Beranda / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 102. Janji hanya sebuah kata

Share

102. Janji hanya sebuah kata

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-07 20:59:10

Laiba melenggang dengan santai masuk ke dalam area pemotretan kebetulan lokasinya tidak jauh dari butik, Laiba sengaja mampir agar ketika laki-laki itu selesai dengan pekerjaannya mereka bisa pulang bersama ke rumah orang tua Dedalu. Namun sayangnya suasana hati yang baik yang dibawa oleh Laiba terganggu dengan pemandangan yang kurang sedap untuk di pandang.

Walupun ini bukan pertama kalinya Laiba melihat adegan-adegan seperti ini namun ingatannya masih segar mengingat jika Dedalu akan berubah untuk dirinya, menjaga perasaannya supaya tidak terlalu dekat ketika berinteraksi dengan model-model itu tapi sepertinya janji tetaplah hanya sebuah kata janji.

Laiba melihat dengan matanya sendiri Dedalu berbincang dengan gembira sambil merapikan pakaian seorang model, bahkan laki-laki itu tidak menolak rayuan model lainnya ketika mereka sedang beristirahat. Dedalu malah membalas godaan itu dan seolah-olah tidak berdaya. Bahkan membiarkan tangan model itu merayap di tubuhnya.

Tidak lagi ingin m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    106. Tubuhnya bergetar juga menggigil

    Laiba memeluk lututnya sendiri dengan tubuh yang bergetar, pintu kamar mandi telah tertutup rapat dan tidak lupa untuk menguncinya, matanya yang sudah bengkak kembali menitihkan air mata yang hangat. Satu jam dibawah penyiksaan Dedalu membuat pikirannya begitu berantakan. Laiba mencium aroma tubuh Dedalu yang menempel padanya bau keringat yang bercampur dengan alkohol seperti melekat padanya. Laiba meraih kran dan menghidupkan shower di bawah guyuran air tubuh perempuan itu meringkuk di lantai.Entah sudah berapa lama Laiba di dalam kondisi itu, tubuhnya yang gemetar kini bertambah dengan menggigil karena suhu tubuhnya turun baru setelah tubuh itu seraya akan membeku Laiba mematikan aliran air dan memastikan jika aroma tubuh Dedalu sudah tidak ada lagi padanya namun itu belum membuatnya merasa puas. Laiba bangkit memasukkan sabun cair pada bathtub membuat begitu banyak busa kemudian masuk kedalamnya, seluruh tubuhnya terendam hanya sedikit wajahnya yang ada di permukaan agar masih bis

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    105. Kegilaan Dedalu

    Laiba pulang sedikit lebih malam daripada biasanya, jika bukan karena Timira mungkin Laiba memilih tidak pulang dan tidur di butik namun jika tidak pulang maka Timira akan semalaman tidur di balkon, sebenarnya untuk seekor burung gagak tidur di luar bukanlah suatu yang aneh hanya saja Laiba sudah menganggap Timira teman dekatnya juga anggota keluarganya yang baru mana mungkin sampai hati membiarkannya kedinginan di luar.Perempuan itu tidak akan bisa tidur dengan nyenyak jika memikirkan Timira tidur di balkon jadi Laiba memilih pulang meskipun sudah larut menyeret tubuhnya yang sudah lelah hanya demi seekor burung gagak peliharaannya."Jika bukan karena binatang purba itu begitu banyak bicara hari ini aku tidak akan pulang selarut ini," gerutu Laiba sambil menatap tombol-tombol angka di dalam lift.Ini sudah ketiga kalinya tuan mudanya itu memintanya untuk menemaninya makan kudapan manis di toko kue namun nampaknya hari ini Makky dalam suasana hati yang begitu buruk, jika biasanya lak

