Beranda / Romansa / Pembalasan Dendam Istri Baik Hati / BAB 7 Situasi Tidak Terduga

Share

BAB 7 Situasi Tidak Terduga

Penulis: Pena Ertha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 12:59:42

‘Semua sudah siap tinggal menunggu waktu untuk eksekusi.’ Isi pesan dari kontak bernama Si Eksekutor.

Bersamaan dengan Olivia selesai membaca pesan tersebut terdengar ketukan yang berasal dari kaca jendela mobilnya. Olivia langsung menurunkan kaca mobilnya dan terlihat Jimmy yang kini tengah berdiri menunggunya.  

“Masuklah,” perintah Olivia.

“Kamu memilih tempat yang sepi untuk bertemu, aku kira kita akan berbicara di sini.”

“Kalau ada karyawan William yang tidak sengaja lewat sini bagaimana? Semua tempat tidak ada yang aman."

Jimmy pun mengalah lalu dengan berat hati masuk ke dalam mobil Olivia seraya memberikan secangkir kopi macchiato hangat pada Olivia dan menaruh kopi cappuccino miliknya lalu membiarkan wanita itu membawa dirinya pergi entah kemana. 

20 menit perjalanan tidak ada pembicaraan. Jimmy yang terlihat kalut masih sibuk dengan pikirannya, menimbang-nimbang kalimat yang tepat untuk mengatakan unek-unek dalam hatinya. Sedangkan Olivia memilih untuk diam menunggu dan bersiap dengan segala pertanyaan atau apa pun yang akan dilontarkan Jimmy. 

“Apa kalung itu benar-benar milikmu?” tanya Jimmy pada akhirnya. 

Olivia sontak mendengus. “Kamu pikir aku mencurinya?” 

“William membeli kalung itu delapan tahun yang lalu dan kamu belum mengenalnya saat itu. Kamu tidak sedang menipu William kan?”

Seketika saja Olivia menepikan mobilnya, embusan napas berat lolos darinya. “Bukankah kamu sudah keterlaluan Jim? Menuduhku menipu suamiku sendiri?” rutuk Olivia dengan kekecewaan yang terpancar dari maniknya. 

“Lalu apa? Saat mencari informasi tentang kalung itu aku jelas melihat bagaimana bentuk gelang pasangannya dan sekalipun aku tidak pernah melihat William menggunakan gelang seperti itu. Aku juga belum pernah melihatmu memakai kalung itu. Hari saat William siuman itu adalah pertama kalinya aku melihatmu mengenakannya.”

Olivia menyandarkan tubuhnya lalu memijat keningnya yang sejak tadi bedenyut karena mendengar ocehan Jimmy. Dari dulu Jimmy memang tidak pernah berubah selalu skeptis dan curiga terhadap segala sesuatu. 

“Kamu memiliki hubungan yang cukup dekat dengan seseorang bukan berarti kamu mengetahui semua hal tentang orang itu,” cerca Olivia, “Jim, kamu tidak tahu apa pun tentang William terlebih lagi tentang masa lalunya di tahun 2015. Aku tanya padamu apa William pernah menceritakan tentang masa lalunya yang terjadi di tahun itu??”

Kali ini Jimmy terdiam pria itu jadi tampak serba salah. Olivia memang benar selama empat tahun Jimmy mengenal William, William memang tidak pernah menceritakan kenangan apa pun yang tejadi pada tahun 2015. Padahal William selalu dengan senang hati bercerita tentang masa lalunya yang terjadi pada tahun-tahun yang lain. 

“Kalau begitu….”

“Aku memang sudah mengenal William sejak dia masih berumur 20 tahun, tapi hanya untuk beberapa bulan saja, sebelum aku pindah kembali ke desa. Will memberi kalung itu satu hari sebelum kepindahanku. Sejak saat itu kita tidak bertemu lagi,” sela Olivia dengan cepat.

Setelah mendengar penjelasan Olivia, walaupun Jimmy terlihat masih ragu namun perlahan sikapnya mulai melunak. Dan tentunya itu adalah kabar baik untuk Olivia karena semua karangannya berarti bekerja cukup baik.

