“Aahh...,” Olivia meringis menahan sakit di pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan Jimmy.
Olivia menoleh sekilas ke arah Jimmy, pria itu masih terkapar tak sadarkan diri sejak satu jam yang lalu. Lalu dengan lemah Olivia melangkah menuju meja makan di area dapur. Rambut Olivia masih berantakan bahkan pakaiannya cukup kacau. Binar dikedua bola mata Olivia sirna kemudian dengan perasaan dongkol Olivia meremas cangkir kopi yang terbuat dari plastik itu dan melemparnya ke tempat sampah. ‘Semua ini tidak ada dalam rencana dan pasti ada sesuatu di dalam kopi yang Jimmy minum.’Di saat yang bersamaan suara mobil tiba-tiba terdengar memasuki halaman rumah Olivia. Olivia mengerutkan keningnya lalu menyingkap gorden di area ruang depan dan terlihat mobil William di sana. Olivia mengalihkan padangannya kembali ke arah Jimmy. Sepertinya Olivia tahu bagaimana cara memanfaatkan kekacauan ini agar ia tidak dirugikan. Dengan tampilannya yang acak-acakan Olivia bergegas berjalan menuju William dan memasang raut wajah yang mengenaskan. Sesuai perkiraan Olivia begitu William melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan itu William langsung panik. “Olivia apa yang terjadi padamu?!” seru William sambil menyelidik setiap jengkal tubuh Olivia barangkali ada luka di tubuh istrinya itu. Olivia berusaha menatap William dengan tatapan kosong lalu dengan lemah ia menyebut nama suaminya itu dan hendak mengatakan bahwa Jimmy menyakitinya. Tetapi belum sempat Olivia membuka mulutnya suara berdebam terdengar dari dalam rumah dan membuat William berlari masuk ke dalam rumah tanpa berpikir panjang. Dahi Olivia mengerut, entah mengapa ia kembali merasakan adanya kejanggalan dari situasi ini. Buru-buru Olivia pun mengikuti William dan begitu mereka tiba di ruang tengah rumah itu tidak terlihat ada siapapun di sana. Hanya terlihat setumpuk buku berserakan di atas lantai ruangan. Sedangkan Jimmy menghilang tanpa jejak.‘Sial! Kemana pria itu?!’ rutuk Olivia dalam hatinya. “Tidak ada siapapun di sini, sepertinya suara tadi karena buku-buku ini jatuh ke lantai,” ujar William setelah memeriksa seluruh ruangan, lalu William kembali mengalihkan pandangannya kepada Olivia. “Olie….”“Aku baik-baik saja Will, aku hanya sedang kacau karena merindukan orang tuaku,” sela Olivia, “Kau tau rasanya selalu berat setiap kali datang ke rumah ini. Mungkin kamu tidak mengingatnya tapi aku selalu seperti ini setiap kali mengunjungi tempat ini,” Akhirnya William bisa bernapas dengan lega, kekhawatiran yang semula terpancar memuai begitu saja tergantikan sendu. Lalu dengan hangat William memeluk Olivia.‘Ini semua pasti ulah Daniel,’ batin Olivia dengan amarah yang terpancar jelas dari kedua bola matanya.***“Oh ya apa kau punya rekomendasi tempat makan yang enak untuk makan siang,” tanya William tanpa memerhatikan ke arah Jimmy sama sekali karena sibuk membaca file dokumen di ponselnya.Lima menit menunggu William tidak mendengar ada jawaban dari Jimmy. Bahkan William juga baru sadar kalau Jimmy bahkan belum menghidupkan mesin mobil sama sekali. Pria itu pun akhirnya melepaskan pandangannya dari layar ponsel dan menatap Jimmy dengan bingung.