Share

Bab 19

Penulis: Lilia
"Lalu kenapa dia masih belum sadar?"

Faisal menjawab, "Pil penawar baru saja diminum. Sebelum jam 11 malam, dia pasti akan sadar."

Mendengar jawaban Faisal yang yakin, entah mengapa Luis merasa lega. Sampai sekarang, dia masih merasa agak linglung. Mengapa Anggi, seorang Wanita yang begitu mencintai Putra Bangsawan Aneksasi, rela mengadang tebasan pedang demi dirinya?

Memikirkan hal itu, Luis mengepalkan tangannya dengan erat. Dia merasa menyesal karena telah menguji Anggi di saat kritis seperti itu ….

Setelah menyampaikan beberapa pesan yang harus diperhatikan, Faisal pun Kembali ke istana.

Setelah Faisal pergi, Dika masuk ke ruangan dan berlutut di hadapan Luis. "Pangeran, hamba bersalah. Hamba mengira …."

Luis mengulurkan tangannya untuk mencegah Dika melanjutkan perkataannya. Dia hanya berkata, "Selidiki, siapa yang punya nyali sebesar itu!" Berani-beraninya mereka menyerang istrinya.

"Baik, Pangeran."

Begitu Dika pergi, Luis menyuruh semua pelayan di ruangan itu untuk bubar. Dia d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Dwi Suhono Saljan
Bagus banget ceritax
goodnovel comment avatar
Wiwit Sihpanglipur
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Sha Last
good novel. i like it
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 602

    Anggi mengernyit. "Ini terlalu mendadak."Tadi siang saat di makam Keluarga Suharjo, penampilan Jelita sama sekali tidak seperti orang yang akan melahirkan.Kalau dihitung sejak Jelita memulai perseteruan dengannya di Balai Pengobatan Afiat dan mengaku bahwa dirinya sedang hamil, Jelita masih butuh satu bulan lagi untuk melahirkan.Namun, kalau dihitung dari beberapa hari sebelum Satya dikebiri olehnya, seharusnya masih ada dua atau bahkan tiga bulan lagi dari jadwal kelahiran.Pada akhirnya, anak itu memang anak Sunaryo dan Jelita. Jadi, tentu tidak bisa dihitung dengan waktu kehamilan saat Jelita masih menjadi selir."Putri Mahkota, faktanya memang seperti itu," ujar Dika dengan tegas, tak ada keraguan sedikit pun.Anggi tersenyum getir. "Sepertinya dia memang harus menderita.""Orang seperti itu memang layak menderita," sahut Dika, lalu menceritakan semua insiden setelah Anggi meninggalkan tempat itu.Anggi sempat merasa heran, dari mana Dika tahu semua itu? Setelah dipikirkan lagi,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 601

    "Hehe ... hehe ...." Jelita tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan dan juga tidak tahu apa yang membuatnya tertawa.Sambil tertawa, air mata mengalir deras di pipinya. "Jangan menangis, jangan menangis. Aku sudah berhasil. Aku sudah membunuh semua keluarga Ayunda mati!""Nggak, masih ada Anggi! Anak durhaka, aku akan mencekikmu hidup-hidup!""Nggak! Ibu, bukan begitu! Aku sudah membunuh semua keluarga Ayunda! Anggi ... Anggi sudah diusir dari Keluarga Suharjo! Dia bukan bagian dari mereka!""Anak durhaka! Aku akan jadi arwah penasaran dan aku akan mengisap habis darahmu! Termasuk membunuh anak haram dalam kandunganmu itu!""Nggak! Nggak! Jangan!"Jelita menjatuhkan kotak di tangannya ke lantai. Dia berlutut dan meratap. "Ibu ... Ibu ... bukan begitu ....""Jelita ... Jelita ...." Sunaryo terdiam lama, akhirnya baru sadar. Dia langsung memeluk Jelita. "Jelita, nggak ada siapa-siapa lagi. Hanya aku, kamu, dan anak kita."Jelita terlihat linglung dan sesenggukan. Tiba-tiba, perutnya tera