Untuk beberapa menit Jimmy hanya diam dan menyesap cappuccino miliknya seraya menatap kosong jalanan di depan yang cukup lengang. Sudah hampir satu jam mereka berputar-putar dan kini lokasinya sudah cukup dekat dengan rumah Olivia. 

“Kalau begitu apa kamu memutuskan hubungan kita karena mengetahui bahwa Will adalah anak dari pemilik hotel tempatmu bekerja?”

Olivia seketika mengerem mendadak, matanya kini terbelalak menatap Jimmy tidak percaya. 

“Kenapa kamu bisa berpikir begitu?” balas Olivia kesal, wajahnya memerah menahan luapan emosi yang mulai meletup-letup di hatinya. 

“Lalu apa alasan kamu memutuskan hubungan kita? Kamu mengenal Will lebih dulu dan tahu bahwa pria itu memiliki segalanya....” Jimmy tiba-tiba berhenti berbicara dan bergerak dengan gusar. 

Olivia mengusap wajahnya ia tidak menduga bahwa pembicaraan tentang kalung ini malah akan bermuara pada hubungannya dengan Jimmy di masa lalu. Tetapi Olivia tidak bisa meluapkan amarah dan alasan dibalik semua itu.

“Bagaimana aku mengatakannya kalau kamu selalu curiga terhadap banyak hal, sudahlah lupakan semuanya sudah berlalu,” gumam Olivia. 

Tetapi masih tidak ada respon dari Jimmy bahkan setelah 5 menit. Karena terlalu fokus memerhatikan jalanan Olivia tidak menyadari bahwa Jimmy kini bersikap aneh. 

Dahi Olivia langsung mengerut begitu ia menoleh ke arah Jimmy. Entah mengapa tubuh Jimmy malah berkeringat cukup banyak, wajahnya juga memerah seperti kepiting rebus, seolah pria itu kini terpanggang di dalam sauna.

“Jim apa kamu baik-baik saja?” tanya Olivia sedikit cemas. 

Jimmy tidak langsung menjawab, ia malah menatap Olivia cukup lama dengan pandangan yang tidak fokus.

“Jimmy, ada apa denganmu sepertinya kamu tidak sehat,” seru Olivia semakin panik.

“Aku tidak tau tubuhku terasa aneh,” balas Jimmy dengan lemah. 

Dengan cepat Olivia pun memutar kemudinya dan melesat menuju rumahnya yang hanya beberapa menit perjalanan lagi. “Baiklah kita ke rumahku sekarang, nanti aku akan panggilkan dokter untukmu.” 

Setelah tiba di rumahnya, Olivia segera membopong tubuh Jimmy dengan susah payah masuk ke dalam rumahnya seraya mengirim pesan kepada si eksekutor. 

‘Batalkan rencananya,’ perintah Olivia. 

Tak berselang lama terlihat seorang pria dengan pakaian serba hitam yang bersembunyi di balik semak bergegas pergi meninggalkan kediaman Olivia. 

“Tunggu sebentar aku akan menghubungi dokter,” ujar Olivia seraya menjatuhkan tubuh Jimmy ke atas sofa di ruang tengahnya.

 

Namun baru saja Olivia hendak melangkah pergi tiba-tiba Jimmy menarik tubuh Olivia hingga wanita itu jatuh dipangkuan Jimmy lalu dengan cepat Jimmy mengecup bibir merah Olivia. Olivia yang tidak menduganya sama sekali langsung mendorong tubuh Jimmy agar menjauh darinya. 

“Apa yang kamu lakukan Jimmy?! Kamu gila ya?!” pekik Olivia kaget.

Alih-alih berhenti bersikap aneh Jimmy malah merengkuh tubuh Olivia semakin erat dan berusaha menjamah leher Olivia.  

“Aku merindukanmu Liv,” sahut Jimmy setengah berbisik. 

“Apa yang terjadi padamu?!” Olivia berusaha melepaskan diri tetapi Jimmy terlalu kuat dengan susah payah Olivia meronta-ronta, tapi semuanya sia-sia.

Seolah tak sadar diri bukannya berhenti Jimmy malah mendorong tubuh Olivia ke sofa hingga wanita itu terlentang tak berdaya dan hendak kembali mengincar bibir Olivia. 

