Home / Urban / Pelatih Renang Idaman Para Sosialita / Bab 49. Sembunyi Dibalik Ketenaran

Share

Bab 49. Sembunyi Dibalik Ketenaran

Author: WAZA PENA
last update Last Updated: 2025-08-30 22:08:05

Aku cepat bangkit, lalu masuk ke kursi belakang mobil.

Begitu pintu tertutup, aroma parfum Andini yang mewah dan menggoda langsung memenuhi hidungku. Wanita itu tidak menoleh ke arahku, hanya membuka tablet di pangkuannya.

Dengan nada datar ia berkata kepada sopir, “Kita ke butik Maison Delacroix.”

Aku mengernyit. “Ke butik? Kenapa? Kamu mau belanja?”

Serius dia jemput aku hanya untuk menemaninya belanja? Tidak mungkin ….

Selagi aku memikirkan itu, Andini akhirnya menoleh, matanya menatapku lurus. “Ya. Aku mau belanja… untuk persiapanmu malam ini.”

Keningku langsung berkerut. “Persiapan… buat apa?”

Andini menutup kembali tabletnya, suaranya tetap tenang tapi tegas. “Untuk menemaniku hadir di sebuah pesta.”

**

“Ini koleksi terbaru kami musim ini,” ucap manager butik kepada Andini.

Selama sesaat, Andini memerhatikan kemeja itu, lalu berkata, “Oke. Yang ini boleh.” Kemudian, dia menunjuk set kemeja lain. “Yang itu juga. Dan aku mau juga yang di sana.”

Berdiri di tengah ruangan selagi se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 53. Rintihan Gairah (21+)

    Aku berdiri di depan kaca besar, menatap bayangan yang terpampang di balik pantulan kristal itu. Jas hitam slim fit yang kupakai menempel sempurna pada tubuhku, seakan mencoba meyakinkanku bahwa aku masih layak untuk berdiri di antara orang-orang berkelas malam ini."Ternyata gua sangat pantas mengenakkan pakaian ini."Rambutku sudah kutata rapi dengan pomade, dan wajahku… untuk pertama kalinya setelah sekian lama, memantulkan sosok pria yang hampir saja kulupakan. Aku menghela napas panjang.Di balik kaca ini, aku melihat dua wajah. Yang pertama, seorang Dion yang dulu, sosok yang percaya diri, selalu menjadi pusat perhatian, hidupnya penuh dengan tepuk tangan dan sorak-sorai. Dan yang kedua, Dion yang sekarang, lelaki yang lebih sering menghabiskan waktu bersama murid-murid terdekatnya, dan setiap malam dihantui rasa bersalah yang enggan pergi.Kedua bayangan itu saling menempel di permukaan kaca. Sesekali aku ingin menghancurkannya, menghapus refleksi yang terus mengingatkanku pa

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 52. Godaan Wanita Dalam Pesta

    Aku langsung menelan ludah, telapak tanganku di balik lengan Andini mulai dingin. ‘Sial. Jangan bilang… ada yang masih ingat?!’Andini menoleh sekilas ke arahku, tatapannya menajam, seakan bisa membaca keresahan kecil yang berusaha kututupi. “Kenapa?” tanyanya.“Nggak apa-apa,” balasku singkat sembari berusaha tersenyum.Andini memicingkan mata. “Sikapmu seperti buronan yang takut dikenali.”DEG!Aku melirik Andini, lalu memaksakan senyuman. “Jangan bicara sembarangan. Kamu fokus saja sama tujuanmu malam ini. Bukannya itu hal terpenting saat ini?”Andini mendengus, lalu berkata dingin, “Kalau begitu jalan tegap, angkat dagumu. Kalau tidak, siapa pun yang lihat pasti akan berpikir aneh-aneh.”Aku menghela napas dalam, lalu memaksa tubuhku tegap selagi berjalan lurus di sampingnya. Kami menembus kerumunan, dan akhirnya berhenti di hadapan tiga orang yang jelas sudah menunggu. Seorang pria berambut cepak rapi, posturnya tegap tapi sorot matanya penuh kesombongan, seakan mengukur semua

