Share

Bab 84

Author: Lilia
Mina akhirnya paham, lalu berseru dengan nada tenang, “Putri tiba.”

Di luar gerbang. Setelah mendengar seruan itu, Wulan langsung menerjang masuk. Mina pun buru-buru mengadang di depan Anggi.

Wulan berlutut di depan Anggi dan berkata sambil menangis, “Kak, Ayah bilang cuma Kakak yang bisa menolongku. Kak, tolonglah aku ....”

Anggi menggeser kakinya dengan ekspresi jijik dan menjawab, “Nona Wulan, kamu nggak salah? Ini pernikahan yang dianugerahkan Kaisar. Siapa yang bisa menolongmu? Bagaimana aku bisa menolongmu?”

“Bisa kok, pasti bisa. Ayah sudah bilang, selama Kakak memohon pada Pangeran, Kaisar pasti akan batalkan perjodohan ini demi Pangeran.”

“Memangnya yang dikatakan Ayah pasti benar?”

Wulan pun tertegun. Air matanya masih lanjut menetes. Angin dingin yang bertiup langsung mengeringkan air matanya dan meninggalkan sedikit rasa sakit.

“Sudah ada banyak istri Pangeran Pradipta yang meninggal, termasuk selir dan gundiknya yang tak terhitung jumlahnya. Anggi, kamu benar-benar begitu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 85

    Sura melempar Wulan ke dalam kereta kuda, lalu memelototi Fani dengan dingin dan juga melemparnya masuk ke kereta kuda. Selanjutnya, dia menyeret kusir turun dari kereta kuda dan menempati posisinya sebelum melajukan kereta kuda itu.“Putri.” Dalam perjalanan kembali, Torus menghentikan Anggi dan Mina di tengah jalan, lalu berkata, “Pangeran menyuruh Putri untuk langsung kembali ke kamar utama. Malam ini, kalian akan makan di sana.”Pada saat ini, langit sudah gelap.“Baik.” Setelah mengiakannya, Anggi memberi perintah pada Mina, “Bahan obat yang ada di Paviliun Pir nggak usah dipindahkan dulu.”Salep yang diracik Anggi sudah cukup digunakan Luis untuk setengah bulan.“Baik.  Aku akan segera kembali.” Mina membungkuk, lalu pergi. Sementara itu, Anggi mengikuti Torus berjalan ke kamar utama.“Pangeran sudah mau makan?” tanya Torus.Melihat Luis mengangguk, Torus segera pergi menyiapkan makan malam.Luis mengulurkan tangannya ke arah Anggi dan bertanya, “Semuanya lancar-lancar saja?”Ang

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 86

    “Pangeran, kali ini kamu sudah memercayaiku?” Anggi merasa sedikit bangga. Senyuman di wajahnya juga semakin cerah lagi.Pada saat ini, Luis merasa Anggi adalah wanita tercantik di dunia. “Percaya.” Luis bahkan tidak menyuruh tabib istana atau tabib dari rumah sakit untuk memeriksa kandungan salep itu. Sejak dia tahu Anggi adalah gadis yang menyelamatkannya dulu, dia sepenuhnya memercayai Anggi. Alasannya karena waktu itu Luis pernah mengatakan ingin membalas budinya, Anggi malah menolak. Pada akhirnya, Anggi menghilang, dia benar-benar tidak meminta balasan apa-apa.“Kalau begitu ….” Anggi menatap kedua mata indah si pria, lalu bertanya dengan suara pelan, “Malam ini saya akan obati kaki Pangeran dengan akupuntur, ya?”Luis menggenggam tangan Anggi dan meletakkannya di dalam telapak tangannya, bagai barang yang sangat berharga saja.“Pangeran?” Ketika melihat Luis tidak berbicara, Anggi merasa agak gugup.Luis memang mengatakan kondisi tubuhnya baik-baik saja, tetapi sampai saat ini

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 87

    “Masih, masih bisa diobati ….” Luis menatap Anggi dengan hati sedikit bergejolak. “Saya percaya dengan Putri.”“Saya nggak akan mengecewakan Pangeran.” Anggi kelihatan sangat percaya diri. Tatapannya yang indah dan teguh itu bagai memiliki daya magis yang bisa memikat hati orang-orang saja!Sekitar 15 menit kemudian, lutut, betis, dan perut Luis dipenuhi dengan banyak tusukan jarum perak.Sekitar 30 menit kemudian, kedua kaki Luis terasa panas. Dia tidak pernah merasa kakinya begitu hidup seperti sekarang.“Pangeran, apa kamu merasa ada yang nggak nyaman?” Kedua tangan Anggi sedang menekan-nekan kaki Luis.Luis merasa gerakan Anggi sangat lembut bagai sedang menguliti telur ayam saja. Dia pun menggeleng, lalu berkata dengan datar, “Sepertinya kedua kakiku terasa agak panas. Sebelumnya, Tabib dari rumah sakit juga pernah melakukan akupunktur, tapi aku nggak merasakan apa-apa.”Tentu saja, titik akupunktur para tabib kelihatan hampir mirip, tetapi kekuatan ketika menusukkan jarum perak s

