"Kenapa kalian melihatku, tidak terima melihat bos kalian seperti itu?" tanya Joey tersenyum menyeringai. Semua masih terdiam dan masih menatap Joey. Dan untuk Johnny, ia merasakan aura yang mematikan dari sosok laki-laki muda yang bernama Joey ini. "Bos kalian sudah tidak berdaya..." Kata-kata Joey terpotong saat mendengar suara pistol. "DOR!' Joey terbelalak melihatnya. "Hei… Kamu tidak sopan, aku belum selesai dengan ucapanku!" Johnny yang baru saja menembak kepala Rudiansyah, ia segera berlutut le arah Joey setelah berkata barusan. Tak hanya dia, semua anggota gangster juga berlutut ke arah laki-laki muda ini. Joey terkejut melihat semuanya berlutut kepadanya. "Woi apa yang kalian lakukan? Brengsek!" — Dibtempat lain. Karena sudah selesai, Angelica, Sarah. dan Nita segera kembali ke hotel. Mereka berjalan dilorong hotel setelah keluar dari lift. Mereka bertiga sudah sampai di depan pintu kamar mereka. Sarah mengambil kunci
Johnny menghela nafasnya. "Sebenar nya, kami tidak suka dengan Rudiansyah. Karena lima tahun yang lalu, Rudiansyah yang tiba-tiba datang membunuh bos kami yang dulu." Johnny pun menceritakan kenapa dirinya dan anggota lainnya tidak suka dengan Rudiansyah. Dulu, lima tahun yang lalu, pemimpin yang dulu adalah pemimpin terbaik yang mereka miliki. Rudiansyah adalah salah satu anggota yang paling kuat. Bahkan anggota lainbnya tidak sebanding dengan nya. Entah kenapa, tiba-tiba Rudiansyah berkhianat kepada pimpinan mereka. Secara terang-terangan Rudiansyah menyerang nya, semua anggota tidak ada yang bisa menghentikan nya karena kalah melawan nya. Rudiansyah dan pimpinan nya saling berkelahi dan Rudiansyah berhasil mengalahkan pimpinan nya. Kemudian Setelah Rudiansyah mengalahkan pimpinannya. Ia segera mambawa anggota pergi untuk berhadapan dengan gangster lain di kota yang sama. Hanya Johnny saja, dan beberapa anggota lainnya menetap. Ia setia menemani pimpinan mereka yang
Ternyata mereka berdua Adit dan Aji. Dua laki-laki yang tadi malam dan meminta kenalan kepada Angelica dan kedua temannya. Sebenarnya mereka akan pergi ke minimarket untuk membeli sesuatu. Tapi saat akan berangkat, dan baru keluar dari parkiran dengan mobil mereka. Tanpa tidak sengaja melihat tiga gadis yang membuat mereka tertarik. Mereka jadi teringat, lalu mereka segera mengikuti mobil yang dinaiki Angelica, Sarah, dan Nita. Adit semakin semangat, begitu juga dengan Aji. "Seperti nya kita harus bersenang-senang sebelum kembali pulang." kata Adit. Aji tersenyum menyeringai, dan mengangguk kepalanya. "Kau benar, setidaknya kita punya kenangan di kota ini." Mobil yang dinaiki Aji dan Adit, terus mengikuti mobil yang dinaiki ketiga gadis itu dari belakang. Joey yang baru saja selesai mandi pagi membersihkan dirinya. Ia segera memakai pakaiannya. Tak lupa ia memakai kacamatanya. Ia berjalan keluar dari kamarnya. Ia mendekati pintu kamar yang dihuni ketiga ga
Angelica yang sudah selesai mandi nya, ia segera memakai pakaian nya, dan mengeringkan rambut panjang nya. Selesai sudah, ia merebahkan tubuh nya di atas kasur lantai. Kasur lantai nya cukup lebar, karena yang menginap tiga orang. Pemilik kos menyiapkan dua buah kasur lantai, dan dirapatkan. Meski sudah terbiasa hidup mewah dengan keluarga nya dulu, Angelica tetap bisa menikmati nya. Karena waktu kecil ia pernah tinggal jauh dari kota, di kampung, yaitu di rumah nenek nya. Lalu ia teringat, apakah nenek nya telah tau kematian ayah dan ibu nya Angelica, "Mungkin, jika sudah aman aku harus pergi ke rumah nenek. Untuk menjenguk nya dan membHendrikan kabar ini." Sudah hampir setengah jam Angelica menunggu setelah selesai mandi, Sarah dan Nita belum kembali. "Apa mereka berdua tersesat dijalan?" Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar kos nya. Angelica menduga kalau ia adalah kedua teman nya. Angelica segera bangkit dari tidur nya. Ia mendekati pint