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    104. Bom waktu

    Cukup lama Laiba menunggu kedatangan laki-laki itu sampai Laiba memesan beberapa kue yang nampak lucu dan menyuruh pelayan untuk mengantarnya ketika Makky datang. Laiba merasa tidak nyaman hanya duduk untuk waktu lama namun tidak memesan apapun untuk dirinya sendiri jadi perempuan itu memesan satu potong kue red velvet. Potong itu tidak terlalu besar namun ketika membayangkan saja merasa kesulitan untuk menghabiskan untung saja ketika mengambil suapan kecil untuk pertama kalinya rasanya tidak terlalu manis dan itu lumayan di lidahnya."Tidak buruk," gumam Laiba sambil mengambil potongan selanjutnya.Bibir itu kembali tersenyum kecil ketika melihat seorang pria keluar dari mobil hitam namun warna pakaiannya bertolak belakang, Makky menggunakan kemeja berkerah rendah dengan lengan panjang yang digulung dan hanya menggunakan celana pendek dengan warna senada, rambutnya nampak sudah lebih panjang lagi namun jauh lebih bersih karena kumisnya sudah dicukur rapi. Laiba sedikit terpana ketik

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    103. Sebuah ancaman

    "Kamu mengancam ku?" tanya wanita itu sambil memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan lawan bicaranya agar bisa melihat wajah Laiba yang menyebalkan dengan jelas, wanita itu menggunakan tatapan tidak ramah pada Laiba yang masih duduk dengan manis di tempatnya.Laiba tersenyum kecil meskipun yang diucapkannya adalah sebuah gertakan kosong namun jika Laiba mau semuanya bisa terjadi seperti yang diinginkannya. Ayana sebagai contohnya."Kamu bisa mencobanya," ucap Laiba lirih. "Jika tidak percaya dengan ucapan ku.""Kamu pikir aku takut padamu? Kamu hanya berlagak sombong, aku seorang model terkenal aku punya banyak followers." Wanita itu cukup percaya diri dengan kekuatannya dan seorang Laiba bukanlah tandingannya.Laiba kembali tersenyum penuh arti kemudian memotret wanita itu."Apa yang sedang kamu lakukan?" Wanita itu mulai gelisah.Laiba tidak menjawab malah membuat sebuah panggilan. "Aku mengirimkan foto seorang pipit putih (pelacur) aku ingin informasi semua tentangnya, paling lam

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    102. Janji hanya sebuah kata

    Laiba melenggang dengan santai masuk ke dalam area pemotretan kebetulan lokasinya tidak jauh dari butik, Laiba sengaja mampir agar ketika laki-laki itu selesai dengan pekerjaannya mereka bisa pulang bersama ke rumah orang tua Dedalu. Namun sayangnya suasana hati yang baik yang dibawa oleh Laiba terganggu dengan pemandangan yang kurang sedap untuk di pandang.Walupun ini bukan pertama kalinya Laiba melihat adegan-adegan seperti ini namun ingatannya masih segar mengingat jika Dedalu akan berubah untuk dirinya, menjaga perasaannya supaya tidak terlalu dekat ketika berinteraksi dengan model-model itu tapi sepertinya janji tetaplah hanya sebuah kata janji.Laiba melihat dengan matanya sendiri Dedalu berbincang dengan gembira sambil merapikan pakaian seorang model, bahkan laki-laki itu tidak menolak rayuan model lainnya ketika mereka sedang beristirahat. Dedalu malah membalas godaan itu dan seolah-olah tidak berdaya. Bahkan membiarkan tangan model itu merayap di tubuhnya.Tidak lagi ingin m

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    101. Mengagumi keindahan mu

    "Kapan kamu akan menerima lamaran ku?" Wajah Dedalu sangat serius begitu juga dengan ucapannya."Orang tuamu yang mendesak lagi?""Tidak! Aku tidak tenang karena kamu begitu cantik dan menarik, saat aku tidak bersamamu akan banyak orang mengagumi keindahanmu di bawah pengawasan banyak laki-laki memikirkannya saja aku tidak rela." Dedalu membuang napas panjang. "Jika kamu belum ingin menikah di waktu dekat maka kita bisa bertunangan terlebih dahulu, setidaknya aku sudah memberikan simbol jika kamu benar-benar milikku.""Bagaimana jika malam ini," jawab Laiba sambil tersenyum tipis."Aku tidak sedang bercanda," jawab Dedalu dengan wajah datar."Jika tidak mau ya sudah!"Dedalu terdiam di tempatnya melihat Laiba yang tersenyum padanya, kemudian laki-laki itu tersadar dan langsung tersenyum cerah. Dengan gerakan cepat Dedalu mengambil sesuatu dari sakunya dan meraih tangan Laiba menyelipkan barang berkilau itu di jari manis.Laiba hanya ternganga melihat Dedalu yang sudah memasangkan cinc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status