Share

Bab 105

Nawangsih bergerak ke sisi kanan ranjang, dia bersedekap untuk melihat paras laki-laki yang dia puja selama hidupnya. "Aku tidak percaya lagi dengan seluruh ucapanmu mengenai enaknya mendaki gunung atau manisnya edelweis saat bermekaran jika risikonya seperti ini!"

Nawangsih mendelik di depan wajah Suryawijaya yang memakai selang oksigen.

"Aku tidak akan pernah mengizinkanmu lagi mendaki gunung jika kamu sudah bangun dari mimpi indahmu itu. Aku keberatan tahu!"

Nawangsih menyentuh wajah Suryawijaya tepat di lukanya yang mengering di tulang pipi. "Kamu pasti sudah melewatkan hari-hari penuh perjuangan, Mas. Tapi apa kamu tidak bisa berpegangan yang kencang? Seperti memegangku bertahun-tahun?"

Nawangsih tersenyum getir. "Pasti tidak bisa, tebing itu bukan aku dan kamu juga membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya. Kecelakaan itu nyaris melumatku dalam kesedihan dan rasa kehilangan."

Nawangsih mengelus pipinya dengan punggung jari. "Biarkan aku merawatmu, Mas." Dia mengusap wajah Suryawijaya deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
segera sadar mas uya jgn kelamaan dialam mimpimu
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
sudah waktunya mereka berbahagia... dan bener apa yg di katakan sang ratu, "mereka berhak bahagia"
goodnovel comment avatar
Umi Naerul
cepet bangun ndomas..bidadarimu udah datang..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status