Share

Bab 43

Aroma wangi bunga mawar dan kantil memenuhi kamar tidur ndoro bei ketika Nawangsih menjalani pekerjaannya. Menyisir rambut Rinjani sebelum membuat sanggul modern yang berbeda dari sanggul model ukel tekuk.

"Bagaimana Suryawijaya, Tania? Apa dia masih tidak terima kita akan pergi berlibur?" Rinjani memperhatikan ekspresi wajah Nawangsih dari pantulan cermin. Gadis itu meringis sembari merapikan rambut panjangnya dengan luwes.

"Masih, Ibu. Kabarnya mau ikut, tapi tetap membawa tugas kampusnya." jelas Nawangsih sembari memasang penjepit rambut di masing-masing belakang telinga Rinjani.

"Kebanyakan kerjaan jadi ruwet sendiri dia!" Rinjani menggelengkan kepala hingga membuat Nawangsih ikut menyesuaikan gerakan kepala Ibunya.

"Ibu memang bilang untuk madep mantep, tapi ya satu-satu. Semua kok mau dicaplok bareng-bareng, bisa-bisa migren beneran nanti anak itu!" cerocos Rinjani seraya mendesah lelah.

Nawangsih tersenyum karena tidak tahu harus mengomentari perihal itu dengan apa selain terus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
Ndu.....wes Gedhe tenan to le.wes ngrokok juga. aq koq nek ndu muncul bawaane mesam mesem
goodnovel comment avatar
Nopita Sary
ndomas pandu tetap idola..nyantai... jangan cantik2 Tania..nanti juga nikahnya sama mas Uya ...
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
pandu selalu menghibur, apalagi kalo ada dalilah, om oyen,, gemes jd inget masa2 kecil mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status