Share

BAB 3 : Kekuatan dan kutukan

Saat memperhatikan kawanan srigala di hadapannya, Ken juga sempat melihat monster lain yang terbang di udara. Para monster itu memncarkan sebuah mana dari tubuhnya. Monster yang terbang di udara memancarkan mana berwarna orange, sedangkan kawanan srigala di hadapannya memancarkan mana berwarna putih, tetapi ada satu srigala yang paling besar memancarkan mana berwarna kuning. Jika dilihat dari ukuran tubuhnya saja, bisa dipastikan bila srigala besar itu merupakan pemimpin dari kawanan. Pengalaman Ken dalam bermain game di bumi langsung bisa mencerna informasi tersebut. Ken yakin bila monster yang memancarkan mana berwarna putih adalah monster lemah.

Salah satu srigala yang sudah bersiap langsung menyerang Ken yang sedang berpikir. Cakar tajam srigala itu langsung menargetkan kepala Ken. Meski dia tahu akan hal itu, Ken tetap tanang untuk mengamati situasinya. Ken juga mulai belajar tentang apa saja yang dia bisa lakukan dengan stat yang baru dia dapatkan. Ken dengan jelas melihat serangan srigala tersebut, karena itu dia menjadi mudah menghindarinya.

Kemudian srigala lain mulai ikut menyerang Ken. Para srigala itu menyerang Ken secara bergantian. Ken memang mudah menghindari semua serangan yang datang kepadanya, tetapi dia juga kesulitan untuk bisa menyerang balik kepada mereka. Setiap Ken akan menyerang salah satu dari mereka, pasti ada srigala lain yang langsung menyerangnya. Hal itu membuat Ken terpaksa harus menghindar atau bertahan.

Pertarungan Ken dan kawanan srigalaseperti sebuah latihan, karena pola serangan dari srigala memang mudah dibaca. Kedua pihak juga tidak ada yang terluka, tetapi Ken merasa kawanan itu memang sengaja melakukannya untuk menghabiskan staminanya. Ken mencoba mengamati keadaannya dan hasilnya Ken jadi tahu bila semua serangan srigala sudah diatur oleh pemimpinnya. Ken juga memperhatikan bila pemimpin srigala sama sekali tidak menyerangnya dari awal kedatangan mereka dan terus memperhatikan Ken.

Ken juga menyimpulkan bila efek dari stats miliknya tidak jauh berbeda dari game, hanya saja ada dua hal yang baru dia tahu dari stats miliknya, yaitu dexterity dan sense. Dexterity berhubungan dengan ketangkasan dan skill, tetapi Ken yang masih belum memiliki skill tidak bisa merasakan efek dari stats itu lebih mendalam. Hanya saja dia merasa semakin mudah bergerak untuk menghindari serangan kawanan srigala, sedangkan sense berhubungan dengan indra dan insting yang dia miliki. Stats sense yang tinggi membuat semua indra Ken menjadi lebih tajam, selin itu instingnya juga bekerja dengan sempurna.

Dalam pertarungannya dengan para srigala Ken berhasil mempelajari tetang dirinya sendiri. Saat dia sudah merasa cukup, akhirnya Ken memulai menjalankan rencana untuk melakukan serangan balik. Ken langsung menerjang para srigala yang ada dan langsung menuju pemimpinnya. Pemimpin srigala yang menyadari hal itu langsung melepaskan sebuah raugan keras yang merupakan skillnya untuk menyerang Ken. Serangan itu memang mendadak, tetapi insting Ken yang sudah memberi sinyal bahaya di dalam kepalanya, membuat Ken bisa menhindarinya. Agility yang cukup tinggi juga membantunya untuk menghindar.

Srigala lain langsung bedatangan menyerang Ken. Pola serangan kawanan srigala itu juga berubah, beberapa srigala menyerang Ken secara bersamaan. Pemimpin mereka juga mulai ikut menyerang Ken dengan skill miliknya. Hal itu terjadi sesuai dengan perkiraan Ken, kemudian Ken melanjutkan rencananya ketahap selanjutnya. Kawanan srigala kembali merubah pola serangannya, mereka semakin intens menyerang Ken. Meski serangan mereka semakin mudah dibaca, tetapi serangan mereka semakin kuat dan cepat.

Ken mengelabui mereka dengan berpura-pura kelelahan. Setiap Ken tampak semakin lelah, pola serangan berubah dan semakin intens. Hal itu memang membuatnya sedikit kesulitan dalam menghindari serangan para srigala yang semakin cepat. tetapi itu sesuai dengan rencananya. Ken juga berpikir bila pemimpin kawanan srigala itu cukup pintar untuk ukuran monster biasa, cara berburu yang digunakan hingga bisa mengetahui kondisi mangsanya untuk merubah pola serangan mereka.

Saat Ken sudah mengetahui semua pola serangan dari musuhnya dan menguasai keadaan sepenuhnya, Ken langsung melakukan serangan balik. Dalam sekali pukul, kedua tangan Ken berhasil membuat dua srigala tersungkur di tanah. Ken yang tidak memiliki senjata hanya bisa melakukannya dengan tangan kosong, hanya pukulan sekuat tenaga yang bisa Ken gunakan, tetapi Ken berpikir bila tangan kosong cukup untuk melawan srigala itu. Kecuali pemimpin mereka, Ken meresa pukulannya tidak akan bisa menumbangkannya begitu saja.

