Share

Bab 25

"Katakan, Nawangsih! Bukan hanya anggukan kepala." sergah Suryawijaya.

Nawangsih terperangah. Satu detik lalu dia begitu fasih mengatakan cinta kepada Suryawijaya namun pada alam semesta, sekarang hilang entah kemana keberaniannya saat dihadapkan langsung oleh pemilik seluruh kebahagiaannya.

"Katakan." pinta Suryawijaya, matanya menghangat, "aku menunggu jawaban terbaik darimu, Tania."

Jantung hati Nawangsih mulai terbawa suasana. Mungkin waktunya walau tidak tepat. Akhirnya perhatiannya tertuju pada Suryawijaya sepenuhnya.

Suryawijaya merasakan sentakan daya tarik yang sama pada sorot mata yang terus menyelaminya.

"Aku tersihir olehmu, ndomas. Aku mencintaimu. Sungguh." Nawangsih tersenyum.

Kesedihan Suryawijaya lenyap, mungkin kata-kata itulah yang mereka butuhkan untuk saling menguatkan.

Nawangsih berbalik, tergopoh-gopoh menghampiri eyang Ningrum yang bergeming di depan pohon kamboja. "Eyang." panggilnya dengan suara parau seraya memeluknya.

Eyang Ningrum mengusap-usap punggung Naw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Yanyan
duh berat jadi tania
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
ndomas...ndomas.masa iya Nawang mau bakar istana.ono2 wae
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
ayahanda sedang menguji keteguhan cinta mereka,,, jadi gemes sm ayahanda...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status