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 88

    Terdengar suara gemerisik dahan pohon akibat embusan angin dingin.Luis menatap gadis yang sedang bersandar di depan dadanya. Hati yang baru mulai tenang dengan tidak gampangnya, malah kembali berdegup kencang.Bahkan ketika bermimpi, Anggi tetap memanggil nama Satya. Apa Anggi begitu menyukai Satya hingga tidak bisa melepaskannya?“Gigi ….” Suara Luis terdengar serak, tetapi terdapat pesona yang sangat khas. Sayangnya, Anggi tidak kedengaran.Sebelumnya, Luis tidak pernah merasa egois hingga ingin memiliki sesuatu. Namun kini, dia sangat jelas, tidak peduli siapa pun yang berada di hati Anggi, dia tetap menginginkan Anggi, pasti menginginkan Anggi!Tangan besar Luis mulai menempel di samping wajah si gadis. Namun, baru saja disentuh, dia bagai terkejut parah saja, raut wajahnya kelihatan ketakutan. “Jangan, Wulan! Wulan!”“Gigi! Gigi ….” Luis merasa kaget. Dia segera menenangkan gadis di dalam pelukannya. “Ada saya di sini. Jangan takut! Kamu jangan takut,” ucap Luis dengan nada ringa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 89

    Jangan bergerak ….Jika begitu, Anggi pun akan terus bersandar di dalam pelukan Luis? Apa dia akan merasa kebas lantaran ditimpa?“Gigi,” ucap si pria di dalam kegelapan. “Meskipun bukan kamu, aku tetap akan bermusuhan dengan Keluarga Bangsawan Aneksasi. Jadi, sejak kamu menikah denganku, kamu sudah menjadi satu kesatuan denganku. Kamu nggak usah khawatir akan merepotkanku.”Sepertinya Luis merasa gugup. Tangan besar yang menempel di pundak Anggi terasa agak gemetar.Anggi sedikit mengangguk. Luis memang tidak akur dengan Keluarga Bangsawan Aneksasi. Sepertinya tanpa perlu hasutan Anggi, Luis memang tidak memiliki kesan yang bagus terhadap Keluarga Bangsawan Aneksasi.“Mulai sekarang, saya sudah nggak punya keluarga lagi, selain Pangeran.” Suara Anggi terdengar manja. Saking manjanya, hati Luis pun terasa memanas.Hanya dia?Ucapan itu terdengar sangat berat.Luis telah mengingatnya. Dia akan melindungi gadis di dalam pelukannya, tidak akan mengecewakan Anggi untuk selamanya. “Oke.”Ta

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 90

    Kening Dika berkerut. Dia mengajak Torus untuk lebih menjauh, lalu berbisik, “Orang lain memang nggak tahu, memangnya kita nggak jelas? Orang-orang di luar sana mengatakan alat vital Pangeran terluka, nggak bisa memiliki keturunan. Pangeran telah mengalami luka di wajahnya. Kedua kakinya juga sudah lumpuh selama bertahun-tahun tanpa ada tanda-tanda pemulihan.”“Ditambah lagi, dia belum memiliki keturunan. Para pejabat baik yang mengetahui situasi sebenarnya maupun yang nggak tahu, kebanyakan sudah memilih berpihak pada Keluarga Bangsawan Aneksasi.”Torus mengernyitkan alisnya. “Aku juga sadar akan hal itu.”Dika kelihatan serius, tidak sedikit pun berniat bergosip tentang urusan pribadi majikannya. Dia berkata dengan tegas, “Dulu, Pangeran nggak pernah melirik sedikit pun para wanita cantik yang mendekatinya. Sulit untuk bisa memiliki seorang penerus di kediaman ini, tapi berbeda dengan sekarang.”Dika berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan penuh keyakinan, “Perlakuan Pangeran berbe