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 600

    "Nggak, nggak ...."Bayu terjatuh lemas ke tanah. Baru saja dia masih bersama ibunya menghujat Anggi. Anggi memang benar-benar pergi karena mereka!Dari sudut mata, anggota Keluarga Suharjo melihat Sunaryo sedang menggunakan pisau untuk mengikis ruas jari mereka, sampai menampakkan tulang putih yang mengerikan.Seorang pengawal membawa air bersih, menyiramnya berulang kali sampai tak ada sedikit pun sisa darah."Huek ...." Ayunda merasa mual dan langsung muntah di tanah.Sunaryo mengernyit, mengambil sebuah kotak kayu ukiran halus, menaruh tulang-tulang putih itu ke dalamnya, lalu menyodorkannya ke hadapan Jelita."Sudah lengkap. Satu keluarga utuh.""Sayangnya, nggak ada milik Anggi ....""Jelita!" seru Sunaryo, menyela ucapannya. "Cukup. Setidaknya, Anggi nggak pernah menyakitimu.""Kenapa? Apa kamu merasa dia lebih cantik? Jangan-jangan kamu menyukainya, jadi aku nggak boleh menjelek-jelekkannya?""Kenapa kamu bicara seperti ini?"Jelita tersenyum getir. Perutnya terasa nyeri, bayi

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 599

    Saat itu, Ayanti menunggu selama dua jam. Setelah itu, dia ditemukan oleh orang-orang dari Kembang Indah, dibawa, dan dinodai.Mucikari di sana melihat pakaian Ayanti yang berkualitas bagus. Di ibu kota seperti ini, mereka pun tak berani menimbulkan masalah bagi orang-orang berpengaruh di balik rumah bordil. Maka malam itu juga, mereka mengirim Ayanti keluar dari ibu kota, ke area rumah bordil di Kota Yanora ....Mendengar penuturan Jelita yang penuh amarah dan keputusasaan, Bayu dan Dimas hanya merasa punggung mereka dingin."Ayunda, soal alasanmu membenci Anggi, apa karena dia mirip ibuku? Karena dia mirip adik yang pernah kamu hancurkan hidupnya? Kamu jelas-jelas nggak punya hati nurani, bagaimana mungkin bisa merasa takut?"Ayunda memeluk kepalanya, berteriak histeris, "Nggak! Bukan begitu! Aku hanya bercanda! Aku hanya ingin memberinya pelajaran! Aku nggak menyangka akan seperti itu ....""Kamu tahu Kembang Indah tempat seperti apa, 'kan? Kamu enam tahun lebih tua dari ibuku! Mana

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 598

    "Kenapa? Kalau kalian ingin tahu alasannya, tanyakan saja pada ibu kalian yang terhormat itu, apa saja kejahatan yang sudah dia lakukan selama hidupnya," timpal Jelita dengan nada datar.Bayu dan Dimas serentak menoleh ke arah Ayunda.Ayunda menggenggam erat jarinya yang terpotong, wajahnya pucat. "Nggak ... aku nggak tahu, aku nggak melakukannya ...."Arah tatapannya tak menentu, jelas dia tidak berani menatap Jelita. Karena tiba-tiba dia sadar, Jelita sangat mirip dengan adiknya yang dulu dia tinggalkan di depan gerbang Kembang Indah. Dia pernah mendengar kabar bahwa Jelita memang berasal dari rumah bordil.Namun, jika benar adiknya dibawa masuk ke rumah bordil waktu itu, kenapa ayah dan ibunya yang sudah mencari ke seluruh penjuru ibu kota, tak bisa menemukan jejaknya?Jika adiknya memang diambil oleh orang-orang rumah bordil, mana mungkin sekarang bisa punya keturunan? Ini tidak mungkin! Tidak mungkin!"Aku nggak melakukannya! Kamu cuma mengarang cerita!""Mengarang?" Jelita memand

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 597

    "Apa maksudnya? Hari ini, bukankah Anggi sempat bertanya padaku, sebenarnya ada dendam sebesar apa antara aku dan Keluarga Suharjo?""Bukan kamu yang ...." Bayu tertegun.Ayunda dan Dimas pun menoleh, baru sekarang mereka melihat jelas raut dendam dan kebencian yang tak lagi bisa ditutupi di wajah Jelita.Tubuh Bayu seketika gemetar. Jangan-jangan apa yang dikatakan Anggi benar? Bahwa Jelita menyimpan kebencian terhadap mereka? Bahwa di antara mereka ada dendam yang dalam? Namun, kenapa dia sama sekali tak tahu?Jelita tertawa getir, menyeka air mata yang mengalir dari sudut matanya. "Ayunda, kamu benar-benar nggak merasa aku ini familier? Kamu nggak sadar kalau wajah Anggi itu sebenarnya sangat mirip dengan garis keturunan keluargamu?"Ayunda tertegun, pikirannya berputar cepat, tetapi tetap merasa semuanya tidak masuk akal. "Si ... siapa kamu sebenarnya? Apa maksudmu?""Siapa aku?" Jelita mendengus dingin.Saat itu juga, Sunaryo telah menyuap para petugas dengan uang. Para petugas it

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status