Masih terlihat dua laki-laki tergeletak di lantai dalam posisi terikat. Joey mendekati sofa dan duduk kembali. Lalu ia melihat ponselnya. "Baru satu jam, cukup lama juga yah." Lalu ia mengambil salah satu ponsel yang sudah ia ambil. Ponsel itu milik dari salah satu laki-laki yang sedang terikat dihadapan nya. Joey membuka isi ponsel itu. "Wahhh ternyata isi ponselmu banyak sekali permainan nya." "Sambil menunggu satu jam kedepan, aku bermain game dulu ahh." ucap nya. Lalu ia memilih salah satu aplikasi game online yang ada di dalam ponsel yang ia pegang, dan memainkan nya. Sedangkan Aji berontak, ia mencoba melepaskan diri, tapi percuma. Aji seperti itu karena tidak terima, kalau ponselnya di mainkan orang lain. Adit hanya bisa diam, ia membayangkan kalau diri nya terlepas, ia akan melakukan operasi plastik pada wajah nya. Dan setelah itu membalas dendam kepada laki-laki berkacamata itu. Sedangkan Joey, ia masa bodo kepada dua laki-laki ini yang sangat bau akibat air kencing nya.
Joey tidak tidur karena tengah fokus mengendarai mobil nya yang sedang pergi dari puncak. Ketiga perempuan yang ikut dengan nya sudah tertidur, mungkin karena sudah malam. Kali ini Joey akan pergi kembali ke kota, Waktu perjalanan mereka mungkin tidak sedikit. Hanya satu jam saja untuk kembali ke kota dari puncak yang letak nya di perbatasan. Joey tidak mengemudikan mobil nya ke tempat inap, hotel atau semacam nya. Melainkan ia mengemudikan mobil nya ke markas baru nya. Ya, markas yang sudah ia dapat setelah mengalahkan Bos Gangster yang di takuti di Kota. Sebelum nya Joey juga sudah menghubungi Johnny untuk segera menyiapkan dua kamar kosong. Satu kamar untuk nya dan kamar yang satu nya lagi untuk Angelica dan kedua teman nya beristirahat. Mobil yang dikemudikan Joey telah sampai di depan markas, meski sudah hampir tengah malam. Ternyata para anggota gangsters nya setia menjaga dan menyambut kedatangan nya. Joey memberhentikan mobil nya, kemudian ia keluar, dan membHendrikan kunci
Namun sudah, sosok Joey asli telah menghilang dan ia hanya bisa berdiri. Namun ia bisa melihat arti senyuman yang ia lihat tadi. Senyuman itu seakan memohon kepada nya. Tapi memohon apa? Lalu ia segera menepis pikiran nya, lebih baik ia segera membersihkan diri, dan setelah itu tidur. — Keesokan hari nya. Semua sudah bangun dari tidur mereka. Joey baru tau, kalau rumah besar nya juga memiliki banyak asisten rumah tangga. Joey menolak saat para asisten akan membantu nya mandi untuk membersihkan dirinya. Joey meminta kepada mereka untuk membantu Angelica dan kedua teman nya yang ada di kamar sebelah. Dan tentu saja, perintah tuan muda mereka segera dijalankan dengan baik. "Ingin membantuku mandi? Enak saja, aku bukan anak kecil dan aku bukan seperti tuan mereka yang dulu." batin Joey kesal. — Disisi kamar sebelah. Angelica dan Nita tadi nya akan menolak saat ada beberapa asisten datang masuk untuk membantu nya. Tapi mau tak mau Angelica dan Nita menerima nya setelah salah satu a
Nita yang kemudian menjawab. "Sebenarbnya aku ingin membalas dendam, tapi aku tidak bisa apa-apa." "Bukankah itu tidak baik?" tanya Angelica pelan. "Baik?" sahut Joey. "Tidak semua orang baik akan berperilaku baik, pasti suatu saat akan berubah. Orang jahat belum tentu akan berperilaku jahat." lanjut nya. "Tapi bukankah Tuhan melarang kita untuk berbuat jahat atau membunuh?" tanya Nita. Joey terkekeh, lalu ia menjawab. "Tuhan memang melarang kita untuk itu. Tapi di dunia ini, tidak ada orang yang tidak munafik. Polisi saja juga pasti akan menembak pelaku jika terpaksa, bahkan ada yang sampai mati ditembak. Bukankah mereka sama saja membunuh. Bahkan ada yang melakukan hukuman mati. Bukankah itu juga sama saja membunuh?" Angelica dan Nita terdiam. Ada benar nya juga apa yang dikatakan oleh Joey. Tapi mereka tidak berani melakukan hal yang nekat sama seperti Joey. "Apa ada yang bisa melatih kita bela diri?" tanya Nita tiba-tiba, Angelica menoleh melihat nya. Joey menatap dingin.