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 91

    Anggi segera bangkit dan memberi hormat kepada Dariani. "Saya berterima kasih atas kemurahan hati Kaisar serta perlindungan Permaisuri."Sebenarnya saat berhadapan dengan Dariani, Anggi merasa sangat tegang. Di kehidupan lampau, penyebab utama kematiannya yang tragis adalah karena pertukaran pernikahan dan penipuan terhadap Kaisar.Namun, dia tetap merasa takut pada Dariani. Wanita ini sangat mengerikan jika sudah bertingkah kejam!Dariani tersenyum tipis, menjulurkan tangannya sedikit. "Kelihatannya kamu anak yang cukup baik, pikiranmu cukup jernih."Anggi memandang ke bawah. Sikapnya sopan tanpa berkata apa-apa. "Lupakan saja, duduklah dan makan sedikit jeruk. Rasanya sangat manis.""Baik.""Luis sangat puas denganmu. Sebagai ibunya, selama dia bahagia, maka aku pun akan bahagia." Dariani mengambil jeruk yang telah dikupas oleh pelayan di sampingnya. "Tapi, kamu harus tahu identitasmu. Kalau berani bersikap lancang atau meremehkannya, sepuluh Keluarga Suharjo pun nggak akan mampu men

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 92

    Luis menggenggam tangan gadis itu, senyuman terukir di wajahnya. Hatinya terasa sangat bahagia.Sejak dilengserkan, dia selalu dipenuhi kecurigaan. Kini, meskipun masih curiga Anggi masih memiliki perasaan untuk Satya, dia terus meyakinkan diri sendiri untuk memercayainya.Pemandangan ini dilihat oleh Kaisar. Melihat Luis dalam suasana hati yang baik, dia tidak lagi merasa keberatan terhadap pertukaran pernikahan yang dilakukan oleh Keluarga Suharjo.Namun, yang tidak disangkanya adalah Anggi sama sekali tidak memohon belas kasihan demi Wulan. Sebenarnya ada apa dengan Jenderal Musafir? Putri sulungnya ini anggun dan berwibawa. Kenapa tidak disukai di Keluarga Suharjo? Hanya karena seorang pendeta bodoh pernah meramalkan bahwa Wulan memiliki takdir menjadi permaisuri?Jika mereka begitu memercayai ramalan, lalu kenapa Wulan menolak menikah dengan satu-satunya putranya? Malah diam-diam menjalin hubungan dengan Putra Bangsawan Aneksasi. Niat mereka sangat jelas di mata semua orang!Makan

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 190

    "Meong ... meong ...." Pir di pelukan Satya mengeong pelan dua kali. Satya segera menyodorkan kue kering di atas meja, tetapi kucing itu hanya mencium aromanya dan tidak menunjukkan minat untuk makan.Satya berkata, "Pir, kamu harus terus berusaha. Anggi sangat menyayangimu. Selama dia belum memberi keturunan untuk laki-laki itu, dia masih bisa menjadi majikanmu."Sambil berbicara, pandangan Satya terus tertuju ke arah Balai Pengobatan Afiat.Saat dia sedang mengawasi, terdengar suara langkah kaki. Pandi mendorong pintu dan masuk. "Tuan."Satya mengernyit. "Kenapa kamu di sini? Bukankah aku menyuruhmu memanggil dia?"Pandi menjawab, "Jangan panik, Tuan. Hamba sudah menyuruh seorang pengemis menyampaikan pesan. Kalau hamba yang pergi, sekalipun Nona Anggi ingin datang, dia pasti nggak berani, 'kan?"Kalau dipikir-pikir, itu memang masuk akal."Tuan, lihat." Pandi menunjuk ke arah pintu Balai Pengobatan Afiat. Seorang pengemis kecil benar-benar melangkah masuk.Tak lama kemudian, pengemi

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 189

    "Kamu benar." Hal ini juga berlaku untuk wanita yang dia cintai. Tanpa kekuatan, bagaimana bisa dia melindungi wanita itu?Luis samar-samar merasa bahwa Anggi tidak merasa aman, jadi dia memeluk gadis itu lebih erat. "Kamu nggak perlu takut. Selama ada aku, aku nggak akan membiarkan apa pun terjadi padamu.""Ya."Melawan takdir! Jalan ini sejak awal bukan jalan yang biasa, jadi dia harus mengerahkan segala kemampuan untuk memperjuangkannya. Apa pun hasilnya nanti, setidaknya dia tidak hanya duduk menunggu kematian.Hanya dengan melihat Wulan dan Satya benar-benar tidak bisa bangkit kembali, Anggi baru bisa benar-benar merasa tenang.Dari ucapan Anggi, Luis bisa menangkap satu hal. Anggi masih sangat berwaspada terhadap Wulan dan Satya.Bukan hanya Anggi, bahkan Luis sendiri pun tidak bisa merasa tenang terhadap Keluarga Pangeran Aneksasi.Dia memeluk Anggi erat sepanjang malam, tanpa sepatah kata pun.Keesokan harinya, Anggi keluar dari kediaman. Dia tahu betul apa yang menjadi tujuan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 188