Olivia sontak menampar keras wajah Jimmy berharap pria itu berhenti dan menyadari perbuatannya, tetapi Jimmy hanya termangu untuk sesaat sebelum kembali bertindak lebih jauh lagi.

“Jimmy sadarlah!”

*** 

‘Nomor yang Anda hubungi tidak menjawab....’

Dengan kesal William melempar gawainya ke atas tempat tidur. Sudah belasan kali ia menghubungi Olivia tetepi lagi-lagi suara operator yang menyambutnya.

 

“Kenapa Olie lama sekali? Dia juga tidak menjawab telepon sejak tadi, apa sesuatu terjadi....” William segera menggelengkan kepalanya berusaha membuang jauh-jauh pikiran negatifnya. 

Tetapi hati tidak bisa berbohong, William sangat mencemaskan wanita itu. Ia takut sesuatu yang buruk mungkin saja menimpa Olivia. 

Karena tidak bisa lagi menahan kekhawatirannya tanpa banyak berpikir William langsung menyambar kunci mobil di atas nakas dan tak lama kemudian ia sudah melesat di jalanan. 

“Olie, aku harap kau baik-baik saja,” gumam William cemas sepanjang perjalanan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri Baik Hati   BAB 70 Sekutu

    “Lalu bagaimana dengan Olivia?” pertanyaan lain yang Jimmy tidak siap untuk mendengar jawabannya. “Dia sedang merencanakan sesuatu untukku.” William tahu apa yang Olivia sedang rencanakan untuknya. Saat mengetahui hal itu William sempat berkali-kali menolak percaya pada kenyataan yang menimpanya. Namun akhirnya William bisa menerimanya. William mengalihkan pandangannya pada Jimmy, pria itu tampak tertekan dengan semua kenyataan yang baru saja ia terima saat ini. Terutama kenyataan tentang Olivia yang itu paasti paling mengusiknya. “Maaf aku memecatmu waktu itu, tapi rasanya itu keputusan yang tepat yang bisa aku lakukan,” ucap William, “Sepertinya kamu jadi sasaran empuk untuk menjebakku atau bisa jadi mereka tidak mau kamu berada di dekatku.” Jimmy memandangin William, “Dengan sendiri Anda bisa menjadi lemah,” imbuh Jimmy yang langsung di balas anggukan oleh William.“Jim, aku butuh bantuamu, karena itu aku menceritakan semua ini. Aku tidak tahu a

  • Pembalasan Dendam Istri Baik Hati   BAB 69 Ingatan 2

    Jimmy terdiam dengan kening berkerut. Kalau dipikir-pikir surat elektronik yang Jimmy terima sebelumnya juga dari perusahaan teman dekat William. “Bagaimana kalau kamu tukar pertanyaannya?” celetuk William masih denagn ekspresinya yang datar. “Maksud Anda?” “Seperti.... Apa William benar-benar kehilangan ingatannya?” Jimmy sontak tertegun ia tidak bisa berkata-kata. William tidak perlu menyatakan lebih banyak fakta lebih lanjut tentang ingatannya karena rasanya Jimmy sudah dengan jelas mengetahui jawabannya saat ini. “Aku hanya pura-pura Jimmy,” imbuh William seraya melangkah lebih jauh ke dalam ruko kosong itu. Hening, Jimmy tidak menjawab apa-apa, wajahnya tampak bingung. Namun tentu saja William pasti memiliki alasan mengapa dia melakukan hal itu. “Mengapa Anda melakukannya?” akhirnya Jimmy bisa meluapkan rasa penasarannya. Namun di satu sisi entah mengapa Jimmy merasa takut untuk mendengar jawaban dari William. Seolah William sedan