Ini adalah ketiga kalinya ia mendengar hal-hal yang berbau vulgar. Tak tahan dengan suara itu, Joey segera keluar dari toilet. Tentu saja kedua orang yang tengah bercinta di sofa terkejut bukan main. Pria itu bangun menyudahi bercinta nya. Joey langsung melempar buku besar yang ia ambil sebelum nya ke arah pria itu. Dan Joey juga segera mengambil gelas kaca yang ada di meja kerja di ruangan itu dan melempar nya. Buku besar dan gelas yang ia lempar kena sasaran, pria itu pun kesakitan. Mungkin buku besar yang menghantam kepala nya lumayan sakit. Tapi gelas kaca yang menghantam kepala nya, cukup membuat nya pusing dan mengeluarkan darah di jidat nya. Joey melangkah cepat dan langsung menendang alat jantan milik pria itu. Pria itu berlutut sambil memegang kelamin nya yang merasa sakit amat luar biasa. Joey juga segera memukul kepala wanita yang masih diam terbaring di sofa. Wanita itu pingsan setelah kepala nya dipukul, Joey berjalan mendekati pria telanjang dan berlutut memegang burun
Dika dan Ragil melihat-lihat seisi ruangan itu, lalu pandangan mereka terjutu ke sofa. Mereka berdua mendekati sosok wanita tersebut. Seketika mereka terpaku melihat wanita yang tak sadarkan diri itu tak mengenakan pakaian sama sekali. Seketika pikiran mereka entah kemana, penuh rasa nafsu namun takut. "Kalian jangan diam saja, cepat pakaikan pakaian nya!" ucap Joey. Ia mengerti apa yang sedang dipikirkan kedua anak buah nya. Dika dan Ragil segera cepat-cepat memakaikan pakaian wanita itu. Mereka berdua merasa tersiksa karena ada yang tegang di balik resleting celana mereka. Setelah selesai memakaikan pakaian wanita itu, Dika dan Ragil segera membawa nya keluar dari ruangan. Mereka dengan sangat berhati-hati membawa nya keluar ruangan. Mereka akui, wanita yang mereka bawa cukup muda dan cantik, mungkin berumur 25 tahunan. Semua yang dilewati oleh Dika dan Ragil diruangan gedung begitu saja. Tanpa ada yang melihat. Gimana mau melihat, semua karyawan di dalam gedung tak sadarkan diri
"Sudah biasa?" batin Dika dan Tomy. Dika dan Tomy masih penuh tanda tanya tentang tuan mereka yang baru ini. Pasal nya tuan mereka tetap tenang saja. Berita tentang tewas nya Marc, pasti akan menjadi berita utama. Marc terkenal karena usaha nya, namun hanya beberapa rekan kerja nya yang tau kalau Marc adalah ketua Mafia. Karena kematian Marc diberitakan, kemungkinan kedudukan ketua Mafia pasti di perebutkan oleh rekan saingan nya. Namun itu tidak mudah, karena masih ada ketua pendahulu, Bram. Ditambah kematian Marc sangat mengHendrikan, mayat nya ditemukan tanpa kepala. Berita tentang semua karyawan dan petugas keamanan pingsan tak sadarkan diri di perusahaan nya juga telah menyebar. Semua yang membaca berita itu, merasa tidak percaya. Kalau ada seorang yang sudah berani membunuh salah satu pengusaha sukses. Cara menyelinap masuk dengan cara yang tak terduga. Dika mulai melajukan mobil nya untuk mulai mendekati target lokasi. Kini mereka telah berjarak hanya semitar 200 meter dari
Ada sebuah ruangan, tepatnya ruang kerja milik Bram ketua mafia tersebut. Joey masuk ke dalam ruangan itu tanpa pikir panjang. Terlihat seorang pria yang sudah tidak muda lagi tepat nya sudah tua. Joey telah masuk lalu mengunci pintu, ia berdiri sambil menatap dingin ke arah pria itu. Pria itu, dari rambut nya sudah tidak hitam lagi. Bahkan bagian tengah kepala nya tak ada rambut lagi. Tapi tubuh nya gemuk dan cukup berotot, pria tua itu siapa lagi kalau bukan Bram. Seorang ketua mafia terdahulu, yang merupakan boss Joey pada zaman dulu. Namun kini jabatan nya telah dibHendrikan kepada karena Putra nya telah meninggal. Di tengah duduk tenang di kursi kebesaran nya, mungkin ia sudah tau, akan ada penyerangan di kediaman nya. Bram menatap tajam ke arah laki-laki berkacamata ini. Lelaki ini sudah lancang sekali berani dan tak punya sopan santun masuk ke rumah nya. Meski sudah tak muda lagi, Bram masih memiliki keberanian. Bahkan kematian cucu dan putranya, ia masih kuat menerima kenyat