Share

Bab 95

Nawangsih bersedekap di pinggir jendela kamar. Matanya memandang sekeliling setelah menikmati supper di The Sun Pub dengan kedua lelaki itu setelah pesta kembang api berakhir.

"Bagaimana dengan nasib kedua laki-laki itu?"

Semakin pagi, kabut semakin pekat tapi tak sedikitpun membuat Nawangsih memilih meringkuk di ranjang dan terpejam. Dia terus memikirkan Suryawijaya yang memandang kesal, namun dia juga terbayang-bayang Andrew dan perlakuannya tadi.

"Seandainya aku bisa, Mas Drew. Detik ini aku siap untuk memulai hubungan baru denganmu. Tapi aku tidak siap, hubungan itu akan sia-sia, tak ada ujungnya. Seperti halnya yang sudah terjadi." Nawangsih menyentuh kaca, menggambar wajah lalu membiarkannya beberapa saat. Gambar itu terlihat seperti wajah yang menangis.

"Nanti kita pikirkan lagi ya jalan keluarnya."

Nawangsih berbalik, menyingkap selimut seraya membungkus tubuhnya lalu berharap perasaannya jauh lebih baik.

•••

Jalan-jalan adalah gagasan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Wakhidah Dani
ahh beda agama ya. siip mas Uya aman lah
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
apakah mas andrew jd ikut
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
waaaahhh jalannya terbuka lebar buat mas uya.ternyata mas Drew berbeda sama Nawang. mas Uya panas ya.....kan di London lagi musim dingin.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status