Dika dan Ragil melihat-lihat seisi ruangan itu, lalu pandangan mereka terjutu ke sofa. Mereka berdua mendekati sosok wanita tersebut. Seketika mereka terpaku melihat wanita yang tak sadarkan diri itu tak mengenakan pakaian sama sekali. Seketika pikiran mereka entah kemana, penuh rasa nafsu namun takut. "Kalian jangan diam saja, cepat pakaikan pakaian nya!" ucap Joey. Ia mengerti apa yang sedang dipikirkan kedua anak buah nya. Dika dan Ragil segera cepat-cepat memakaikan pakaian wanita itu. Mereka berdua merasa tersiksa karena ada yang tegang di balik resleting celana mereka. Setelah selesai memakaikan pakaian wanita itu, Dika dan Ragil segera membawa nya keluar dari ruangan. Mereka dengan sangat berhati-hati membawa nya keluar ruangan. Mereka akui, wanita yang mereka bawa cukup muda dan cantik, mungkin berumur 25 tahunan. Semua yang dilewati oleh Dika dan Ragil diruangan gedung begitu saja. Tanpa ada yang melihat. Gimana mau melihat, semua karyawan di dalam gedung tak sadarkan diri
"Sudah biasa?" batin Dika dan Tomy. Dika dan Tomy masih penuh tanda tanya tentang tuan mereka yang baru ini. Pasal nya tuan mereka tetap tenang saja. Berita tentang tewas nya Marc, pasti akan menjadi berita utama. Marc terkenal karena usaha nya, namun hanya beberapa rekan kerja nya yang tau kalau Marc adalah ketua Mafia. Karena kematian Marc diberitakan, kemungkinan kedudukan ketua Mafia pasti di perebutkan oleh rekan saingan nya. Namun itu tidak mudah, karena masih ada ketua pendahulu, Bram. Ditambah kematian Marc sangat mengHendrikan, mayat nya ditemukan tanpa kepala. Berita tentang semua karyawan dan petugas keamanan pingsan tak sadarkan diri di perusahaan nya juga telah menyebar. Semua yang membaca berita itu, merasa tidak percaya. Kalau ada seorang yang sudah berani membunuh salah satu pengusaha sukses. Cara menyelinap masuk dengan cara yang tak terduga. Dika mulai melajukan mobil nya untuk mulai mendekati target lokasi. Kini mereka telah berjarak hanya semitar 200 meter dari
Ada sebuah ruangan, tepatnya ruang kerja milik Bram ketua mafia tersebut. Joey masuk ke dalam ruangan itu tanpa pikir panjang. Terlihat seorang pria yang sudah tidak muda lagi tepat nya sudah tua. Joey telah masuk lalu mengunci pintu, ia berdiri sambil menatap dingin ke arah pria itu. Pria itu, dari rambut nya sudah tidak hitam lagi. Bahkan bagian tengah kepala nya tak ada rambut lagi. Tapi tubuh nya gemuk dan cukup berotot, pria tua itu siapa lagi kalau bukan Bram. Seorang ketua mafia terdahulu, yang merupakan boss Joey pada zaman dulu. Namun kini jabatan nya telah dibHendrikan kepada karena Putra nya telah meninggal. Di tengah duduk tenang di kursi kebesaran nya, mungkin ia sudah tau, akan ada penyerangan di kediaman nya. Bram menatap tajam ke arah laki-laki berkacamata ini. Lelaki ini sudah lancang sekali berani dan tak punya sopan santun masuk ke rumah nya. Meski sudah tak muda lagi, Bram masih memiliki keberanian. Bahkan kematian cucu dan putranya, ia masih kuat menerima kenyat
"Apa maumu bocah brengsek?" "Setelah nyawa cucumu dan putramu, sekarang aku menginginkan nyawamu." jawab Joey dingin. Bram terbelalak dan ia terkejut. "Jadi kau yang membunuh cucu dan putraku!" Joey terkekeh. "Tepat sekali, aku yang membunuh mereka berdua." "BUGH!" Bram memukul wajah Joey. Joey terdorong, Bram maju dan langsung menendang tubuh nya. Joey terjatuh dan terbaring di lantai. Semua yang melihat tekejut bukan main, Bram yang sudah tua diumur nya. Ternyata masih punya tenaga yang cukup menjatuhkan seorang yang lebih jauh dari umur nya. Apa karena ia adalah bos mafia terdahulu yang paling ditakuti di masa nya? Dari penampilan tubuh nya memang cukup terlihat sehat. Bram maju mendekat untuk kembali menyerang dan akan menginjak tubuh Joey. Joey berguling untuk menghindari serangan Bram. Bersamaan ia berguling, Joey meraih jaketnya yang ia lepas tadi, dan melemparnya ke arah Bram. Lemparan nya tepat sasaran, jaket yang Joey lempar, mengenai dan menutupi wajah Bram. Joey seg
