Home / Pendekar / Pemalas Penantang Dewi / BAB 3 : Kekuatan dan kutukan

Share

BAB 3 : Kekuatan dan kutukan

Author: @M.N.A
last update Huling Na-update: 2023-06-04 18:27:38

Saat memperhatikan kawanan srigala di hadapannya, Ken juga sempat melihat monster lain yang terbang di udara. Para monster itu memncarkan sebuah mana dari tubuhnya. Monster yang terbang di udara memancarkan mana berwarna orange, sedangkan kawanan srigala di hadapannya memancarkan mana berwarna putih, tetapi ada satu srigala yang paling besar memancarkan mana berwarna kuning. Jika dilihat dari ukuran tubuhnya saja, bisa dipastikan bila srigala besar itu merupakan pemimpin dari kawanan. Pengalaman Ken dalam bermain game di bumi langsung bisa mencerna informasi tersebut. Ken yakin bila monster yang memancarkan mana berwarna putih adalah monster lemah.

Salah satu srigala yang sudah bersiap langsung menyerang Ken yang sedang berpikir. Cakar tajam srigala itu langsung menargetkan kepala Ken. Meski dia tahu akan hal itu, Ken tetap tanang untuk mengamati situasinya. Ken juga mulai belajar tentang apa saja yang dia bisa lakukan dengan stat yang baru dia dapatkan. Ken dengan jelas melihat serangan srigala tersebut, karena itu dia menjadi mudah menghindarinya.

Kemudian srigala lain mulai ikut menyerang Ken. Para srigala itu menyerang Ken secara bergantian. Ken memang mudah menghindari semua serangan yang datang kepadanya, tetapi dia juga kesulitan untuk bisa menyerang balik kepada mereka. Setiap Ken akan menyerang salah satu dari mereka, pasti ada srigala lain yang langsung menyerangnya. Hal itu membuat Ken terpaksa harus menghindar atau bertahan.

Pertarungan Ken dan kawanan srigalaseperti sebuah latihan, karena pola serangan dari srigala memang mudah dibaca. Kedua pihak juga tidak ada yang terluka, tetapi Ken merasa kawanan itu memang sengaja melakukannya untuk menghabiskan staminanya. Ken mencoba mengamati keadaannya dan hasilnya Ken jadi tahu bila semua serangan srigala sudah diatur oleh pemimpinnya. Ken juga memperhatikan bila pemimpin srigala sama sekali tidak menyerangnya dari awal kedatangan mereka dan terus memperhatikan Ken.

Ken juga menyimpulkan bila efek dari stats miliknya tidak jauh berbeda dari game, hanya saja ada dua hal yang baru dia tahu dari stats miliknya, yaitu dexterity dan sense. Dexterity berhubungan dengan ketangkasan dan skill, tetapi Ken yang masih belum memiliki skill tidak bisa merasakan efek dari stats itu lebih mendalam. Hanya saja dia merasa semakin mudah bergerak untuk menghindari serangan kawanan srigala, sedangkan sense berhubungan dengan indra dan insting yang dia miliki. Stats sense yang tinggi membuat semua indra Ken menjadi lebih tajam, selin itu instingnya juga bekerja dengan sempurna.

Dalam pertarungannya dengan para srigala Ken berhasil mempelajari tetang dirinya sendiri. Saat dia sudah merasa cukup, akhirnya Ken memulai menjalankan rencana untuk melakukan serangan balik. Ken langsung menerjang para srigala yang ada dan langsung menuju pemimpinnya. Pemimpin srigala yang menyadari hal itu langsung melepaskan sebuah raugan keras yang merupakan skillnya untuk menyerang Ken. Serangan itu memang mendadak, tetapi insting Ken yang sudah memberi sinyal bahaya di dalam kepalanya, membuat Ken bisa menhindarinya. Agility yang cukup tinggi juga membantunya untuk menghindar.

Srigala lain langsung bedatangan menyerang Ken. Pola serangan kawanan srigala itu juga berubah, beberapa srigala menyerang Ken secara bersamaan. Pemimpin mereka juga mulai ikut menyerang Ken dengan skill miliknya. Hal itu terjadi sesuai dengan perkiraan Ken, kemudian Ken melanjutkan rencananya ketahap selanjutnya. Kawanan srigala kembali merubah pola serangannya, mereka semakin intens menyerang Ken. Meski serangan mereka semakin mudah dibaca, tetapi serangan mereka semakin kuat dan cepat.

Ken mengelabui mereka dengan berpura-pura kelelahan. Setiap Ken tampak semakin lelah, pola serangan berubah dan semakin intens. Hal itu memang membuatnya sedikit kesulitan dalam menghindari serangan para srigala yang semakin cepat. tetapi itu sesuai dengan rencananya. Ken juga berpikir bila pemimpin kawanan srigala itu cukup pintar untuk ukuran monster biasa, cara berburu yang digunakan hingga bisa mengetahui kondisi mangsanya untuk merubah pola serangan mereka.

Saat Ken sudah mengetahui semua pola serangan dari musuhnya dan menguasai keadaan sepenuhnya, Ken langsung melakukan serangan balik. Dalam sekali pukul, kedua tangan Ken berhasil membuat dua srigala tersungkur di tanah. Ken yang tidak memiliki senjata hanya bisa melakukannya dengan tangan kosong, hanya pukulan sekuat tenaga yang bisa Ken gunakan, tetapi Ken berpikir bila tangan kosong cukup untuk melawan srigala itu. Kecuali pemimpin mereka, Ken meresa pukulannya tidak akan bisa menumbangkannya begitu saja.

