Beranda / Romansa / Pelayan Hati Tuan Muda / Bab 33 – Rahasia yang Terkubur

Share

Bab 33 – Rahasia yang Terkubur

Penulis: Sabira Story
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 11:28:55

Malam merangkak pelan, angin dingin menusuk tulang. Revan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Kedua tangannya menggenggam erat setir, seolah berharap benda itu bisa menjawab semua pertanyaan yang menggerogoti hatinya.

Test pack yang ia temukan di kamar Ayu kini tergeletak di kursi samping. Benda kecil itu tampak sederhana tapi bagi Revan, itu adalah kunci dari kegelisahan yang telah membunuhnya pelan-pelan.

Ia menundukkan kepala, mencoba menenangkan debar jantung yang terus berpacu. “Ayu… mengapa kau sembunyikan semua ini dariku?” gumamnya lirih. Matanya panas, dadanya sesak. Sejak beberapa hari terakhir, Ayu selalu tampak menghindar, dan Revan merasakan ada yang berbeda. Tapi ia tak pernah mengira semuanya bisa menjadi serumit ini.

Setelah beberapa saat, Revan menarik napas panjang dan menyalakan mesin mobil. Ia tak bisa hanya duduk diam menebak-nebak. Ia butuh kepastian. Malam ini juga.

Mobil itu melaju menembus jalanan kota yang nyaris kosong. Lampu-lampu jalan menyina
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 35 - Kehidupan Baru di Kota Asing

    Keesokan harinya...Cahaya mentari pagi baru saja menyinari jalan-jalan kecil di kota yang masih asing bagi Ayu. Gadis itu sudah berdiri tegak di depan laundry milik Bu Rini sejak pukul tujuh pagi, bahkan sebelum papan "BUKA" dipasang. "Loh Ayu, ternyata kamu sudah datang!" seru Bu Rini yang baru saja muncul dari balik pintu, wajahnya memancarkan senyuman tulus yang langsung membuat Ayu merasa sedikit lebih tenang. "Sudah menunggu dari tadi?”"Aku baru datang kok Bu," jawab Ayu sambil tersenyum malu. Bu Rini membuka kunci pintu sambil bergumam, "Anak muda sekarang rajin-rajin ya. Dulu waktu umurku segini, susah banget bangun pagi."Tak lama kemudian, suara tawa dan percakapan ringan terdengar dari ujung jalan. Dua sosok berjalan beriringan menghampiri laundry, seorang pria bertubuh sedang dengan rambut sedikit berantakan dan seorang wanita yang perutnya terlihat sedikit membesar."Sari, Joko, ini namanya Ayu," Bu Rini langsung memperkenalkan ketika pasangan itu sampai di depan toko.

  • Pelayan Hati Tuan Muda   BAB 34 – Sebuah Awal Baru di Kota Kecil

    Ayu melangkah turun dari bus tua yang menggelegar mesin dieselnya. Uap putih keluar dari knalpot yang berkarat, seolah menandakan berakhirnya perjalanan panjang yang membawanya jauh dari hiruk-pikuk ibu kota. Kota kecil ini begitu asing, justru keasingan inilah yang Ayu butuhkan, tempat di mana tidak ada seorang pun yang mengenalnya, tempat di mana ia bisa memulai segalanya dari nol tanpa bayang-bayang masa lalu .Awalnya Ayu berniat pulang ke kampung halamannya. Tapi setiap kali membayangkan wajah ayahnya yang sakit-sakitan, dadanya sesak. Ia tak sanggup membayangkan mata lelaki tua itu berkaca-kaca ketika tahu bahwa putri semata wayangnya kini mengandung anak tanpa ayah yang sah. Dengan berat hati, Ayu memutuskan untuk menetap di kota kecil bernama Sumber Jaya ini. Ia hanya membawa tas ransel lusuh berisi beberapa helai baju yang sudah ia cuci berkali-kali, sedikit uang tabungan yang tersisa setelah ia kirimkan sebagian besar untuk biaya pengobatan ayahnya di rumah sakit.Kos-kosan