    Sudah sejauh itu ....Sudut bibir Luis melengkung sedikit. "Yang kamu katakan benar. Aku yang sudah membebanimu."Ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya, tetapi dia benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya. Dia ingin menguasai Anggi sepenuhnya. Dia takut jika dirinya berkedip sedikit saja, gadis itu sudah menghilang dari pandangannya. Keinginan untuk memiliki itu bisa membuatnya gila kapan saja.Mungkin karena selama empat tahun terakhir ini, dia sudah terbiasa melihat tatapan orang-orang yang penuh kepentingan. Para gadis bangsawan yang dulu memujanya, semua menghindarinya setelah dia jatuh.Hanya Anggi yang berbeda. Saat menikah dengannya, memang Anggi tidak rela. Namun, setelah itu, meskipun hanya pura-pura, Anggi melakukannya dengan cara yang membuat Luis merasa nyaman.Empat tahun lalu, Anggi menyelamatkan nyawanya. Empat tahun kemudian, dia menyembuhkan cederanya, memulihkan kakinya, seakan-akan dia adalah dewi yang dikirim dari langit untuk menyelamatkannya.Malam itu, yang t

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 187

    Bahkan, Luis berkata, "Lihat saja, Satya itu pria berengsek yang gampang kasihan sama perempuan mana pun!""Beri tahu Pangeran, aku sudah tahu," kata Anggi sambil tersenyum pada Torus.Torus berdeham pelan, lalu membungkuk sopan, "Pangeran masih menitipkan satu kalimat lagi untuk disampaikan kepada Putri."Anggi menatap Torus, kira-kira pesan apa lagi?Torus tersenyum. "Pangeran bilang, Satya punya hati yang besar. Setiap gadis ingin dia lindungi. Tapi, Pangeran berbeda. Pangeran hanya peduli pada Putri seorang.""Ah ...." Bibir Anggi bergerak sedikit. Dia sungguh tak menyangka Luis bisa mengatakan hal semacam itu."Pangeran mengingatkan, dia berbeda dari Satya dan hanya peduli pada Putri seorang," ulang Torus, lalu pergi.Di samping, Mina menahan tawa sambil menutup mulutnya dengan tangan. Ketika Anggi menoleh, Mina pura-pura sibuk, mengambil kain dan mulai mengelap meja, sambil berkata, "Pangeran benar-benar baik pada Putri.""Memang baik, tapi sepertinya dia nggak terlalu percaya pa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 186

    "Kalau kamu nggak menemukan keluargamu, kamu mau tinggal di mana?""Hamba ... hamba ...." Wanita cantik itu menggigit bibirnya, terlihat seperti ingin berbicara tetapi ragu. Wajahnya tampak menyedihkan, matanya berkaca-kaca, tetapi dia enggan menjawab lebih lanjut.Satya melirik ke arah Pandi. Pandi langsung berdeham dan maju, lalu berkata, "Nona, orang yang berada di hadapanmu ini adalah Putra Bangsawan Aneksasi. Kalau kamu bersedia, boleh ikut ke kediaman kami dulu. Apa pun masalahmu, beliau pasti akan membantu."Wanita cantik itu langsung berlutut, merasa sangat bersyukur. Pandi buru-buru menghentikannya, "Sudah, sudah, naik ke kereta dulu."Orang-orang yang menonton mulai berbisik. Banyak yang berpikir Satya mungkin akan menerima selir baru.Wajar juga, Satya tidak muda lagi. Kalau bukan karena urusan pernikahan yang tertunda, sekarang seharusnya dia sudah menikah.Membantu seorang gadis malang yang tidak punya tempat tinggal itu bukan hal buruk. Gadis itu tampaknya benar-benar ber