Melihat Ken yang tiba-tiba menyerang balik, pemimpin kawanan langsung memberi sinyal dan mereka kabur begitu saja. Ken merasa aneh dengan kawanan srigala yang berbeda dari monster yang pernah Ken tahu. Ken masih ingat saat dia beru sadar, dia melihat monster yang saling bertarung hingga salah satu dari mereka mati, tetapi kawanan srigala yang Ken lawan memilih untuk kabur dari pada terus bertarung.

Ken memeriksa dua srigala yang dia kalahkan. Ternyata dua srigala itu sudah mati, Ken akhirnya tahu bila pukulannya yang sekuat tenaga bisa langsung membunuh monster setingkat srigala. Meski begitu Ken memahami bila dia membutuhkan senjata untuk bertahan. Ken mulai mencari benda di sekitarnya yang berguna untuknya. Ken akhirnya menemukan tulang yang bisa digunakan sebagai senjata, tetapi saat dia kembali ke tempatnya semula, Ken menemukan monster lain yang sedang memakan srigala yang dia kalahkan.

Monster itu seperti gorilla yang besarnya dua kali lipat dari pada yang pernah Ken ketahui, tetapi wajahnya tampak seperti beruang dengan tangan yang memiliki cakar tajam untuk merobek tubuh srigala. Beruang yang menyadari keberadaan Ken langsung mengaung.

“Grooowwwlll …!”

Beruang besar itu langsung berlari kepada Ken. Melihat beruang yang menerjang ke arahnya, Ken bersiap dengan senjata yang dia buat dari tulang. Beruang itu langsung menganggkat kedua tangannya saat dekat dengan Ken untuk menerkamnya. Ken melihat celah terbuka tepat pada perutnya saat beruang itu akan menyerang, membuat Ken langsung menggunakan tulang yang dia pegang untuk menusuk beruang tersebut.

“Kragk …!”

Tulang yang Ken gunakan menusuk perut beruang hancur seketika. Ken sempat terkejut dengan hal itu, tetapi Ken tidak memiliki banyak waktu karena serangan beruang sudah hampir mengenainya. Ken segera menghindari serangan beruang itu dengan memanfaatkan tubuh beruang sebagai pijakan. Beruang itu memang kuat tetapi serangannya lebih lambat dari pada kawanan srigala sebelumnya.

Ken terus menghindar dan menyerang balik beruang dengan pukulannya, Ken juga senang karena statsnya terus naik secara perlahan, terutama strength dan agility. Bila stats lain naik hanya satu perempat atau satu pertiga point saja, untuk stats strength naik satu point setiap Ken berhasil memberikan pukulan kuat, sedangkan agility naik satu point saat dia bisa menghindari setiap serangan dari beruang. Dengan kenaikan stats miliknya itu, membuat Ken bisa memberikan pukulan telak kepada beruang pada pukulan yang keseratus delapan. Beruang itu mulai merasakan pukulan Ken dan kesulitan untuk berdiri, Ken kembali memberikan serangan sekuat tenanganya untuk membuat beruang itu benar-benar tumbang.

“Baaammm …!”

Pukulan keras Ken yang tepat di kepala beruang berhasil membuat beruang itu tidak bisa bergerak lagi. Ken senang akhirnya dia berhasil mengalahkan beruang yang kuat itu. Meski waktu yang Ken butuhkan sangat lama, tetapi Ken berpikir itu hal yang wajar jika mengetahui warna dari pancaran mana beruang itu adalah orange. Pertarungan itu memang melelahkan, tetapi hasilnya cukup bagus karena Ken bisa naik kelevel dua. Kini stats miliknya sudah lebih dari seratus point untuk strength dan agility, sedangkan stats lain masih kurang beberapa angka lagi untuk mencapai angka seratus.

Ken kembali mempelajari statusnya. Saat dia asik dengan pikirannya sendiri, Ken lupa akan efek dari kutukan Dewi Aria hingga statsnya kembali berkurang. Ken langsung bergerak untuk membuat kutukan itu terhenti, Ken akhirnya terus menggerakkan kakinya untuk membuat kutukan Dewi Aria tidak aktif. Kemudian Ken kembali melihat status miliknya, dia terkejut dengan perubahan pada statusnya akibat efek dari kutukan Dewi Aria.

Ken yang awalnya merasa sudah memahami efek dari kutukannya, kini menjadi ragu dengan pemahaman yang dia ketahui, dia meresa masih banyak misteri dan efek buruk yang dimiliki dari kutukan yang Dewi Aria berikan kepadanya. Selain cara bertahan hidup di lembah nereka, Ken juga harus menemukan cara untuk dia bisa mengatasi efek buruk dari kutukannya.

“Dewi sialan itu, sepertinya senang jika melihat aku menderita,” ucap Ken yang gemetar.

Saat itu Ken melihat ada monster lain yang sedang melihatnya. Warna dari pancaran mana milik monter tersebut adalah merah dan insting Ken juga memberi sinyal bahaya. Saat itu Ken bingung harus memilih kabur mengikuti instingnya atau bertarung agar lebih kuat.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 115 : Akhir cerita

    Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 114 : Akhir dari perang

    Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 113 : Kekuatan yang menyatu

    Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 112 : Kembali Ken

    Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 111 : Strategi dan pengalaman

    Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 110 : Tikus dan Kucing

    Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status