Share

Bab 578

Penulis: Lilia
"Mereka bukan lagi keluargaku," ujar Anggi dengan senyuman getir.

Wiranto mengangguk. Ternyata benar, seperti yang telah dianalisis oleh Gilang, hubungan antara Putri Mahkota dan Keluarga Suharjo sudah benar-benar putus.

"Kalau begitu, urusannya jadi lebih mudah. Jenderal Gilang akan melindungi Putri Mahkota. Saya pamit dulu," kata Wiranto.

"Baik."

Wiranto pun pergi, sementara Gilang dan Sura tetap tinggal untuk menjaga Anggi dan yang lainnya.

"Kamu baik-baik saja?" Gilang mendekat ke sisi Aska, menanyakan keadaannya, karena dia tahu Aska sedang terluka.

Aska tersenyum getir. "Dibanding denganmu, aku memang lemah sedikit, tapi aku nggak bakal mati semudah itu."

Gilang mengangguk. Dia memang khawatir pada Aska karena wajahnya tampak pucat pasi. Namun, sekarang bukan saatnya untuk bernostalgia.

Di luar sudah tidak terdengar suara panah lagi, hanya denting pedang dan benturan senjata yang menggema.

Aska memandangi gadis yang wajahnya kini tampak sangat pucat. Meskipun Anggi tak berkata ap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 606

    "Aku yang kurang bijak dalam mempertimbangkan." Sura tampak sedikit menyesal. "Kalau begitu ... tunggu sampai tahun depan, setelah Permaisuri melahirkan ...."Namun, setelah pangeran kecil lahir, Mina tetap tidak bisa tenang jika harus menyerahkannya ke orang lain. Setelah berpikir sejenak, Mina berkata, "Kita bicarakan lagi tahun depan."Sura tiba-tiba bertanya, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan Pati?"Mina langsung membalas, "Omong kosong macam apa itu?"Sura menunduk. "Waktu itu aku lihat Pati menemui Torus, lalu berdiri agak jauh memandangimu cukup lama."Apa? Mina benar-benar tak percaya. Pati memandanginya dari jauh?Dia hanya berkata, "Kalau orang lain nggak tahu, itu masih bisa dimaklumi. Tapi masa kamu nggak tahu?"Sura tidak memahami ucapan itu.Mina mengerutkan kening. Kenapa kadang-kadang Sura begitu lambat dalam menangkap sesuatu? Padahal saat menjalankan tugas, dia cukup cekatan. Sekarang, dia malah seperti orang bodoh."Pati datang mencariku, kemungkinan besar demi tu

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 605

    "Ya sudahlah."Setelah memeriksa denyut nadinya, Damar merasa hawa panas dalam tubuh Anggi sangat parah. Saat meresepkan obat penguat kandungan, keadaannya sangat berbeda dari ibu hamil pada umumnya.Ibu hamil lain biasanya butuh makanan yang menghangatkan tubuh. Sementara itu, Anggi justru sebaliknya. Dia perlu ramuan yang bisa meredakan panas dalam dan takaran obatnya harus sangat tepat. Jika tidak, bisa membahayakan janin.Mina mengantar Damar keluar dari Istana Abadi."Tabib Damar, bagaimana kondisi Permaisuri?" tanya Mina.Damar terdiam sejenak. "Untuk saat ini, nggak ada masalah. Tapi ....""Kalau ada sesuatu, katakan saja.""Baiklah. Mina, mungkin kamu bisa bantu ambil keputusan juga."Apa? Dia harus mengambil keputusan? Mina langsung kebingungan.Damar melanjutkan, "Pamanku, Tabib Lukman, sudah cukup lama memeriksa kesehatan Permaisuri. Aku juga sudah cukup lama mengamati denyut nadinya. Hawa panas dalam tubuh Permaisuri memang sangat serius.""Tapi, setelah aku diskusikan deng