  • Pembalasan Dendam Istri Baik Hati   BAB 68 Ingatan

    “Kamera recorder itu bisakah kau menemukannya?” tanya Daniel pada Aldo. “Aku tidak tahu apapun tentang kamera recorder itu, memangnya apa yang penting dengan benda itu mengapa Anda mendadak sangat terusik dengan hal itu?” Daniel tidak menggubris rasa penasaran Aldo, hening untuk sesaat dan jelas sekali ia tengah gusar saat ini. “Cari saja sampai dapat, kau orang yang dekat dengan Selena pikirkanlah di mana wanita itu menyembunyikannya.” Tanpa menunggu jawaban dari Aldo, Daniel langsung memutus panggilannya. Tidak, sebenarnya Daniel tidak butuh jawaban apapun karena seperti sebuah kewajiban Aldo memang di paksa untuk menuruti semua perintahnya. Aldo terdiam di banding dengan penasaran pada kemungkinan lokasi Selena menyembunyikan kamera itu, Aldo lebih ingin tahu mengapa Daniel menginginkannya dan mengapa pria itu harus bertanya padanya? Mengapa Daniel tidak bertanya pada Olivia? Atau entahlah. Yang jelas sepertinya rekaman yang ada dalam video itu bisa mengancam pria kurang ajar it

  • Pembalasan Dendam Istri Baik Hati   BAB 67 Nyawa Dibayar Nyawa

    “Pertanggung jawaban apa di sini yang kamu maksud?” tanya William dengan gugup.Olivia mendengus, “Kenapa kamu pura-pura tidak mengerti? Bukankah sebelumnya kamu menjawab dengan penuh percaya diri?” cibir Olivia, “Mata di bayar mata, nyawa dibayar nyawa, William,” tegas Olivia kemudian. William terdiam, tatapan matanya sulit di artikan setidaknya itu yang dipikirkan Olivia. Namun di satu sisi Olivia merasa bahwa ia juga sangat bodoh karena mengulangi pertanyaan yang bahkan sudah ia tahu jawabannya. Bukankah karena William mengingkari tanggung jawabnya sebagai pelaku yang membuat Olivia jadi harus merencanakan hal gila semacam ini? Di tengah lamunan Olivia tiba-tiba saja William mendekat dan menempatkan sebuah pisau ke dalam genggaman Olivia. Bola mata Olivia membulat menatap wajah William yang kini tampak pilu bahkan senyum getir tersemat di bibir William.“Apa yang—.”“Kalau menghukumku dengan cara seperti itu akan membuatmu hidup lebih damai maka l

  • Pembalasan Dendam Istri Baik Hati   BAB 66 Hasrat Balas Dendam

    Bagai petir di siang bolong begitulah celetukan Olivia menyerang William. Langkah William terhenti, ia berbalik menatap Olivia yang terbaring di atas tempat tidur dengan mata berkaca-kaca.“Kenapa kau melakukannya?!” pekik Olivia tiba-tiba.William tersentak hingga air mata yang tertahan di pelupuknya mengalir jatuh.“Apa yang Selena lakukan? Apa benar kau melakukannya?!!!” Olivia kembali menjerit. Lalu ia tarik kembali lengan William hingga mengikis jarak antara mereka.Olivia yang sudah bangkit dengan kasar mulai memukuli William tanpa terkendali diiringi jerit hatinya mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang menyesakkan hati dan pikirannya.Namun William hanya tergugu membiarkan Olivia memukulinya sampai puas untuk melepas bebas di hatinya. Alih-alih mencegahnya William malah terus berusaha memeluk Olivia dengan raut penyesalan yang tergambar di jelas di wajahnya. Hati William teriris pilu melih

  • Pembalasan Dendam Istri Baik Hati   BAB 65 Pertanyaan Diluar Kendali

    Di tepi danau yang sepi dan hanya bercahayakan lampu temaram pinggir jalan Olivia berdiri sendirian di sana. Menatap kosong ke arah Danau dengan riak air yang tenang. Sudah 15 menit Olivia berada di sana menunggu seseorang yang belum kunjung datang.Olivia melempar sebuah batu ke dalam danau nerusaha mengusir rasa bosannya. Tak lama berselang seorang dengan hodie hitam serta topi dan masker berwarna senada mendekati Olivia.“Kau lama sekali,” celetuk Olivia seolah yakin seseorang yang menghampirinya adalah seseorang yang sedang ia tunggu.“Tidak mudah untuk lepas dari pengawasan Daniel, dia mengasai dari mana pun....”“Kau yang melakukannya, Aldo bukan pria keparat itu.”Aldo terdiam, “Aku tidak bisa mematikan atau melepas senua peretas itu walaupun aku pergi. Daniel akan curiga.”Olivia tidak menggubris ia tidak tertarik, kepalanya sudah penuh sesak dengan semua kejadian yang terjadi sejak kem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status