"Jadi kamu tau aku disini, karena melacak nomerku?" tanya Angelica. "Iya, yang terpenting, sekarang kita cari keberadaan kedua temanmu yang bodoh itu." Angelica menatap tajam. "Kau bilang, teman-temanku bodoh?" Dengan santainya Joey menjawab. "Ya, kamu juga bodoh, sudah tau kita sedang tidak aman, kamu dan kedua temanmu pergi begitu saja." "Karena aku tidak ingin dekat dengan seorang pembunuh." jawab Angelica. "Bisakah kamu berhenti mengatakan aku seorang pembunuh. Aku membunuh karena punya alasan!" ucap Joey dengan tegas. Angelica terdiam, ia memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil. "Membunuh karena punya alasan? Sungguh lucu." — Sudah hampir setengah jam Joey membawa mobilnya berkeliling. Bahkan ia memutari daerah situ. Namun hasilnya nihil. Entah berapa kali mereka berdua melewati kos-kosan tadi. Insting Joey mengatakan kalau kedua gadis itu masih di wilayah itu. Tapi kenapa tidak ketemu. Kalau kesasar, seharusnya ia menemukan ny
"Seharusnya aku yang bertanya, kamu bagaimana bisa disini?" tanya Angelica. Nita terdiam, lalu ia mencoba mengingat. Seketika ia terdiam, lalu menatap Angelica. "Aku tak mengingat keseluruhan nya, yang jelas, saat pulang dari warung, tiba-tiba ada yang menutup mulutku dengan kain, dan setelah itu aku tak mengingatnya lagi." "Dan kamu, bagaimana bisa menemukanku?" tanya Nita. Angelica menceritakan semuanya, tanpa ada yang dikurangi dan dilebihkan. Nita terkejut mendengar nya. "Joey tau kita ada di puncak?" tanya Nita terkejut. "Terkejut nanti saja, sekarang kita harus mencari Sarah." ucap Angelica. Ia bengkit berdiri dari duduknya, dan membantu Nita bangun berdiri. Angelica membawa Nita keluar dari kamar. Sekarang mereka mencoba ke lantai dua. Karena Angelica sudah mesuk ke semua ruangan di lantai satu, dan ia hanya menemukan Nita. Angelica bejalan cepat menaiki anak tRangga ke lantai dua. Nita masih berjalan pelan, karena ia masih merasak
Maksud Joey adalah siapa lagi kalau bukan Aji. Nita yang dari tadi diam, tak berani berkata apa-apa saat melihat kedatangan Joey. Lalu tubuh nya terasa ditarik, karena Angelica menarik nya. Angelica menjauhi Joey, ia tak berani melihat pemandangan mengerikan yang akan di lakukan laki-laki itu. Setelah melihat Angelica dan Nita turun ke lantai bawah. Joey segera masuk ke dalam kamar itu, dan menutup nya. Kamar itu sangat berisik karena volume musik hardcore terlalu tinggi. Lalu ia menatap pemandangan yang tak pantas. Joey mendekat sambil mengambil pisau lipat yang ia simpan di dalam saku celana jeansnya. Suara berisik dari musik hardcore dan pemandangan yang tak pantas di dalam ruangan itu. Sungguh Joey tak ingin melihatnya tapi mau bagaimana lagi, namanya juga manusia normal. Melihat yang begituan, pikirannya entah kemana. Perlahan ia berjalan mendekat. Ia kini berdiri diam melihat di depan ranjang dengan adegan panas itu. Suara musik hardcore membuat seisi ruan
Namun pandangan Joey tetap ke arah Sarah. Adit terkekeh melihat laki-laki berkacamata ini. "Apa kamu punya hubungan dengan wanitaku? Sampai-sampai kamu terus menatap nya, hahaha." Lalu ia juga memutar kepalanya ke arah wanita yang hanya diam di ranjang nya. Joey melirik ke arah Adit yang ikut menoleh ke arah Sarah. Ia tersenyum. "JLEB! Sreettt!" Ingin sekali berteriak keras kesakitan, tapi Adit tidak bisa melakukan nya karena luka sobek pada pipi nya. Ternyata, tadi saat Adit menoleh, Joey mengeluarkan pisau lipatnya. Dan dengan cepat ia menusuk pipi Adit hingga tembus ke dalam rongga mulut. Ia langsung menarik nya hingga robek melebar hingga ke bibir nya. Adit menghempaskan tubuh Joey ke sembarang arah. Ia berlutut, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan nya. Joey berdiri, lalu ia berjalan melewati Adit begitu saja sambil mengelap pisau lipatnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku celana jeansnya. Ia juga mematikan musik hardcore yang dari