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 33 – Rahasia yang Terkubur

    Malam merangkak pelan, angin dingin menusuk tulang. Revan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Kedua tangannya menggenggam erat setir, seolah berharap benda itu bisa menjawab semua pertanyaan yang menggerogoti hatinya.Test pack yang ia temukan di kamar Ayu kini tergeletak di kursi samping. Benda kecil itu tampak sederhana tapi bagi Revan, itu adalah kunci dari kegelisahan yang telah membunuhnya pelan-pelan.Ia menundukkan kepala, mencoba menenangkan debar jantung yang terus berpacu. “Ayu… mengapa kau sembunyikan semua ini dariku?” gumamnya lirih. Matanya panas, dadanya sesak. Sejak beberapa hari terakhir, Ayu selalu tampak menghindar, dan Revan merasakan ada yang berbeda. Tapi ia tak pernah mengira semuanya bisa menjadi serumit ini.Setelah beberapa saat, Revan menarik napas panjang dan menyalakan mesin mobil. Ia tak bisa hanya duduk diam menebak-nebak. Ia butuh kepastian. Malam ini juga.Mobil itu melaju menembus jalanan kota yang nyaris kosong. Lampu-lampu jalan menyina

  • Pelayan Hati Tuan Muda   BAB 32 – Malam yang Menguak Rahasia

    Malam itu, rumah besar keluarga Revan tampak tenang. Cahaya temaram lampu gantung menyinari lorong panjang yang sunyi. Aroma samar kayu manis dari dapur masih tercium, tapi suasana sudah sunyi, semua penghuni rumah terlelap dalam istirahat mereka.Hanya Revan yang gelisah. Sudah beberapa jam ia terbaring di ranjang, tapi matanya tak mau terpejam. Bayangan tentang Ayu, tatapan sendu gadis itu, gerak-gerik ragu yang semakin sering ia lihat belakangan, semuanya membebani pikirannya. Ada sesuatu yang membuatnya merasa kehilangan, meski ia belum benar-benar tahu apa.Seakan tubuhnya bergerak sendiri, Revan bangkit. Kakinya menjejak lantai marmer yang dingin, memantulkan bunyi lirih yang mengiringi langkahnya. Dengan hati-hati, ia melangkah keluar dari kamar, menelusuri lorong panjang yang hanya diterangi cahaya lampu dinding. Hatinya berdebar, entah kenapa, seolah ia tahu ada yang harus ia temukan malam ini.Ia berhenti di depan kamar Ayu. Pintu itu tampak biasa saja, tapi baginya di balik

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 31 - Kepergian Ayu

    Setelah mengetahui bahwa dirinya sedang berbadan dua, Ayu memutuskan untuk berhenti bekerja. Meski keputusan itu begitu berat, Ayu merasa inilah jalan terbaik. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan Revan dan Nadine. Ia sudah bertekad bahwa dirinya akan membesarkan anak itu sendiri, tanpa menuntut pertanggungjawaban apa pun dari Revan. Karena jika ia nekat meminta tanggung jawab, segalanya hanya akan semakin kacau, dan ia tidak sanggup membayangkan bagaimana kelanjutan hidup bayi yang sedang dikandung Nadine.Pagi itu, begitu Revan pergi ke kantor seperti biasa, Ayu memberanikan diri untuk menemui Nadine. Dengan langkah ragu, Ayu mengetuk pintu kamar Nadine. Tangan Ayu bergetar, namun ia tetap berusaha menunjukkan wajah tegar. Nadine yang tengah sibuk merapikan rambutnya di depan meja rias, menoleh dengan sorot mata curiga.“Masuk,” Ayu membuka pintu perlahan, melangkah masuk dengan tekad yang sudah bulat.“Ada apa?” tanya Nadine dingin.Ayu menundukkan kepalanya dengan jari-jemari yang

  • Pelayan Hati Tuan Muda   Bab 30 - Rahasia yang Terungkap

    Pagi itu, Ayu terbangun dengan kepala yang berat dan pusing yang menusuk-nusuk hingga ke dasar pikirannya. Matanya membuka perlahan, mencoba mengusir kantuk yang masih menggantung di pelupuk mata. Namun, dunia seakan bergoyang, berputar tanpa ampun. Tubuhnya menggigil, keringat dingin membasahi kening dan pelipisnya. Ia meraih selimut yang menutupi tubuhnya, mencoba mendapatkan sedikit kehangatan, tetapi dingin itu malah menembus sampai ke tulang.Suara ketukan pelan di pintu kamarnya memecah keheningan. "Ayu, sudah pagi. Waktunya kerja," suara Bu Marni terdengar lembut namun tegas, seperti seorang ibu yang penuh kasih.Ayu mencoba bangkit, meraih gagang pintu dengan tangan yang gemetar. Napasnya berat, dadanya naik turun tak beraturan. Saat pintu terbuka, Bu Marni langsung tertegun. Wajah Ayu pucat pasi, bibirnya kering, dan matanya tampak sayu. Bu Marni buru-buru menempelkan punggung tangannya ke kening Ayu. Panas. Terasa panas sekali."Kamu demam tinggi, Ayu! Sudah, jangan kerja du

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status