Share

Bab 99. Liarnya Ratu Es

Penulis: WAZA PENA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 12:21:25

Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi rasanya sia-sia. Jalanan sepi membuat suasana makin mencekam. Suara mesin mobil yang monoton justru membuat setiap desahan napas Andini terdengar jelas di telingaku.

Tangan dia yang tadinya hanya bermain di pahaku kini bergerak lebih berani. Aku menegang seketika, hampir menginjak pedal gas lebih dalam.

"Andini… jangan begini," aku mencoba menahan, meski suaraku terdengar lebih seperti keluhan.

Dia tersenyum, menatapku dengan tatapan yang menusuk. "Kamu masih bisa berpura-pura dingin? Aku tidak percaya. Tubuhmu sudah lebih jujur dari mulutmu, Kak Dion."

Aku menggertakkan gigi, mencoba fokus ke jalan. "Sial… kenapa aku tidak bisa berhenti meresponsnya?"

Tiba-tiba dia bersandar penuh ke tubuhku, membuat setirku oleng sedikit. Dengan cepat aku mengembalikan kendali, tapi jantungku berdetak gila.

"Andini! Ini bahaya!" seruku terengah.

Dia terkekeh, suaranya pelan tapi menusuk telingaku. "Justru itu yang membuatku semakin hidup. Kam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 112. Bunga Pergi

    Begitu aku melangkah keluar dari café itu, dunia rasanya jadi kabur. Suara orang-orang yang lalu lalang di trotoar terdengar jauh, seperti gema samar yang nggak nyata. Kakiku terasa berat, tapi entah kenapa aku terus melangkah ke arah mobil.Begitu sampai, aku langsung membuka pintu dan menjatuhkan diri ke kursi sopir. Tanganku otomatis menutup pintu dengan keras, bunyinya menggema menusuk telinga.Aku duduk terdiam beberapa detik, menatap kosong ke arah setir. Napasku berat, dada sesak, dan tangan ini masih bergetar hebat. "Bunga... Kamu beneran sama pria lain?"Aku memukul setir mobil dengan keras. Sekali. Dua kali. Hingga rasa sakit menjalar ke tulang. Tapi rasa sakit itu nggak ada apa-apanya dibanding rasa hancur yang merobek hati ini."Kenapa, Bunga?" suaraku serak, nyaris bergetar. "Kenapa kamu ngelakuin ini ?"Air mata akhirnya pecah, menetes tanpa bisa kutahan. Aku buru-buru mengusapnya kasar, menolak terlihat lemah, meski nggak ada siapa-siapa di sini. Tapi perasaan ini... be

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 111. Bunga Bersama Pria Lain

    Sepanjang perjalanan menuju alamat yang Raka kasih, pikiranku benar-benar kacau. Tanganku gemetar saat menggenggam setir, bahkan beberapa kali aku hampir kehilangan fokus. Rasanya sesak di dada, seolah ada batu besar menekan dan bikin sulit bernapas. Kata-kata Raka terus berputar di kepalaku. "Bunga sering bersama pria lain."Aku menggertakkan gigi, mencoba menepis kalimat itu. "Nggak mungkin. Bunga nggak kayak gitu. Dia bukan cewek yang gampang dekat sama cowok lain." Tapi semakin aku menyangkal, semakin kalimat itu menghantam pikiranku. Apa mungkin Raka salah? Apa mungkin orang yang disuruh ngawasin salah lihat?Mataku panas, hampir meneteskan air mata, tapi aku tahan sekuat tenaga. Campur aduk, marah, takut, kecewa, cemburu. Semuanya bikin kepalaku pusing. Bayangan wajah Bunga terus muncul, senyumnya, suara lembutnya, tatapan matanya. Semua kenangan indah itu mendadak terasa asing, seakan bisa hancur kapan saja.Aku menggeleng keras, bahkan sempat menampar pipiku sendiri. "Nggak mu

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 110. Hati Yang Hancur

    Raka menatapku dengan wajah yang sulit kubaca. Nafasnya berat, dan dia sempat memejamkan mata sebelum akhirnya berkata pelan, "Dion… sumpah, orang yang kasih info ke gue bilang gitu… Bunga sering terlihat bersama seorang pria."Kata-kata itu menancap tajam di telingaku. Untuk sesaat, aku terpaku, tak mampu merespons. Suara di sekeliling café mendadak lenyap, hanya gema kalimat itu yang terus berputar di kepalaku."Ap- apa maksud lo, Ka? Lo jangan asal ngomong!" suaraku serak, hampir tak terdengar.Raka menatapku serius, lalu mengangguk sekali. "Ya. Katanya, beberapa kali dia lihat Bunga sama cowok itu. Mereka keliatan deket."Sontak tubuhku terasa lumpuh. Aku terperanjat, dadaku seperti diremas dari dalam. Kata-kata Raka menghantamku lebih keras daripada pukulan apapun.Seolah bayangan mimpi yang pernah menghantuiku, mimpi ketika aku melihat Bunga bersama pria lain, kini menjelma nyata. Aku teringat jelas senyum Bunga dalam mimpi itu, senyum yang bukan ditujukan untukku. Seketika hati

