sudah pulang?” tanya Allexin. Linda menoleh, “Belum.” “Jadi kenapa kamu kesana?” tambah Allexin.