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 185

    Luis tersenyum tanpa berkata apa-apa. Anggi memang sering memujinya seperti itu.Jika itu dulu, dia memang layak disebut sebagai putra mahkota yang baik untuk negara dan rakyat. Namun, setelah turun dari takhta, yang dilihatnya hanyalah orang-orang yang menginjaknya saat dia sudah jatuh!Sejak saat itu, siapa pun yang berani memusuhi Kediaman Pangeran Selatan, pasti akan dibunuh tanpa ampun!Baik itu Burhan ataupun Satya, mereka jelas tak bisa lepas dari keterlibatan dalam kejadian masa lalu!Selama bertahun-tahun ini, dia memang telah menjadi cacat. Bagi Keluarga Pangeran Aneksasi, dia hanyalah kucing penghalang jalan yang tidak menakutkan.Tidak peduli bagaimana dia memancing atau menantang, mereka tetap bisa menahan diri dengan sangat baik.Dengan perlindungan Kaisar, Keluarga Pangeran Aneksasi sangat berhati-hati sehingga tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun. Hal ini pun membuat Luis tidak bisa menyingkirkan mereka!Namun, sekarang wajahnya dan kakinya mulai pulih. Dia tida

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 184

    Anggi melihat wajah Luis yang masih tampak kebingungan. Dia kembali mendekat. Ciuman yang tadinya hanya singkat, perlahan semakin dalam. Dia memegang kepala pria itu, lalu berbisik lembut di telinganya."Pangeran, kamu harus percaya pada pesona dirimu sendiri. Aku nggak akan mengkhianatimu."Konon, surga kelembutan adalah makam bagi para pahlawan. Saat wanita yang dicintai merayunya seperti ini, tubuh Luis langsung bergetar, bahkan sampai kulit kepalanya terasa kebas.Melihat tatapan tulus dari Anggi, dia sudah tak ingin membedakan apakah ini nyata atau hanya pura-pura. Dalam kebingungan, Luis hanya bisa mengangguk pelan. "Aku percaya padamu, Gigi."Pipi Anggi memerah. "Pangeran memang baik."Luis terdiam. Tunggu dulu, barusan dia menyetujui apa? Hanya karena satu ciuman dari wanita ini, pikirannya langsung menjadi kacau. Dia menyetujui sesuatu yang begitu berisiko semudah itu."Gigi, aku ...." Luis ingin mengoreksi ucapannya. Namun, sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, gadis itu s

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 183

    "Saat itu aku hanya pura-pura setuju. Mohon Pangeran percaya, aku sama sekali nggak pernah berniat memutuskan garis keturunan Pangeran."Luis menatapnya. "Aku tahu." Dia memang tahu Satya bertemu Anggi pada malam tahun baru, tetapi soal obat pencegah kehamilan, dia belum mendengar apa pun.Anggi membuka mulut, ingin berbicara. Jika dipikir-pikir, orang-orang di sekitarnya semua adalah bawahan Luis. Ke mana pun dia pergi, siapa pun yang dia temui, mana mungkin tidak diketahui oleh Luis?"Gigi, kamu ingin mengambil kembali kucing tadi?" tanya Luis dengan nada datar.Anggi menjawab, "Nggak. Yang membuatku penasaran sekarang adalah bukankah dia mencintai Wulan? Wanita yang dicintainya telah menikah dengan pria lain, tapi dia nggak terlihat sedih sama sekali. Sebaliknya, dia merawat seekor kucing yang dulu sama sekali nggak dipedulikan. Kenapa begitu?""Karena kamu.""Karena aku?""Ya. Setiap kata yang dia ucapkan tadi, semuanya ditujukan kepadamu. Dia masih menunggumu, masih mencintaimu, d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 182

    Sejak kapan Satya menjadi begitu penyayang terhadap binatang? Selain itu, kalimat yang barusan dia ucapkan terdengar aneh. Apa seekor kucing bisa mengerti maksud ucapannya?Anggi menatap Satya yang sedang menggendong Pir. Dia ingat saat dia pertama kali menemukan kucing itu, kucing itu masih kecil.Satya bisa merawat kucing yang dia titipkan dengan begitu baik, hal ini benar-benar di luar dugaan Anggi."Tak disangka, ternyata kamu punya hati yang begitu lembut. Kamu begitu menyayangi hewan kecil," ujar Luis sambil tersenyum.Satya pun tersenyum, pandangannya sekilas menyapu Anggi sebelum kembali menatap Luis. "Sebenarnya dulu aku hampir melupakan betapa berharganya Pir. Untung saja aku akhirnya tersadar."Hah! Saat itu juga, Anggi sadar bahwa Satya memang memiliki maksud terselubung. Ternyata bukan hanya ilusinya.Namun, berapa persen dari kesadarannya itu yang benar-benar tulus? Pria ini egois dan haus akan kekuasaan, mana mungkin sungguh-sungguh peduli pada cinta atau kasih sayang? S

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status