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 604

    Dalam pelukan pria yang dia percaya, Anggi segera terlelap dalam mimpi.Keesokan harinya saat Luis bangun, langit masih tampak kelabu. Torus segera memanggil para pelayan untuk membantu bersiap-siap.Tak lama kemudian, Dika juga masuk ke. "Hormat pada Yang Mulia."Luis bertanya, "Dia sudah melahirkan?""Sudah, tapi ....""Memberi ampun pada anak itu sudah merupakan batas toleransiku yang paling besar."Dika menggeleng. "Yang Mulia, anak itu memang sudah lahir, tapi dicekik sampai mati oleh Jelita.""Apa?" Luis langsung terpaku di tempat. "Apa dia sudah gila?""Kata Sura, sepertinya jiwanya memang agak terguncang.""Sunaryo bagaimana? Apa dia hanya diam saat melihat anaknya dicekik hidup-hidup?" tanya Luis sambil berdiri, membiarkan Torus serta para pelayan membantunya berpakaian.Dika menjawab, "Sunaryo masih menunggu istri dan anaknya di luar. Bidan keluar dengan panik dan bilang kalau anaknya dicekik mati oleh Jelita.""Dosa besar!" Luis dan Anggi bahkan harus berjuang keras untuk me

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 603

    Dia berlutut di tanah. "Putri Mahkota, hamba ... hamba waktu itu memang nggak ada di tempat. Orang-orang yang hamba tempatkan sebagai mata-mata pun nggak menyangka akan terjadi hal seperti itu. Tanpa perintah, mereka juga nggak berani bertindak."Waktu seakan-akan berhenti sejenak. Angin utara bertiup menusuk wajah."Putri ...." Mina segera menopang Anggi. "Putri nggak apa-apa, 'kan?"Dia merapikan mantel Anggi, khawatir angin kencang membuat majikannya masuk angin."Aku nggak apa-apa. Mungkin sejak aku sadar, hubungan antara aku dan Keluarga Suharjo sudah hancur total. Kalau bukan aku yang mati, mereka yang akan mati."Mina dan Dika sedikit bingung dengan kata "sadar" yang diucapkan Anggi. Hanya Anggi yang tahu maksudnya.Sejak dia dilahirkan kembali, dirinya dan Keluarga Suharjo memang sudah menjadi dua pihak yang saling bertentangan."Nggak apa-apa. Hal-hal seperti ini nggak perlu disembunyikan dariku." Dia bukan orang yang lemah dan tidak ingin ditutupi apa pun.Karena jika terus d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 602

    Anggi mengernyit. "Ini terlalu mendadak."Tadi siang saat di makam Keluarga Suharjo, penampilan Jelita sama sekali tidak seperti orang yang akan melahirkan.Kalau dihitung sejak Jelita memulai perseteruan dengannya di Balai Pengobatan Afiat dan mengaku bahwa dirinya sedang hamil, Jelita masih butuh satu bulan lagi untuk melahirkan.Namun, kalau dihitung dari beberapa hari sebelum Satya dikebiri olehnya, seharusnya masih ada dua atau bahkan tiga bulan lagi dari jadwal kelahiran.Pada akhirnya, anak itu memang anak Sunaryo dan Jelita. Jadi, tentu tidak bisa dihitung dengan waktu kehamilan saat Jelita masih menjadi selir."Putri Mahkota, faktanya memang seperti itu," ujar Dika dengan tegas, tak ada keraguan sedikit pun.Anggi tersenyum getir. "Sepertinya dia memang harus menderita.""Orang seperti itu memang layak menderita," sahut Dika, lalu menceritakan semua insiden setelah Anggi meninggalkan tempat itu.Anggi sempat merasa heran, dari mana Dika tahu semua itu? Setelah dipikirkan lagi,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 601

    "Hehe ... hehe ...." Jelita tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan dan juga tidak tahu apa yang membuatnya tertawa.Sambil tertawa, air mata mengalir deras di pipinya. "Jangan menangis, jangan menangis. Aku sudah berhasil. Aku sudah membunuh semua keluarga Ayunda mati!""Nggak, masih ada Anggi! Anak durhaka, aku akan mencekikmu hidup-hidup!""Nggak! Ibu, bukan begitu! Aku sudah membunuh semua keluarga Ayunda! Anggi ... Anggi sudah diusir dari Keluarga Suharjo! Dia bukan bagian dari mereka!""Anak durhaka! Aku akan jadi arwah penasaran dan aku akan mengisap habis darahmu! Termasuk membunuh anak haram dalam kandunganmu itu!""Nggak! Nggak! Jangan!"Jelita menjatuhkan kotak di tangannya ke lantai. Dia berlutut dan meratap. "Ibu ... Ibu ... bukan begitu ....""Jelita ... Jelita ...." Sunaryo terdiam lama, akhirnya baru sadar. Dia langsung memeluk Jelita. "Jelita, nggak ada siapa-siapa lagi. Hanya aku, kamu, dan anak kita."Jelita terlihat linglung dan sesenggukan. Tiba-tiba, perutnya tera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status