“Jim,” ujar William tetapi masih tidak ada respon ataupun reaksi dari Jimmy. “Jimmy,” ucap William lagi seraya menepuk pundak pria itu. Jimmy tersentak dan memutar kemudi yang digenggamnya. “Ada masalah apa Pak?” celetuknya. William mengembus napas berat. “Hari ini kamu banyak melamun. Apa kamu kurang sehat atau gajimu yang kurang?” kelakar William berusaha mencairkan suasana. Namun belum sempat Jimmy menjawab dering dari gawai William kembali memecah konsentrasi atasanya itu. Mata William kembali fokus menatap layar ponsel yang berpendar-pendar menunjukkan sebuah pesan dari nomor tidak dikenal. Saat ia membuka pesan tersebut malah kata-kata aneh yang cukup mengganggungnya yang muncul di layar. ‘Apa kau ingin tahu hal mengejutkan apa yang terjadi semalam?Ho…hoo… aku akan memberitahumu melalui sebuah foto yang akan aku kirimkan, tapi sebelumnya kau harus menjawab dulu teka-teki dariku. Kalau berhasil aku akan langsung mengirimkan fotonya.’ Isi pesan pertama.William memicingkan matanya, ia tidak mengerti apa yang dibicarakan si pengirim pesan. Foto, hal mengejutkan malam tadi? Apa maksud semua itu? Belum sempat William berpikir sebuah gelembung pesan baru muncul di layar.‘Ini pertanyaan yang mudah aku yakin kau bisa menjawabnya. Sinonim dari kata selingkuh adalah…’Di sisi lain Olivia juga menerima pesan dari nomor tak dikenal itu tetapi pesan yang Olivia dapatkan berisi sebuah video. Olivia yang penasaran dengan was-was memutuskan untuk memutar video tersebut.Olivia yang tengah duduk dengan nyaman tiba-tiba terperanjat dari kursinya dengan mata terbelalak saat video itu diputar. “Daniel brengsek!” umpat Olivia. Video itu menampilkan potongan kejadian yang terjadi semalam antara Olivia dengan Jimmy, tetapi potongan video itu cukup ambigu dan malah akan membahayakan posisi Olivia.Tidak usai sampai disitu, pesan baru kembali muncul. Kali ini ada sebuah tautan dan pesan dalam gelembung pesan tersebut.‘Apa kamu ingin tahu bagaimana reaksi William saat ini? Klik tautan ini maka kamu akan bisa melihat layar ponsel suamimu bahkan ekspresinya secara live time. Tenang saja aku belum mengirimkan apapun padanya, tapi jika dia berhasil memenangkan kuis denganku tentu saja aku harus memberinya hadiah bukan?’Dengan jari yang bergetar Olivia mengklik tautan tersebut dan benar saja Olivia bisa melihat pesan di ponsel William dan melihat raut wajah William yang kini tengah kebingungan. “Ternyata aku benar, Daniel menjebakku!” pekik Olivia, dadanya naik turun karena luapan amarah dalam hatinya. “Apa yang harus aku lakukan?” gumam Olivia dengan panik.Olivia mengeratkan jemarinya dan menggigit bibir bawahnya. “Aku harus mencegah William menjawab kuis itu.”Olivia pun segera menghubungi William tetapi pria itu tidak mengangkatnya bahkan di layar yang menampilkan video William secara langsung tidak terlihat William menerima sebuah panggilan telepon darinya.“Daniel sialan dia meretas semuanya!”Tanpa membuang banyak waktu Olivia langsung berlari menuju mobilnya dan bergegas pergi menuju lokasi William. Sepanjang perjalanan Olivia terus berusaha menghubungi William tetapi nihil. Akhirnya Olivia beralih menghubungi Jimmy karena Olivia yakin ia bisa menghubunginya.“Ayo Jimmy angkatlah!”Alih-alih mendengar suara pria itu Olivia malah menerima suara dari operator. Berulang kali Olivia coba namun hasilnya tetap sama. Dengan kesal Olivia memukul kemudi mobilnya.“Ada apa ini? Kenapa aku tidak bisa menghubungi Jimmy juga?!” rutuk Olivia.Sesaat kemudian notifikasi kembali muncul, dengan cepat Olivia membukannya dan membagi pandangannya ant
