Beranda / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 34. Milk shake rasa strawberry

Share

34. Milk shake rasa strawberry

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 19:26:14

Karena seringnya mereka berdua makan bersama perlahan Laiba mulai tahu jika pemuda di depannya ini tidak pernah makan pedas sekalipun awalnya dirinya berpikir jika Makky hanya mengimbangi dirinya yang baru saja sakit makan makanan hambar tidak pedas sedikitpun namun setelah Laiba sudah merasa pulih dan dapat makan seperti biasanya pemuda ini masih mempertahankan cara makannya mungkin hanya makanan sedikit banyak bumbu namun tetap tidak pedas seperti ayam pop ataupun rendang.

Malam ini mereka berencana akan makan malam bersama di restoran dekat dari butik namun saat diperjalanan. "Aku sedikit bosan dengan hidangan yang ada disana," ucapannya dengan lesu.

"Lalu?" sahut Makky tanpa menoleh.

"Aku tahu ada tempat makan enak. Itu tidak jauh dari apartemen ku."

Mobil itu berjalan dengan arahan Laiba, Makky pikir jika itu restoran lain akan tetapi Laiba memberikan arah dan membelokkan mobil itu ke tempat pedagang kaki lima yang menjual mie ayam gerobak.

"Kenapa kita makan di sini?" tanya Makk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    36. Aku melihat orang itu

    "Siapa?" tanya Laiba dengan linglung. Mungkin karena baru saja bangun dari mimpi buruk otaknya tidak dapat berfungsi dengan benar.Seperti posisi kedua tangan dan kakinya terikat Laiba meringkuk dan berusaha untuk menjauh tapi ketika pemuda itu menghidupkan lampu Laiba baru melihat dengan benar siapa sebenarnya yang dilihatnya sekarang dirinya sendiri bingung dengan sikap yang ditujukan kepada Makky."Sudah bangun?" tanya pemuda itu sambil duduk di pinggir tempat tidur sambil terus memandangi Laiba yang sedikit lebih rileks."Ya," jawab Laiba dengan suara seraknya, tenggorokan begitu kering hampir suaranya tidak keluar. Makky mengambilkan gelas berisi air yang ada di atas nakas dengan cepat Laiba meneguknya dan menyerahkan kembali pada Makky tapi sebelum gelas itu kembali ke tempatnya Laiba berseru, "Lagi." Makky bangkit dan segera kembali dengan gelas terisi penuh sekali lagi air itu segera hilang dengan cepat di perut wanita itu.Keadaan sangat hening dan canggung di bawah tatapan M

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    35. Apa pedulimu? Apakah kamu ayahnya?"

    "Ada apa?" tanya Makky bingung."Ayo kita pulang," ucap Laiba dengan sedikit gagap dan langsung beranjak dari duduknya tanpa menunggu Makky menyetujuinya. Karena berjalan tergesa-gesa Laiba tidak melihat jalan kemudian sepatu hak tingginya masuk ke sebuah lubang tutup selokan yang langsung membuatnya jatuh hingga kakinya terkilir.Kejadian itu begitu cepat karena Makky harus membayar makanan mereka terlebih dahulu pemuda itu tidak dapat dengan cepat menolongnya jarak mereka beberapa meter ketika Makky menghampiri wanita itu sudah meringis kesakitan namun tidak mengeluarkan rintihan apapun."Kenapa kamu begitu ceroboh?" Makky mengomeli Laiba tapi masih membantunya untuk berdiri gadis itu tidak mengatakan apa-apa masih berusaha untuk berjalan kembali ke mobil akan tetapi kakinya tidak mau berkompromi dan hampir terjatuh lagi tapi kini Makky sigap untuk memegangnya wanita itu masih menolak untuk bicara hanya menutup matanya sambil menahan rasa sakitnya.Makky ingin mengatakan sesuatu ata

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    34. Milk shake rasa strawberry