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 109. Informasi Menyakitkan

    Sinar matahari pagi menembus tirai tipis kamar hotel, membuat mataku yang baru saja terpejam kembali terbuka. Tubuhku terasa berat, tapi aku memaksa bangkit. Di sampingku, Putri sudah terjaga. Dia menoleh, lalu tersenyum menggoda."Pagi, Kak Dion…" suaranya serak, tapi ada kepuasan jelas di matanya.Aku tersenyum tipis, mencoba terlihat tenang. "Pagi juga, Putri..."Dia menyentuh lenganku, mengusap pelan seakan enggan melepas. "Semalam… kamu luar biasa, Kak. Aku tidak menyangka kamu bisa sehebat itu. Aku puas banget..."Aku hanya terkekeh kecil, padahal di dalam dadaku jantung masih berdentum. Aku tidak boleh terlihat mencurigakan, tidak boleh memperlihatkan rasa lega karena sudah menyingkirkan semua rekaman busuk itu. Aku harus bermain peran dengan sempurna."Kalau begitu syukurlah," jawabku ringan, seolah-olah semua hanya bagian dari permainan biasa.Putri tersenyum semakin lebar, lalu menarik selimut menutupi tubuhnya. "Aku benar-benar senang kamu datang. Kamu berbeda dari pria lai

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 108. Gairah Dan Misi (21+)

    Tubuh Putri menindihku dengan penuh hasrat, wajahnya memerah, matanya tajam seolah tidak akan pernah melepaskanku malam ini. "Aku mau dipuaskan, Kak Dion… aku gak peduli apa pun. Aku hanya mau kamu," bisiknya nyaris seperti perintah.Aku menghela napas panjang, membiarkan diriku terlihat pasrah, padahal dalam hati aku tersenyum miring. "Baiklah, Putri. Kalau itu yang kamu mau, aku akan kasih lebih dari cukup, sampai kamu tak sanggup membuka mata nanti.""Lakukan, Sayang.... Nikmati tubuhku, Hmmm...."Nafasnya sudah memburu sejak awal, tapi tatapannya tetap liar, menantangku untuk terus meladeni setiap keinginannya. Aku bisa merasakan bagaimana lengannya melingkar kuat di leherku, seolah dia ingin mengikatku malam ini."Aku gak mau cuma setengah, Kak Dion…" bisiknya dengan nada penuh nafsu. "Aku mau semuanya… aku mau kamu bikin aku lupa diri malam ini."Dengan agresif aku menekan balik, membuat Putri sempat terperangah sebelum akhirnya senyum puas terbit di wajahnya. "Nah… gitu… lebih

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 107. Gairah Dalam Kepalsuan (21+)

    Sekitar 20 menitan. Aku sampai di sebuah hotel yang ditunjukkan Putri. Begitu pintu kamar terbuka, aku bahkan belum sempat melangkah masuk ketika Putri langsung menarik lenganku dengan kasar. "Eh, Putri, tunggu-"Seketika tubuhku terdorong ke belakang, dan dalam hitungan detik aku sudah jatuh terlentang di atas ranjang empuk dengan dada terengah. Pandanganku beradu dengan matanya yang menyala penuh hasrat. Jantungku langsung berdentum kencang."Putri..." aku berusaha bicara, tapi sebelum sempat menyelesaikan kata-kataku, tubuhnya sudah menindihku. Nafasnya memburu, wajahnya begitu dekat hingga aku bisa merasakan hembusan hangatnya."Kenapa lama banget?" suaranya terdengar manja tapi juga menekan. "Aku sudah menunggumu terlalu lama, Kak Dion… dan aku tidak kuat lagi menahan momen ini."Aku benar-benar kaku. Tanganku refleks ingin menahan bahunya, tapi tubuhku seakan kehilangan tenaga. "Putri, dengar aku dulu. Ini bukan waktunya.. aku masih-"Namun kata-kataku langsung terputus. Bibirny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status