Daniel menyeringai sambil memegangi pipinya yang terasa panas, “Untuk apa ini? Apa begini tanda terima kasihmu padaku?” cemooh Daniel.“Jangan pura-pura tidak tahu. Kamu menjebakku!”Pria licik itu malah terkekeh seraya melangkah mengelilingi ruangannya. “Sepertinya ada kesalahpahaman di antara kita.”Olivia mendengus tidak habis pikir, bisa-bisanya pria licik itu mengelak setelah semua yang dilakukannya.“Menaruh perangsan di dalam kopi yang dibeli Jimmy, dan diam-diam merekam apa yang terjadi malam itu di kediamanku padahal jelas-jelas aku sudah meminta si eksekutor untuk membatalakan rencana….”“Kamu terlalu bermain aman Olie. Apa kamu pikir dengan rencana membosankan yang kamu buat bisa berhasil meyakinkan William kalau si Jimmy itu sering menggodamu?” tukas Daniel gemas.Tentu saja Olivia ingin bermain aman dalam rencananya supaya semuanya berjalan dengan lancar. Olivia tidak mau terburu-buru dan gegabah tetapi pria itu malah merusak semuanya.Daniel kemudian mendekati Olivia dan
Pesta perayaan pembukaan hotel cabang baru digelar malam ini. Banyak sekali tamu-tamu penting yang terlihat. Tubuh mereka terbalut begitu elok di dalam tuxedo untuk para pria dan gaun untuk para wanita.Begitu pun dengan William dan Olivia. Mereka tampil begitu memesona. Olivia tampil cantik dengan gaun berwarna beige yang sederhana nan elegan dan William tampil dengan gagah dan tampan dengan tuxedo berwarna hitam.Ketika Olivia dan William tiba semua pandangan tamu undangan tertuju ke arah mereka. Sebagian dari mereka ada yang menatap dengan antusias ada pula yang malah berbisik-bisik dengan tamu lain membicarakan insiden yang menimpa William baru-baru ini atau menggunjing Olivia.Karena itu Olivia tidak pernah suka mendatangi pesta apa pun yang berkaitan dengan perusahaan William atau hotelnya, sebab ia tahu banyak orang-orang dalam pesta itu yang akan memandangnya drngan rendah.“Hai Will, Olivia kalian keren banget malam ini,” sapa seorang wanita menyebalkan bernama Alya.Olivia s
Olivia berlari menerobos kerumunan sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat, mencari-cari William. Tetapi sulit sekali. Terlalu banyak orang di dalam ruangan itu dan lagi gedung itu besar sekali, Olivia tidak tahu William ada di ruangan mana. “Ya tuhan kemana pria itu?” rutuk Olivia seraya menghubungi William melalui telepon selulernya. Tetapi William bahkan tidak mengangkat panggilan dari Olivia. “Apa Daniel masih meretas ponsel William?” gumam Olivia kemudian ia terpikirkan sesuatu. Mungkin ia bisa meminta bantuan Daniel untuk menemukan William. Dengan berat hati akhirnya Olivia pun menghubungi Daniel dan tak berselang lama terdengar suara berat pria itu di ujung sana. “Bagaimana? Aku sudah menyiapkan banyak orang dan banyak hal untuk rencana kali ini. Apa kau masih ingin ikut bermain denganku?” “Bisakah kamu mencari William? Ada sahabat kakaku di tempat ini dan aku yakin dia dan William pasti saling mengenal. Aku takut William bertemu dengannya karena dia pasti akan
‘Jangan Will, kumohon hentikan!’Jeritan Selena terus terngiang-ngiang di telinga Olivia, hingga membuatnya merasa mual karena luapan emosi yang begitu besar. Tidak salah lagi itu adalah suara Selena, sudah lama sekali ia tidak mendengar suara kakak kesayangannya itu. Ia sangat merindukannya, tetapi bukan ini suara Selena yang Olivia ingin Olivia dengar. Bukan suaranya yang penuh ketakutan dan penderitaan. Rahang Olivia mengeras giginya bergemeletuk menahan amarah dalam hatinya.‘Aku akan membalas perbuatanmu William,’ kutuk Olivia dalam batinnya. Hatinya kembali menggelap dipenuhi dendam dan kebencian.Tak berselang lama, William keluar dari kamar karena ia khawatir sebab Olivia tidak kunjung kembali. “Apa ada masalah Lie?” tanya William. Buru-buru Olivia mengukir senyum manisnya walaupun dalam hati ia mengutuk pria itu. “Oh tidak hanya pesan dari detektif Raka yang menangani kasus terkait insiden yang menimpa kemarin.” “Oh apa katanya....” “Will!” ucapan William terpotong ol