    Karena seringnya mereka berdua makan bersama perlahan Laiba mulai tahu jika pemuda di depannya ini tidak pernah makan pedas sekalipun awalnya dirinya berpikir jika Makky hanya mengimbangi dirinya yang baru saja sakit makan makanan hambar tidak pedas sedikitpun namun setelah Laiba sudah merasa pulih dan dapat makan seperti biasanya pemuda ini masih mempertahankan cara makannya mungkin hanya makanan sedikit banyak bumbu namun tetap tidak pedas seperti ayam pop ataupun rendang.Malam ini mereka berencana akan makan malam bersama di restoran dekat dari butik namun saat diperjalanan. "Aku sedikit bosan dengan hidangan yang ada disana," ucapannya dengan lesu."Lalu?" sahut Makky tanpa menoleh."Aku tahu ada tempat makan enak. Itu tidak jauh dari apartemen ku."Mobil itu berjalan dengan arahan Laiba, Makky pikir jika itu restoran lain akan tetapi Laiba memberikan arah dan membelokkan mobil itu ke tempat pedagang kaki lima yang menjual mie ayam gerobak."Kenapa kita makan di sini?" tanya Makk

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    33. Bunga Bougenville

    Setelah dirawat selama dua hari di rumah sakit Makky mengantarkan Laiba kembali ke apartemennya ketika akan masuk tidak berharap akan bertemu dengan pasangan itu dan keduanya kebetulan melewati pintu apartemen Laiba."Bagaimana keadaanmu?" Ayana langsung mengajukan pertanyaan."Lebih baik," jawab Laiba sambil membuka pintu depan sidik jarinya."Sebenarnya kamu kenapa?""Terakhir yang dia makan cake darimu hingga muntah-muntah dan masuk rumah sakit," Makky menyela pembicaraan dua wanita itu tapi Laiba segera reflek memukul lengan Makky. Bagaimanapun bukan itu penyebabnya meskipun yang dikatakan pemuda itu adalah fakta."Itu fakta," dalih Makky sambil melihat Laiba."Jangan menakuti anak orang," ucap Laiba sambil masuk ke rumah.Sejak awal Dedalu hanya sebagai pengamat melihat dan menganalisa keadaannya. Melihat kedekatan Laiba dan Makky siapapun akan mengira jika mereka memiliki hubungan, Dedalu sudah melihatnya beberapa kali interaksi keduanya."Kapan kalian menikah?" tanya Makky pada

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    32. Wanita tanpa latar belakang

    Makky beranjak dengan piring kotor di tangannya dan Bram mengikutinya."Ge ... dia?" Bram masih nampak cemas."Dia baik-baik saja hanya butuh makan dan istirahat.""Benarkah?""Hmmm.""Apa yang dia kerjakan di sini sampai jatuh sakit?""Baru saja pindah begitu sibuk sampai lupa makan.""Pindah? Maksudnya bekerja di sini?""Ya."Bram tersenyum sumringah mendengar fakta itu dan kembali ingin menanyakan pertanyaan lainnya tapi Laiba menolak untuk membuka matanya. Pemuda itu tidak peduli bagaimana Laiba mengacuhkannya yang terpenting bahwa kedepannya mereka akan sering bertemu karena berada di kota yang sama."Bagaimana gege tahu semua ini?" Bram mulai curiga bagaimana gegenya selalu lebih selangkah darinya."Bukankah aku baru saja bertemu dengannya di jalan dan dia sedang kesakitan?"Alasan yang sama lagi bertemu dengan kebetulan tapi anehnya itu selalu masuk di akalnya."Ge, pergilah ke pertemuan klien kita malam ini sangat penting aku yang akan menjaga Laiba di sini, aku berjanji akan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    31. Kebetulan macam apa ini?

    "Hallo tetangga baru," ucapnya begitu dingin dan nampak tidak menyukai hal itu."Bagaimana bisa?" ucap Ayana masih dengan wajah bingungnya, "Bukankah kamu tinggal di Surabaya?""Aku sudah lebih dulu tinggal disini jangan mengatakan dimasa depan jika aku mengikuti kalian."Dedalu sudah kembali dari keterkejutannya pemuda itu memungut kembali paper bag yang dijatuhkan oleh Ayana kemudian menyerahkan kepada Laiba tapi Laiba tidak langsung menerimanya memandangi bingkisan itu kemudian melihat ke arah Ayana."Terimalah, kami sudah menyiapkan juga untuk semua tetangga disini," ucap Ayana dengan raut wajah tidak terlalu senang.Laiba meraih paper bag dari tangan pemuda itu kemudian menutup pintunya sambil menggerutu, "Kebetulan macam apa ini?"Sayup-sayup Laiba mendengar jika Ayana juga menggerutu pada Dedalu, "Bukankah seharusnya kita yang merasa tidak senang karena bertetangga dengannya kenapa dia yang malah marah?"Laiba tidak menghiraukan Ayana maupun Dedalu saat ini yang dibutuhkannya a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status