Share

Bab 238

Author: Lilia
Langit mulai terang.

Malam itu, Wulan sendiri tidak yakin apakah dirinya terlalu ketakutan. Hanya dengan tindakan yang merangsang seperti itu, dia baru bisa merasa lebih tenang.

Dia bersandar di pelukan Sunaryo, pikirannya dipenuhi banyak hal. "Sunaryo, apa kamu benar-benar mencintaiku?"

Sunaryo tertegun sejenak, kerutan di dahinya perlahan mengendur. Kemudian, dia tersenyum dan memandang Wulan. "Tentu saja."

"Baiklah. Nggak peduli bagaimana masa depan kita nanti, sekalipun mati, kita harus mati bersama dan dikubur di liang yang sama. Bagaimana menurutmu?"

"!!!"

"Kenapa? Ada apa?"

Sunaryo menahan emosi, lalu tersenyum. "Kamu nggak akan mati. Kamu nggak akan mati semudah itu."

Bagaimanapun, Wulan adalah wanita dengan takdir foniks, menurut ramalan resmi dari Biro Falak. Bagaimana mungkin dia mati begitu saja?

Wulan merasakan sesuatu yang janggal.

Sunaryo segera menenangkannya, "Jangan lupa, kamu memiliki takdir foniks. Jalan yang harus kamu tempuh masih panjang."

"Benar, aku adalah wani
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
rifdanafisha
sayang bgt 4 bab tpi fokusnya ke wulan malah part anggi & luiss dikit bangetttt sia² koinku hikssssss lanjut thorrrrr
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 452

    Luis yang curiga bertanya, "Gigi, Tabib Lukman bahkan nggak bisa memeriksa nadi dengan akurat. Kamu yakin dia bisa membantu Tuan Aska?"Tadi Luis tidak ingin mempermalukan Anggi di depan Lukman. Anggi menggeleng. Dia berpikir saat dirinya menyentuh Aska, dia tidak kedinginan hingga giginya menggeletuk seperti mereka.Luis duduk agak jauh dari Aska. Namun, Anggi bisa melihat Luis tidak terlalu nyaman sewaktu makan. Sepertinya Luis merasa dingin. Tadi Lukman juga kedinginan hingga giginya menggeletuk.Hanya Anggi yang baik-baik saja. Damar berani memperkenalkan pamannya, itu berarti ilmu pengobatan pamannya memang cukup hebat. Kalau tidak, mana mungkin Damar berani mempermainkan seorang putra mahkota?Besok Anggi akan membawa Aska ke Balai Pengobatan Afiat untuk meminta Faisal memeriksa kondisi Aska.Aska baru mendesah dan berujar, "Aku sudah merepotkan Yang Mulia dan Putri Mahkota."Anggi menimpali, "Kak Aska jangan bicara sembarangan. Kami pasti akan cari cara untuk menyembuhkanmu."An

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 451

    Lukman menyeka keringatnya, lalu berujar dengan rendah hati, "Putri Mahkota, izinkan saya memeriksa sekali lagi."Anggi membiarkan Lukman melakukan pemeriksaan. Lukman lanjut memeriksa nadi Aska.Luis juga tampak curiga. Pamannya Damar terlihat jujur dan ada bau obat di tubuhnya. Lukman memang terlihat seperti seorang tabib. Tidak mungkin Damar mencari tabib tidak berpengalaman untuk menipu Luis.Hanya Aska yang tersenyum tenang. Dia sendiri tahu alasan hasil pemeriksaan nadi orang lain dan Anggi berbeda.Kondisi nadi yang dikatakan Lukman tidak salah, begitu pula Anggi. Saat Anggi menyentuh tubuh Aska, kehangatan yang terasa sangat jelas membuat aliran darah Aska menjadi normal.Tidak berlebihan jika mengatakan Aska sangat terobsesi dengan perasaan ini. Bahkan dia ingin menempelkan tubuhnya pada Anggi setiap saat. Dengan begitu, penyakit anehnya akan perlahan membaik.Namun, Aska tidak mempunyai kesempatan ini. Sesudah memeriksa nadi, ekspresi Lukman masih sangat masam. Selain itu, di