Melihat Ken yang tiba-tiba menyerang balik, pemimpin kawanan langsung memberi sinyal dan mereka kabur begitu saja. Ken merasa aneh dengan kawanan srigala yang berbeda dari monster yang pernah Ken tahu. Ken masih ingat saat dia beru sadar, dia melihat monster yang saling bertarung hingga salah satu dari mereka mati, tetapi kawanan srigala yang Ken lawan memilih untuk kabur dari pada terus bertarung.

Ken memeriksa dua srigala yang dia kalahkan. Ternyata dua srigala itu sudah mati, Ken akhirnya tahu bila pukulannya yang sekuat tenaga bisa langsung membunuh monster setingkat srigala. Meski begitu Ken memahami bila dia membutuhkan senjata untuk bertahan. Ken mulai mencari benda di sekitarnya yang berguna untuknya. Ken akhirnya menemukan tulang yang bisa digunakan sebagai senjata, tetapi saat dia kembali ke tempatnya semula, Ken menemukan monster lain yang sedang memakan srigala yang dia kalahkan.

Monster itu seperti gorilla yang besarnya dua kali lipat dari pada yang pernah Ken ketahui, tetapi wajahnya tampak seperti beruang dengan tangan yang memiliki cakar tajam untuk merobek tubuh srigala. Beruang yang menyadari keberadaan Ken langsung mengaung.

“Grooowwwlll …!”

Beruang besar itu langsung berlari kepada Ken. Melihat beruang yang menerjang ke arahnya, Ken bersiap dengan senjata yang dia buat dari tulang. Beruang itu langsung menganggkat kedua tangannya saat dekat dengan Ken untuk menerkamnya. Ken melihat celah terbuka tepat pada perutnya saat beruang itu akan menyerang, membuat Ken langsung menggunakan tulang yang dia pegang untuk menusuk beruang tersebut.

“Kragk …!”

Tulang yang Ken gunakan menusuk perut beruang hancur seketika. Ken sempat terkejut dengan hal itu, tetapi Ken tidak memiliki banyak waktu karena serangan beruang sudah hampir mengenainya. Ken segera menghindari serangan beruang itu dengan memanfaatkan tubuh beruang sebagai pijakan. Beruang itu memang kuat tetapi serangannya lebih lambat dari pada kawanan srigala sebelumnya.

Ken terus menghindar dan menyerang balik beruang dengan pukulannya, Ken juga senang karena statsnya terus naik secara perlahan, terutama strength dan agility. Bila stats lain naik hanya satu perempat atau satu pertiga point saja, untuk stats strength naik satu point setiap Ken berhasil memberikan pukulan kuat, sedangkan agility naik satu point saat dia bisa menghindari setiap serangan dari beruang. Dengan kenaikan stats miliknya itu, membuat Ken bisa memberikan pukulan telak kepada beruang pada pukulan yang keseratus delapan. Beruang itu mulai merasakan pukulan Ken dan kesulitan untuk berdiri, Ken kembali memberikan serangan sekuat tenanganya untuk membuat beruang itu benar-benar tumbang.

“Baaammm …!”

Pukulan keras Ken yang tepat di kepala beruang berhasil membuat beruang itu tidak bisa bergerak lagi. Ken senang akhirnya dia berhasil mengalahkan beruang yang kuat itu. Meski waktu yang Ken butuhkan sangat lama, tetapi Ken berpikir itu hal yang wajar jika mengetahui warna dari pancaran mana beruang itu adalah orange. Pertarungan itu memang melelahkan, tetapi hasilnya cukup bagus karena Ken bisa naik kelevel dua. Kini stats miliknya sudah lebih dari seratus point untuk strength dan agility, sedangkan stats lain masih kurang beberapa angka lagi untuk mencapai angka seratus.

Ken kembali mempelajari statusnya. Saat dia asik dengan pikirannya sendiri, Ken lupa akan efek dari kutukan Dewi Aria hingga statsnya kembali berkurang. Ken langsung bergerak untuk membuat kutukan itu terhenti, Ken akhirnya terus menggerakkan kakinya untuk membuat kutukan Dewi Aria tidak aktif. Kemudian Ken kembali melihat status miliknya, dia terkejut dengan perubahan pada statusnya akibat efek dari kutukan Dewi Aria.

Ken yang awalnya merasa sudah memahami efek dari kutukannya, kini menjadi ragu dengan pemahaman yang dia ketahui, dia meresa masih banyak misteri dan efek buruk yang dimiliki dari kutukan yang Dewi Aria berikan kepadanya. Selain cara bertahan hidup di lembah nereka, Ken juga harus menemukan cara untuk dia bisa mengatasi efek buruk dari kutukannya.

“Dewi sialan itu, sepertinya senang jika melihat aku menderita,” ucap Ken yang gemetar.

Saat itu Ken melihat ada monster lain yang sedang melihatnya. Warna dari pancaran mana milik monter tersebut adalah merah dan insting Ken juga memberi sinyal bahaya. Saat itu Ken bingung harus memilih kabur mengikuti instingnya atau bertarung agar lebih kuat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status