Bagian intim milik William terasa semakin aneh. Pandangan William semakin kabur. Kemudian tiba-tiba terlihat sepatu berwarna hitam tengah mendekat ke arahnya.Tubuh William yang tidak berdaya pun dibopong oleh pria itu menuju ke suatu tempat. Tetapi William tidak tahu ke mana pria itu akan membawanya pergi. William benar-benar tidak bisa memfokuskan pandangan dan pikirannya. Kesadarannya bahkan sudah mulai hilang timbul.William dibawa masuk ke sebuah kamar dan tubuh dilempar ke atas tempat tidur, setelah itu pria bermasker yang membawa tubuh William keluar dari ruangan. Di depan ruangan kini sudah ada seorang wanita berpakaian seksi.“Ini kuncinya dan di dalam ruangan sudah dipasang kamera tersembunyi. Kau tau apa yang harus kau lakukan kan?” ucap pria bermasker itu seraya memberikan kunci kamar kepada si wanita seksi.Wanita berbaju seksi itu mendelik lalu berdecak sambil merebut kunci kamar. “Tenang saja bukan satu dua kali aku melakukan pekerjaan ini kau tau.”“Bagus kalau begitu
William mengerang di atas tempat tidur, napasnya memburu kencang. Melihat kondisi William si wanita berbaju seksi itu pun semakin tertarik padanya. Ia mendekati William dengan antusias lalu mulai membelai wajah tampan pria di hadapannya itu. “Uhh dia tampan sekali,” ujarnya kemudian ia berbisik di telinga William, “Hai tampan kau harus bermain denganku malam ini,” bisiknya. William sontak menarik lengan wanita itu hingga membuat si wanita berbaju seksi terjatuh ke atas tubuhnya. Alih-alih terkejut wanita itu malah tertawa girang. “Wah, kau sangat bersemangat sekali rupanya,” ucap wanita itu seraya meraba tubuh William. “Apa kau sudah tidak tahan tuan tampan?” “Olie....” gumam William dengan suara serak dan lemah bahkan suaranya pun tidak begitu jelas saking lemahnya. Namun tak henti-hentinya William terus memanggil nama istrinya itu. ***Jimmy berlari ke sana kemari menyisir seluruh sudut ruangan di dalam gedung itu bahkan setiap pria yang memiliki postur tubuh mirip dengan Will
‘Apa yang terjadi apa semuanya berjalan dengan baik?’ Olivia mengirimkan pesan kepada Daniel.Olivia benar-benar penasaran dengan hasilnya karena Olivia berpikir bahwa waktu antara William mulai bereaksi lalu pergi dengan waktu William di temukan tidak terpaut begitu lama.‘Datanglah ke taman belakang gedung ada sudut yang tidak terlihat di pojok sebelah kiri aku akan menunjukkan hasilnya,’ balas Daniel.Olivia pun menghampiri Jimmy yang tengah sibuk memberi arahan kepada staff agar mereka menginfokan kepada para tamu undangan untuk tidak cemas dan panik.“Jim,” seru Olivia.Jimmy segera menoleh dan mendekati Olivia. “Apa kau membutuhkan sesuatu?” tanya Jimmy dengan sigap dia tampak sangat bersiaga dalam situasi seperti ini.“Bisakah kau menjaga Will sebentar perutku terasa tidak enak.”“Tentu saja, apa kau butuh dokter juga?”Olivia menggeleng dengan cepat, “Tidak perlu aku baik-baik saja.”“Baiklah.”Setelah itu tanpa membuang banyak waktu lagi Olivia bergegas menuju taman belakang