Share

BAB 8 Pengkhianat

“Aahh...,” Olivia meringis menahan sakit di pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan Jimmy. 

Olivia menoleh sekilas ke arah Jimmy, pria itu masih terkapar tak sadarkan diri sejak satu jam yang lalu. Lalu dengan lemah Olivia melangkah menuju meja makan di area dapur. 

Rambut Olivia masih berantakan bahkan pakaiannya cukup kacau. Binar dikedua bola mata Olivia sirna kemudian dengan perasaan dongkol Olivia meremas cangkir kopi yang terbuat dari plastik itu dan melemparnya ke tempat sampah. 

‘Semua ini tidak ada dalam rencana dan pasti ada sesuatu di dalam kopi yang Jimmy minum.’

Di saat yang bersamaan suara mobil tiba-tiba terdengar memasuki halaman rumah Olivia. Olivia mengerutkan keningnya lalu menyingkap gorden di area ruang depan dan terlihat mobil William di sana. 

Olivia mengalihkan padangannya kembali ke arah Jimmy. Sepertinya Olivia tahu bagaimana cara memanfaatkan kekacauan ini agar ia tidak dirugikan. 

Dengan tampilannya yang acak-acakan Olivia bergegas berjalan menuju William dan memasang raut wajah yang mengenaskan. Sesuai perkiraan Olivia begitu William melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan itu William langsung panik. 

“Olivia apa yang terjadi padamu?!” seru William sambil menyelidik setiap jengkal tubuh Olivia barangkali ada luka di tubuh istrinya itu. 

Olivia berusaha menatap William dengan tatapan kosong lalu dengan lemah ia menyebut nama suaminya itu dan hendak mengatakan bahwa Jimmy menyakitinya. 

Tetapi belum sempat Olivia membuka mulutnya suara berdebam terdengar dari dalam rumah dan membuat William berlari masuk ke dalam rumah tanpa berpikir panjang. 

Dahi Olivia mengerut, entah mengapa ia kembali merasakan adanya kejanggalan dari situasi ini. Buru-buru Olivia pun mengikuti William dan begitu mereka tiba di ruang tengah rumah itu tidak terlihat ada siapapun di sana. 

Hanya terlihat setumpuk buku berserakan di atas lantai ruangan. Sedangkan Jimmy menghilang tanpa jejak.

‘Sial! Kemana pria itu?!’ rutuk Olivia dalam hatinya. 

“Tidak ada siapapun di sini, sepertinya suara tadi karena buku-buku ini jatuh ke lantai,” ujar William setelah memeriksa seluruh ruangan, lalu William kembali mengalihkan pandangannya kepada Olivia. “Olie….”

“Aku baik-baik saja Will, aku hanya sedang kacau karena merindukan orang tuaku,” sela Olivia, “Kau tau rasanya selalu berat setiap kali datang ke rumah ini. Mungkin kamu tidak mengingatnya tapi aku selalu seperti ini setiap kali mengunjungi tempat ini,” 

Akhirnya William bisa bernapas dengan lega, kekhawatiran yang semula terpancar memuai begitu saja tergantikan sendu. Lalu dengan hangat William memeluk Olivia.

‘Ini semua pasti ulah Daniel,’ batin Olivia dengan amarah yang terpancar jelas dari kedua bola matanya.

***

“Oh ya apa kau punya rekomendasi tempat makan yang enak untuk makan siang,” tanya William tanpa memerhatikan ke arah Jimmy sama sekali karena sibuk membaca file dokumen di ponselnya.

Lima menit menunggu William tidak mendengar ada jawaban dari Jimmy. Bahkan William juga baru sadar kalau Jimmy bahkan belum menghidupkan mesin mobil sama sekali.  Pria itu pun akhirnya melepaskan pandangannya dari layar ponsel dan menatap Jimmy dengan bingung.

“Jim,” ujar William tetapi masih tidak ada respon ataupun reaksi dari Jimmy. “Jimmy,” ucap William lagi seraya menepuk pundak pria itu. 

Jimmy tersentak dan memutar kemudi yang digenggamnya. “Ada masalah apa Pak?” celetuknya. 

William mengembus napas berat. “Hari ini kamu banyak melamun. Apa kamu kurang sehat atau gajimu yang kurang?” kelakar William berusaha mencairkan suasana. 

Namun belum sempat Jimmy menjawab dering dari gawai William kembali memecah konsentrasi atasanya itu. 

Mata William kembali fokus menatap layar ponsel yang berpendar-pendar menunjukkan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal. Saat ia membuka pesan tersebut malah kata-kata aneh yang cukup mengganggungnya yang muncul di layar. 

‘Apa kau ingin tahu hal mengejutkan apa yang terjadi semalam?Ho…hoo… aku akan memberitahumu melalui sebuah foto yang akan aku kirimkan, tapi sebelumnya kau harus menjawab dulu teka-teki dariku. Kalau berhasil aku akan langsung mengirimkan fotonya.’ Isi pesan pertama.

William memicingkan matanya, ia tidak mengerti apa yang dibicarakan si pengirim pesan. Foto, hal mengejutkan malam tadi? Apa maksud semua itu? Belum sempat William berpikir sebuah gelembung pesan baru muncul di layar.

‘Ini pertanyaan yang mudah aku yakin kau bisa menjawabnya. Sinonim dari kata selingkuh adalah…’

Di sisi lain Olivia juga menerima pesan dari nomor tak dikenal itu tetapi pesan yang Olivia dapatkan berisi sebuah video. Olivia yang penasaran dengan was-was memutuskan untuk memutar video tersebut.

Olivia yang tengah duduk dengan nyaman tiba-tiba terperanjat dari kursinya dengan mata terbelalak saat video itu diputar. 

“Daniel brengsek!” umpat Olivia. 

Video itu menampilkan potongan kejadian yang terjadi semalam antara Olivia dengan Jimmy, tetapi potongan video itu cukup ambigu dan malah akan membahayakan posisi Olivia.

Tidak usai sampai disitu, pesan baru kembali muncul. Kali ini ada sebuah tautan dan pesan dalam gelembung pesan tersebut.

‘Apa kamu ingin tahu bagaimana reaksi William saat ini? Klik tautan ini maka kamu akan bisa melihat layar ponsel suamimu bahkan ekspresinya secara live time. Tenang saja aku belum mengirimkan apapun padanya, tapi jika dia berhasil memenangkan kuis denganku tentu saja aku harus memberinya hadiah bukan?’

Dengan jari yang bergetar Olivia mengklik tautan tersebut dan benar saja Olivia bisa melihat pesan di ponsel William dan melihat raut wajah William yang kini tengah kebingungan. 

“Ternyata aku benar, Daniel menjebakku!” pekik Olivia, dadanya naik turun karena luapan amarah dalam hatinya. “Apa yang harus aku lakukan?” gumam Olivia dengan panik.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status