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 51. Terjerat Andini

    “Apa?” suaraku rendah, tapi berat. Keningku berkerut dalam saat mendengar kalimat yang Andini lontarkan. “Kalau kamu ngumumin hal gila itu, Adrian pasti akan ngincar aku, Dini. Dan seperti biasa sifat kalian para kalangan atas, dia nggak akan setengah hati! Dia akan tekan aku habis-habisan, bukan cuma dari segi karir, tapi dari segi nyawa. Masa hal sesederhana ini aja kamu nggak ngerti?”Andini menutup tabletnya, lalu menatap balik. Matanya dingin, tak tergoyahkan. “Aku sudah punya rencana. Kamu tidak akan dalam bahaya.”Aku menarik napas panjang, menahan amarah yang mendesak di dada. “Andini… kamu tau aku bukan bagian dari dunia kalian. Aku cuma pelatih renang. Sementara Adrian, keluarganya, dan keluargamu, kalian punya kekuasaan, punya uang, punya koneksi yang bisa bikin orang kayak aku hilang tanpa jejak.” Tanganku mengepal di atas paha, tapi nadaku tetap tenang, terkendali. “Kalau kamu taruh aku di posisi ini, itu sama saja kamu menyeretku ke medan perang yang bukan punyaku.”S

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 50. Diam Tapi Agresif (21+)

    Belum sempat kalimat sang manajer selesai, tiba-tiba pintu ruangan tersebut dibuka. “Apa sudah selesai?”Sosok sopir yang kukenal—pria paruh baya yang juga merangkap asisten pribadi Andini—muncul di ambang pintu.“Ah, eh, sudah!” balas sang manajer, agak terbata karena kaget.Kemudian, bawahan Andini itu mengalihkan pandangan padaku. Sekilas matanya membesar, jelas kaget melihat penampilanku. Tapi sama cepatnya, ekspresinya kembali tenang dan profesional, seakan tidak terjadi apa-apa.“Sudah waktunya, Tuan,” ucapnya dengan sopan. “Nona Andini menunggu di mobil. Anda bisa langsung masuk. Sisanya… biar saya yang urus dengan pihak butik.”Aku pun mengangguk, pamit kepada para pelayan dan manajer, lalu keluar dari butik untuk masuk ke mobil.Saat membuka pintu mobil, aku lihat Andini duduk di dalam, masih sibuk dengan tabletnya. Tapi begitu aku duduk di sampingnya, dia menoleh… dan membeku. Matanya menatapku lekat-lekat, membuatku gelisah.Aku mengerjapkan mata selagi menutup pintu mobil

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 49. Sembunyi Dibalik Ketenaran

    Aku cepat bangkit, lalu masuk ke kursi belakang mobil.Begitu pintu tertutup, aroma parfum Andini yang mewah dan menggoda langsung memenuhi hidungku. Wanita itu tidak menoleh ke arahku, hanya membuka tablet di pangkuannya. Dengan nada datar ia berkata kepada sopir, “Kita ke butik Maison Delacroix.”Aku mengernyit. “Ke butik? Kenapa? Kamu mau belanja?”Serius dia jemput aku hanya untuk menemaninya belanja? Tidak mungkin ….Selagi aku memikirkan itu, Andini akhirnya menoleh, matanya menatapku lurus. “Ya. Aku mau belanja… untuk persiapanmu malam ini.”Keningku langsung berkerut. “Persiapan… buat apa?”Andini menutup kembali tabletnya, suaranya tetap tenang tapi tegas. “Untuk menemaniku hadir di sebuah pesta.”**“Ini koleksi terbaru kami musim ini,” ucap manager butik kepada Andini.Selama sesaat, Andini memerhatikan kemeja itu, lalu berkata, “Oke. Yang ini boleh.” Kemudian, dia menunjuk set kemeja lain. “Yang itu juga. Dan aku mau juga yang di sana.”Berdiri di tengah ruangan selagi se

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 48. Menjadi Pria simpanan

    Aku sudah selesai kerja sore itu. Badan segar setelah mandi, kemeja kasual sudah rapi, dan seharusnya aku bisa langsung pulang. Tapi aku tetap duduk di kursi ruang tunggu dekat resepsionis. Andini sudah menegaskan untuk menunggunya. Jadi di sinilah aku, menunggu dia menjemputku.“Lho, kok lo belum cabut juga?” Mendengar suara itu, aku menoleh. Sesuai dugaanku, itu adalah Arief.Ia baru saja keluar dari ruang ganti, rambutnya masih basah, t-shirt hitam menempel pas di tubuhnya. Dengan santainya dia meneguk botol minumnya, lalu mendekat ke arahku sambil menyipitkan mata penuh selidik.Aku refleks menoleh kanan–kiri, memastikan area resepsionis cukup sepi. Baru setelah itu aku menunduk sedikit, bicara pelan. “Lagi nunggu orang, Bang.”Arief mengangkat alis, jelas makin kepo. “Orang? Siapa?” Ia melangkah lebih dekat, suara diturunkan. “Jangan bilang… klien privat, ya?”Aku mendesah pelan. “Andini. Dia nyuruh gue tunggu.”“Hah!?” Arief membelalak, lalu tawa kecilnya pecah, agak ditahan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status