"Ahh, lihatlah, kamu sudah tua, dan aku? Masih muda." lanjut nya mengejek. Bram masih tak percaya, namun dari gaya bicara laki-laki berkacamata dihadapan nya, sama persis dengan Jason. Gaya bicara yang sangat ia kenal, meski sudah tua dia masih benar-benar mengingat nya. Dari gaya bicara laki-laki berkacamata dihadapan nya ini, Bram bisa menyimpulkan bahwa. Jiwa Psychopath dari laki-laki ini sedang bangun dan ingin bermain. Sangat sama persis dengan Jason. Semua yang melihat Bram dan Joey bingung. Mereka semua tak paham apa yang dibicarakan oleh kedua laki-laki itu, "DUGH"! Tubuh Joey terdorong, dan jatuh setelah menerima tendangan yang mendadak dari Bram. Joey tidak meringis kesakitan, ia malah tertawa keras. "Hahaha... tendangan yang bagus, orang tua. Hahaha..." Bram tidak peduli dengan luka di lengan nya, yang terpenting adalah, menyerang sosok Jason yang telah terlahir kembali ini. Ia tidak akan memberi celah kepada nya untuk kembali hidup. Ditambah mengingat putra dan cucu n
Anak buah nya yang ada di dalam gudang segera menjalankan perintah tuan mereka. Joey berjalan keluar dari gudang. Angelica, Nita, Shinta, dan Johnny juga segera keluar. "Temanmu lumayan juga." ucap Shinta. Sambil memegang kedua pipi nya dan menatap Joey yang sudah masuk ke dalam rumah besar. Angelica menatap Shinta sambil tersenyum. "Kamu tertarik dengan nya?" Dengan cepat Shinta mengeleng-gelengkan kepala nya. "Tidak, aku tidak mau menjadi korban selanjut nya." Angelica dan Nita sudah tidak kaget tentang kesadisan Joey. Mereka berdua terkekeh melihat Shinta ketakutan. Padahal, diam-diam Shinta mengagumi Joey, namun ia sadar, kalau dirinya tidak pantas untuk Joey. Johnny menghentikan langkah kaki nya, lalu menatap ketiga perempuan ini. "Kalian bertiga lebih baik latihan." Angelica, Nita, dan Shinta mengiyakan ucapan Johnny untuk latihan bela diri. Kemudian mereka pergi ke taman belakang rumah besar karena sudah jadwal nya mereka berlatih. Johnny segera memanggil Ragil, Dika, dan
Joey terdiam, lalu ia membenarkan kacamata nya, dan mengusap dagunya. "Benar juga." Hari ini Joey tidak pergi ke kantor. Karena hari ini adalah hari ia akan berangkat ke kampus untuk kuliah. Ya, Joey melanjutkan kuliah nya yang tertunda. Di susia nya yang akan menginjak 22 tahun, ia melanjutkan kuliah nya yang sudah tertinggal 3 semester. Angelica, Nita, dan Sarah juga ikut melanjutkan kuliah nya. Mereka bertiga akan kuliah satu kampus dengan Joey. Johnny yang mengurus nya, dengan begitu, mereka berempat tinggal masuk ke kampus. Waktu sudah mendekati siang. Angelica, Sarah, dan Nita masuk ke dalam mobil. Johnny yang mengemudikan mobil nya, Joey memilih menaiki motor matic sendirian. Johnny sudah mengajak nya untuk berangkat bersama. Namun Joey menolak, ia memilih menaiki motor maticnya. Johnny pun akhir nya tak bisa memaksa tuan nya karena takut. Dika, Tomy, Ragil, David, Shinta, dan Selly sudah berangkat ke kantor. Mereka berenam bukan lagi sebagai anggota penting di kelompok nya
Rustam hanya bisa berteriak terus, dan meminta tolong, tulang punggungnya terasa patah. Tak ada yang berani menghentikan aksi Joey yang sudah menggila. Johnny pun segera datang dan merangkul tuan nya, lalu menarik nya dan segera ia bawa untuk menjauhi Rustam yang sudah menangis meminta tolong. Joey segera menghempaskan agar Johnny melepas nya. Setelah terlepas, Joey segera kembali duduk di kursi dan melanjutkan game nya. Setelah kejadian itu Rustam baru menyadari kalau yang ia hina adalah ketua Gangster yang baru. Dari Penampilan culun nya benar-benar sebagai topeng untuk menutupi sisi lain nya. Setelah mendapat perawatan yang baik, dan sembuh, Rustam tak bisa mengajar bela diri seterus nya, karena kedua kakinya sudah tidak diperbolehkan memaksa nya untuk berdiri terlalu lama. Sekarang Rustam hanya menggunakan kursi roda. Kejiwaan nya sudah sangat takut bila melihat Joey yang hanya berjalan melewati nya. Setelah itu, yang melatih para perempuan berlatih bela diri adalah Ragil. Lalu