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 450

    Anggi menceletuk, "Tabib Faisal juga bisa, tapi dia harus praktik di Balai Pengobatan Afiat. Sepertinya murid-muridnya juga belum selesai belajar."Luis menghibur, "Tenang saja. Orang yang dicari Tabib Damar juga nggak buruk."Saat Anggi dan Luis makan malam bersama Aska di ruang makan, Dika sudah membawa seorang tabib berusia di atas 30 tahun.Tabib itu memberi hormat terlebih dahulu, lalu memperkenalkan diri dengan gugup, "Saya ini pamannya Tabib Damar. Saya mempelajari ilmu pengobatan sejak kecil. Biarpun nggak terlalu berbakat, saya cukup berhasil dalam bidang akupunktur."Sewaktu dalam perjalanan kemari, Dika sudah mengatakan Anggi akan mengajarinya teknik akupunktur. Nantinya tabib ini akan melakukan akupunktur pada seorang pria berstatus tinggi.Dalam satu tahun ini, tidak ada kabar yang lebih menghebohkan dari masalah Anggi di ibu kota. Dengan mengandalkan ilmu pengobatannya, Anggi menciptakan keajaiban dengan membuat Luis berdiri. Dia juga menyembuhkan bekas luka di wajah Luis

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 449

    Akan tetapi, Aska tidak bisa meninggalkan Anggi. Masalah ini benar-benar sulit diselesaikan.Sesampainya di Paviliun Pir, Luis melarang Torus untuk mengikutinya. Dia berjalan masuk dan melihat Anggi sedang melakukan akupunktur pada Aska yang bertelanjang dada.Kulit Aska sangat putih. Dia terlihat lemah. Namun, angin musim gugur meniup rambut Aska dan Anggi.Alis Anggi sangat indah dan senyum manis tersungging di wajahnya. Momen ini terlihat sangat hangat, suasananya tenang.Di bawah pancaran sinar matahari, tubuh Aska dan Anggi tampak bersinar. Keduanya terlihat serasi.Hati Luis terasa sakit begitu memikirkan mereka terlihat serasi. Dia merasa seolah-olah sebentar lagi wanita yang dicintainya akan direbut. Luis sengaja melangkah dengan cepat untuk menimbulkan suara."Yang Mulia sudah pulang dari rapat," ucap Aska.Hari ini, Luis datang lebih cepat. Biasanya dia baru datang setelah Anggi selesai melakukan akupunktur pada Aska.Anggi menoleh. Dia melihat Luis memakai baju hitam dan eks

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 448

    Pati menatap Mina dengan waswas seraya bertanya, "Kenapa kamu bertanya seperti ini?"Mina tersenyum dan menyahut, "Kak Pati nggak usah cemas. Putri Mahkota bilang asalkan ada cara, dia pasti akan berusaha keras untuk mengobati Tuan Aska."Pati menimpali, "Putri Mahkota yang menyuruhmu bertanya?""Iya, Putri Mahkota sangat memperhatikan Tuan Aska. Bagi Putra Mahkota dan Putri Mahkota, Tuan Aska itu teman baik mereka," balas Mina. Dia tidak menutupinya karena Anggi tidak mengingatkan untuk merahasiakan hal ini saat menyuruhnya bertanya.Pati tersenyum. Dia tidak menyangka Anggi masih memedulikan Aska. Namun, Aska pernah menegaskan cara pengobatan ini tidak boleh diungkap. Begitu terungkap, Luis, Anggi, dan Aska pasti merasa sangat canggung. Mereka pasti juga dilema.Setelah berpikir untuk cukup lama, Pati menanggapi, "Kalau begitu, aku berterima kasih kepada Putri Mahkota dan Putra Mahkota.""Jadi, apa ada cara lain? Biarpun bahan obat-obatannya sangat berharga dan cara pengobatannya aga

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 447

    Sebenarnya, Anggi merasa Aska tidak bisa meninggalkannya lagi. Setiap hari, Anggi harus melakukan akupunktur pada Aska untuk meringankan penyakitnya.Anggi berkata, "Seharusnya kondisimu ini sudah berlangsung sangat lama. Sebelum aku melakukan akupunktur padamu, apa penyakitmu nggak makin parah waktu kamu terus menahannya?"Aska berpikir sejenak sebelum menyahut, "Seharusnya nggak makin parah dalam waktu singkat."Sekarang Aska tidak mempunyai kemampuan untuk mengintip takdir lagi. Dia juga tidak akan mengintip karena bisa diserang balik.Tubuh yang dingin ini membuat Aska sangat menderita. Awalnya dia mengira akan melewati hari-harinya dengan penderitaan seperti seumur hidup.Namun, Anggi tidak mengecewakan Aska. Dia tetap begitu baik hati dan rela mengobati Aska. Sekarang Aska hanya merasa tersiksa sekitar 4 sampai 6 jam setiap hari.Anggi berucap, "Aku periksa nadimu dulu.""Oke," sahut Aska.Mereka berdua berbincang seperti teman lama. Suasananya terlihat menyenangkan.Anggi meliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status