Share

Bab 104

Matahari bersinar di langit berawan sewaktu Nawangsih tiba kembali ke tanah Jawa. Dia memakai kaca mata hitam untuk menyembunyikan mata bengkaknya sehabis menangis sepanjang perjalanan di pesawat.

Suryawijaya masih menjadi racun yang tak memiliki penawaran kecuali dirinya sendiri.

Dengan langkah yang begitu letih, dia terlihat memandang sekeliling mencari jemputan yang dijanjikan oleh Ibunya.

Pandu melambai seraya tergopoh-gopoh menghampiri Nawangsih sebelum memeluknya. "Syukur Mas Drew langsung kasih kabar ke kamu."

Nawangsih tersenyum kecil. Tumben Pandu peluk-peluk, biasanya tidak suka ada yang menyentuhnya kecuali pelukan orang tuanya.

"Barangmu sudah semua, Dik?" tanyanya sambil melihat-lihat kopor yang di bawa. "Kok sedikit, kamu cuma cuti?"

"Sebagian masih di flat, Mas Andrew nanti kirim."

Pandu menghela napas, "Bagus, ayo cepat pulang. Semua sudah menanti kepulanganmu."

Nawangsih mengiyakan. Mereka menyeret langkah-langkah yang tak bersemangat menuju pusat suka duka mereka. Ru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ari Martiana
Meskipun secuil, tapi Tania sdh masuk ke hati Drew.... sdh jadi bagian cerita hidupmu.....
goodnovel comment avatar
Mamane Naya
lanjut donk cay
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
segera sadar mas uya...tania sudah otw pulang...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status